Di kediaman mewah milik keluarga jeno saat ini nampak sepi. Sama sekali tidak ada orang kecuali satpam yang berjaga di depan gerbang tadi. Wajar saja, orang tua jeno sedang keluar negeri karena ada urusan bisnis jadi sisalah ia sendiri tinggal disana.
"Kaga punya pembantu sampe nyuruh gua kerja sama lu ?"
Jaemin membuka suara saat merasa aneh jika rumah besar seperti itu tidak ada satupun pembantu yang bekerja."Sengaja gua suruh libur semua. Khusus buat lu"
"Pengen muntah gua dengernya."
Jaemin berlagak seperti akan muntah saat mendengar kalimat jeno yang menurutnya berlebihan itu."Kaga usah banyak protes. Kerja sono lu!"
Jaemin mendelik sekilas dan hendak berlalu. Tapi suara jeno terdengar lagi, malah makin mengesalkan baginya
"Buatin minum, gua haus. Jangan pake air keran, air kloset apalagi air aki. Gua tau otak kriminal lu kaya apa"
Kibasan tangannya mengisyaratkan jaemin untuk pergi dan menjalakan perintah.
.
.
.
.
.
.
.
."Heh sini bentar."
Panggil jeno ke jaemin yang sedang
membersihkan beberapa barang disana. Kalau dilihat lihat, rumah jeno bukan yang bertema seperti kerajaan tapi cukup menampilkan kesan mewah. Tak jauh beda dengan selera jaemin."Apa lagi, minumnya udah gua buat. Barang barang lu juga dah gua gosok." Jaemin menghentikan kegiatannya dan menghadap jeno sambil berkacak pinggang.
"Duduk. Ada yang mau gua tanya"
Jeno mengarahkan dagunya ke sofa tapi jaemin tak mengerti maksudnya."Lu suruh gua duduk dimana? Diatas kepala lu ?!"
Tak habis pikir dengan pertanyaan jaemin, bisa-bisanya ingin duduk dikepalanya otomatis membuat darah jeno naik ke ubun-ubun.
"Di sofa lah bego. Emang dasar otak lu cetek"
Bibir jaemin maju 4 senti sambil menujuk sofa di dekatnya.
"Sofanya mahal ntar kotor lagi kalo gua dudukin."
"Terus lu pikir kepala gua ga berharga?"
Sudah jengah dengan berdebatan yang tak kunjung selesai sejak tadi, membuat jeno kesal lalu menarik tangan jaemin hingga membuatnya terduduk di sofa.
"Jadi, alasan lu pecahin kaca mobil gua kenapa?"
"Gua ga sengaja, berapa kali gua bilang. Semua gara-gara gua kesel karena kalah taruhan terus nendang batu. Mana tau kalo batunya malah ke mobil lu."
"Terus bukannya minta maaf lu malah kabur"
Tatap jeno yang masih berupaya mengorek kejujuran dari seorang jaemin."Gua panik anjir, refleks aja gua lari."
"Masih berani lu alasan depan muka gua" jeno mendekatkan dirinya ke jaemin sambil menatap tajam namun, tak membuat orang dihadapannya takut.
"Lah elu kan tanya, ya gua jawab apa adanya ! "
Yang dia katakan memang benar. Tak ada gunanya juga ia membela diri dengan drama. Semua terjadi atas dasar tidak sengaja.
Hening beberapa menit , satu sama lain masih asik dengan pikirannya masing-masing. Jeno yang memikirkan tentang cara mengintrogasi jaemin, sedangkan jaemin sendiri memikirkan cara untuk pulang karena perutnya sudah lapar saat ini.
"Lu sekolah dimana?" Tanya jeno tiba-tiba membuat jaemin sedikit terlonjak.
"Kepo amat hidup lu!" Balas jaemin yang merasa privasinya diusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner in Jomblo || NOMIN ✔
Teen Fiction"lu jomblo, gua jomblo. kenapa ga jadian aja?" -Jeno, jomblo 8 bulan. "ngajakin gua? dih anjing bisa diajarin ngomong ya?!" -jaemin, jomblo sejak lahir. Kisah 2 pemuda yang sedang mencari jodoh. ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Rate T-M. Non baku. Mengandung bahasa ka...