15

3.1K 310 8
                                    

Benda pipih yang canggih itu tergeletak begitu saja diatas meja, sesekali jaemin memeriksa kalau saja ada pesan masuk. Tapi tumben sekali hasilnya nihil, terutama tak ada notifikasi pesan dari jeno yang cerewet. Biasanya ia selalu mengganggu jaemin saat belajar dengan mengirim pesan yang isinya untuk tetap ingat tugasnya sepulang sekolah. Tidak, jaemin bukan rindu cuma merasa aneh saja.

Baru saja lengah sebentar, layar ponsel itu menyala menampilkan sebuah pesan. Jaemin membuka kunci layar lalu membaca pesan yang ternyata dari kakak jeno. Jaemin menimbang sebentar sebelum akhirnya membalas pesan itu lalu meletakan kembali ponselnya ke dalam saku celana.
.
.
.
.
.
.

Siang hari ini jaemin ada janji lagi bertemu dengan kakak jeno, katanya sih mau membahas sesuatu. Sepulang sekolah jaemin langsung menuju ke lokasi, ia masuk ke salah satu kafe yang ternyata sudah ada yeun yang menunggu.

"Maaf ya kak nunggu lama." Jaemin lalu duduk di salah satu kursi.

"Ahh ga lama, gua juga baru sampe kok." Balas yeun yang terkekeh pelan melihat jaemin berjalan terburu-buru menghampirinya.

"Pesen minum gih.. kasian sampe keringetan gitu." Tawar yeun ke jaemin yang sedang menyeka keringatnya dengan saputangan.

Minuman dan cemilan sudah tersedia, keduanya pun asik mengobrol tentang hal yang ingin di bahas oleh yeun.

********


Di dalam toko buku renjun dan jeno sedang sibuk membaca dan memilih buku yang akan mereka beli. Sudah biasa bagi jeno datang ke tempat seperti ini, alasan itulah kenapa dia jadi anak yang pintar. Sebenarnya bukan hanya buku pelajaran, tapi jeno juga suka beberapa novel maupun komik. Niatnya hari ini ia akan membeli novel sedangkan renjun mencari kamus bahasa jepang.

Awalnya hanya ide renjun untuk datang kesana saat ia diantar pulang oleh jeno, tapi justru jeno jadi ikut-ikutan berburu buku.

"Udah dapet novelnya?" Renjun tersentak saat buku yang lumayan tebal dengan sampul cerah ditunjukan ke depan wajahnya.

"Lucu kan ye gambarnya." Jeno memperhatikan sampul depan buku yang bergambar seekor kuda unicorn itu dengan senyuman lebar. Renjun kadang tak habis pikir, dia punya teman yang badannya bak preman tapi hatinya seperti hello kitty.

Setelah selesai membayar buku mereka pun menuju ke parkiran, namun suara perut renjun menginterupsi keheningan yang ada. Suaranya terdengar lumayan keras sehingga membuat jeno menatap renjun.

"Laper hehe.. beli kue di cafe tempat biasa dulu yuk." Ajak renjun dengan cengirannya.

Tak ada salahnya sih, lagipula jika ia pulang justru akan melihat kakaknya yang mungkin sedang bersama jaemin sekarang. Daripada panas lebih baik cari adem di cafe.

"Oke boleh." Jeno pun mengiyakan ajakan sahabatnya, mereka berdua menuju cafe tempat biasa gengnya untuk berkumpul kumpul.

.
.
.
.
.
.

Suasana cafe tak terlalu ramai, mereka saat ini sedang memesan di meja kasir. Jeno sambil melihat-lihat tempat duduk yang pas sesuai permintaan renjun. Namun sialnya justru hal yang ia hindari malah ada di depan matanya saat ini. Kakaknya -yeun- dan jaemin yang duduk berdua terlihat sesekali tertawa saat mengobrol dengan asiknya. Ntah apa yang mereka bahas namun jeno makin jengkel dibuatnya.

Tanpa sadar renjun ternyata sudah selesai memesan, ia lalu menarik tangan jeno yang hanya bengong sedari tadi menuju ke kursi terdekat yang disebelahnya terdapat jendela.

Di tempat lain, jaemin sedang melihat beberapa foto di laptop milik yeun. Ia tertawa dengan selera humor perempuan yang lebih tua darinya itu ternyata sangat suka dengan meme. Dari fotonya, temannya hingga foto jeno pun ia edit menjadi lucu.

Jaemin ijin minum sebentar karena sudah lelah tertawa. Tak jauh dari pandangannya, ada seseorang yang tak asing bagi jaemin.

'Itu jeno bukan? Sama siapa?'

Ia memperhatikan lagi dua orang itu, salah satunya terlihat seperti teman jeno dari samping. Ah sekarang dia ingat, kalau pemuda itu adalah orang yang memegangi lengannya disaat jeno menangkapnya sewaktu di taman.

Jaemin masih melihat bagaimana laki-laki mungil itu menata pesanan milik jeno di depannya. Mereka terlihat sangat dekat mungkin selama ini jaemin yang tidak tahu kalau mereka ada hubungan spesial, Pikir jaemin.

Seperti rollercoaster yang sedang melaju cepat, mood jaemin yang tadinya tinggi sekarang mendadak jatuh hanya karena melihat dua orang yang bahkan seharusnya tak terlalu ia pikirkan namun sayangnya terlalu sulit untuk mengelak.

"Jaemin ini gimana caranya?" Suara yeun menyadarkannya, ia mencoba kembali fokus pada perempuan di sampingnya walaupun matanya sesekali melirik kearah yang sama dimana tempat jeno dan renjun berada.


*******


Selama di rumah jeno makin jarang berbicara, ia lebih banyak berdiam diri di kamar untuk membaca buku sekedar menghilangkan bayangan kejadian kemarin dan siang tadi yang mengganggu perasaannya.

Sama halnya dengan jaemin, ia tak bernafsu keluar kamar untuk sekedar makan malam. Boneka kelincinya jadi korban amukan sang empu, jaemin sangat kesal dan butuh pelampiasan tapi semua rasanya masih kurang puas. Dalam hati ia menyalahkan dirinya yang terlalu larut akan sikap baik jeno tanpa sadar kalau dia sudah milik orang lain.

'GUA GA CEMBURU!!' Batin mereka memberontak tak setuju.

Keduanya lalu bangun dari tempat tidur, berjalan ke cermin di kamarnya masing masing dan menatap seberapa buruknya wajah mereka hari ini. Setelahnya mereka pun sama-sama menjatuhkan diri telungkup diatas kasur, sudah terlalu lelah dengan perasaan yang berkecambuk di hati.








-tebecek-

Partner in Jomblo || NOMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang