8

2.7K 297 19
                                    

Entah kenapa aura di ruangan itu mendadak pengap, membuat jaemin kesulitan mengambil nafas. Padahal sepertinya tadi masih normal saja. Jeno yang polos dan tak mengerti pun hanya ikut berdiri dalam diam, menunggu jawaban.

"M-muka gua emang gini. Merah karena efek kecapean doang." Saut jaemin sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lu kerja baru sedikit kayaknya, dah bilang cape aja." Ekspresi wajah jeno seakan mengatakan kalau ia tahu itu cuma alasan jaemin saja.

"Banyak tanya nih orang. Awas gua mau lewat."

Karena merasa makin terpojok, jaemin pun berniat untuk keluar dari kamar mandi. Tapi bukan jeno namanya kalau ia melepaskan 'budaknya' begitu saja.

"Mending lu minggir sebelum gua tonjok!" Sudah cukup jaemin dibuat kesal hari ini. Ditambah sekarang ia tak diberi jalan oleh jeno yang berdiri menghalangi pintu.

"Sure, just do it if you dare."

Jeno berjalan semakin dekat kearah jaemin. Si pemuda yang mirip kelinci itu pun otomatis mundur sampai gerakannya harus terhenti disaat pinggangnya menyentuh wastafel, yang berarti tak ada jalan untuk pergi.

'Shit! Terlalu deket.' Batin jaemin yang panik.

Jaemin menutup matanya sebentar mencoba mengalihkan aroma parfum jeno yang semakin menguar. Jarinya meremat pinggiran wastafel.

"Gua yang ga segan-segan kasi pelajaran lebih dari ini. Jadi jangan banyak tingkah oke?"

Jaemin membuka mata lagi dan yang dilihat pertama adalah wajah tampan jeno nampak menjengkelkan bagi jaemin, apa lagi senyum miringnya itu semakin membuatnya layak untuk dipukuli.

Di satu sisi jeno belum pernah bertemu seseorang yang berani membalas tatapannya seperti yang jaemin lakukan saat ini. Biasanya orang orang keburu takut, walaupun sebenarnya ia bukan tipe suka mengancam tapi jika sedang mode serius justru membuatnya terlihat menakutkan.

"Kenapa diem? Nyaut kalo diajak ngomong." Tangan jeno meraih dagu milik jaemin.

Setelah mendapatkan kembali kewarasannya, tanpa pikir panjang jaemin menendang selangkangan jeno lalu kabur keluar dari kamar mandi.

"ARGHH !! WOI ASET GUA." jeno terkapar di lantai sambil memegangi kejantanannya yang berharga.


*********


Setelah drama pergulatan tytd di kamar mandi, jaemin memilih mengistirahatkan diri di sofa empuk milik jeno. Sambil menunggu di izinkan pulang, tak terasa ia mulai terlelap.

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, jeno datang dari kamarnya sehabis mengerjakan tugas sekolah. Jeno bukan tipe yang suka belajar kebut sampai larut malam, seperti netijen diluar sana #ups.

Lalu nampaklah se'oongok manusia yang sedang tidur pulas dengan posisi sikap sempurna.

'Nih orang tidur kenapa lurus begitu badannya?' Batinnya sambil mendekat ke arah sofa.

"Heh lu ga mati kan?"

jeno memposisikan diri berjongkok dan meletakan jarinya di leher jenjang milik jaemin. Terasa denyutan nadi disana yang membuatnya menghela nafas lega.

Namun, sekarang giliran jeno yang terpesona. Bagaimana tidak, dalam jarak sedekat ini bisa dia lihat bagaimana lentiknya bulu mata jaemin, bibirnya yang ranum berwarna peach dan hidung kecil itu yang membuat wajahnya nampak manis di mata jeno.

"Mata gua yang bermasalah atau lu emang keliatan manis."

Sekarang sudah lebih dari 30 detik ia sibuk dengan pemandangan indah di depannya itu. Entah setan darimana sedikit demi sedikit wajahnya mendekat mengikis jarak antara mereka, matanya hanya terfokus pada bibir jaemin yang sedikit terbuka. Hanya tinggal 1 senti lagi bibir itu bertemu, Sampai akhirnya......

Jaemin membuka mata dan refleks menampol wajah jeno saking terkejutnya.

R.I.P jeno yang jadi korban fisik hari ini.

"NGAPAIN LU DEKET-DEKET ?!" jaemin beringsut bangun dari posisi tidurnya. Kedua tangannya menutup dada seperti perempuan yang takut di grepe grepe oleh lelaki mesum.

"Gua cuma mau mastiin lu masih idup apa ga." Jawab jeno yang masih mengusap pipinya karena tadi itu lumayan sakit.

"Lu kalo jomblo jangan ngenes amat. Gua gamau jadi korban kemesuman lu ya !"

Jeno tak menjawab, ia bangkit lalu menyerahkan tas milik jaemin.

"Lu boleh pulang, besok kalo kesini bawa baju ganti. Biar ga kaya gembel."

Tas itu langsung disambar jaemin. Tanpa berpamitan ia pun pergi meninggalkan rumah jeno.

.
.
.
.
.
.
.

Di kasur, jeno sedang menatap langit langit kamarnya. Malam ini ia tidak bisa tidur karna wajah jaemin yang berputar putar di dalam kepalanya.

"Arghh kasi gua tenang kenapa sih ?!" Jeno mengacak rambutnya kasar.

Bisa bisanya ia memikirkan orang yang baru dikenal dan itu seorang jaemin, orang asing yang sekaligus jadi pelaku atas rusaknya mobil jeno. Tapi kalau diingat lagi, wajahnya memang terlalu manis untuk ukuran seorang laki-laki.

"Apa ini tandanya gua...."








-tebecek-




Mau tanya dong, kesan kalian selama baca cerita ini gimana? Jawab ya maksa nih #canda

Partner in Jomblo || NOMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang