Jelena keluar dari dalam mobil hitam yang dia kendarai sendiri dengan Yolanda yang tertidur anteng di tempat duduk yang sudah dimodifikasi untuk bayi. Kacamata hitam bertengger manis membingkai wajahnya dengan cantik.
Perlahan membuka pintu mobil dan mengeluarkan Yolanda dari dalam mobil. Menggendong bayi yang tidak terusik sama sekali dengan keramaian sekitar malah dengan nyaman menyenderkan kepala di dada Jelena.
Suara hiruk-pikuk para siswa-siswi terhenti saat bunyi hentakan high heels milik Jelena beradu dengan lantai marmer. Tatapan mereka penuh tanya dan kagum dengan aura yang dipancarkan Jelena. Terlebih lagi melihat bayi yang berpakaian layaknya ayam menyembunyikan wajahnya di dada si induk dengan anteng.
Jelena berhenti saat mengingat dirinya tidak tahu dimana letak ruang BK. Namun matanya dengan cepat menemukan Theodor yang sedang bercanda dengan beberapa temannya.
"Theo?" Panggilan Jelena membuat obrolan mereka terhenti dan menatap penuh tanya kearah Theodor.
"Ada apa bibi?" Tanya Theodor dengan kalem mengabaikan tatapan menuntut dari yang lain.
"Bibi minta tolong, bisa tidak menunjukkan letak ruang BK?"
"Bisa. Mari Theo antar kan," Theodor berjalan mendahului Jelena yang sebelumnya sempat berpamitan pada temannya yang lain.
"Tante pinjam temannya ya," Jelena tersenyum tipis membuat teman-teman Theodor membalas senyum tak kalah lebar.
Melihat punggung Jelena dan Theodor mulai tidak terlihat salah satu dari mereka teringat sesuatu.
"Entah kenapa aura dari orang itu terlihat seperti seseorang yang kukenal,"
"Sedikit persis dengan orang paling menyebalkan seantero akademi,"
"Siapa?"
"Senior Zeno~
🍂
"Terima kasih banyak Theo, bibi berhutang padamu,"
"Itu sudah kewajiban seorang keponakan, hehe,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi casa (ON HOLD)
Science FictionJelena di kehidupan sebelumnya dikenal sebagai perempuan murahan yang berkelas. Niatnya membantu wanita tua dengan pakaian kumuh menyebabkan dirinya terjebak didalam dunia pararel dan menjadi ibu dari tiga anak dari seorang Mafia? "Apapun yang ter...