Langkah cowok jangkung terdengar memasuki sebuah rumah mewah yang dialihfungsikan menjadi markas. Dibelakangnya, empat orang mengikuti dengan fokus pada satu titik didepan mereka.
Seorang gadis bertubuh mungil dengan langkah santainya menghampiri beberapa orang ditengah ruangan.
"Halo para budak ku!" Teriak Nauka pada segerombol cowok yang tengah berkumpul disana.
Atensi mereka beralih pada gadis itu, senyum dibibir mereka mulai mengembang saat mengetahui siapa yang berteriak tadi, kesayangan geng Venus.
Seorang cowok yang ada di sana langsung berdiri, menghampiri Nauka kemudian memeluknya dengan sangat erat tanpa memperdulikan tatapan tajam lima orang dibelakang Nauka.
"Lama gak ketemu, Queen." Ucap cowok itu sembari tersenyum lembut dan dibalas dengan senyuman riang dari gadis dipelukannya. Dia Anggarsa Dewa, salah satu anggota Venus geng yang sangat dekat dengan Nauka.
Bagas maju dan memisahkan dua sejoli itu, dia jengah melihat sang adik terus dipeluk oleh jelmaan buaya yang sialnya salah satu sahabatnya.
"Gak usah lama meluknya, gua gak mau ya Adek gua ketularan virus lo." Sarkas Bagas sinis pada cowok yang menatap jengah padanya.
Oh iya, hampir lupa, perkenalkan, mereka adalah Venus geng, salah satu gabungan geng motor dan mobil terkenal di kota ini. Beranggotakan 272 orang dengan tujuh anggota inti didalamnya. Venus didirikan oleh Bagas beberapa tahun lalu saat cowok itu dilanda kegabutan saat SMA. Bersama dengan beberapa teman gilanya, Venus sudah berkembang pesat hingga tongkat estafet kepemimpinan sudah berada di tangan Edward yang sebelumnya dipimpin oleh Bagas dan Nico. Venus tidak sembarang orang menerima anggota, perlu seleksi ketat agar mereka tidak hanya numpang nama atau lebih parahnya berkhianat.
Berhubung hari ini adalah hari terakhir Nauka ditawan oleh para abangnya, dia meminta untuk mengunjungi markas utama yang berada di ujung kota. Tidak ada yang berubah sejak terakhir kali dia datang berkunjung ke sini. Fyi, seluruh anggota Venus itu cowok, hanya satu cewek di dalamnya yaitu Nauka.
Karena berhubung malam ini malam minggu, dan akhir bulan, para anggota Venus berkumpul di taman belakang markas untuk mengadakan pesta BBQ sesuai permintaan Nauka. Semua berjalan lancar diwarnai dengan kegaduhan mereka semua. Ada yang bertugas menjadi koki dan pelayan dadakan, ada yang menjadi DJ dadakan dan beberapa permainan kartu yang wajib ada.
"Terpesona.." petikan gitar yang ada dipangkuan Albert dan suara merdu cowok blasteran itu mulai terdengar. Albert melirik Nauka yang tak jauh dari jangkauan pandangnya.
Yang lain mulai memasang posisi masing-masing, ada yang memakai drum box dan meja sebagai gendang, piring dan sendok yang telah beralihfungsi menjadi drum dadakan.
"AKUU TERPESONA." Celutuk Barra dan beberapa anak Ceroz lainnya.
"MEMANDANG, MEMANDANG WAJAHMU.." Tambah Edward dan Edwin yang mulai memainkan drum boxnya.
"YANG MANIS." Ucap Nico dan yang lain bersama serta memandang satu objek yang sama, Nauka.
Nauka, gadis itu hanya diam tersenyum dan sesekali tertawa melihat tingkah konyol mereka.
"TAPI BOONG!" Celutuk Zerin. Cowok itu lalu tertawa.
"HAYYUUUK!!" Ucap semuanya serempak sambil tertawa.
"Anjiirlah, padahal si Queen udah melayang itu," sindir Eza sambil tertawa membuat yang disindir menatap tajam kearahnya.
"Lah, emang gua disindir ya tadi?" Pertanyaan polos itu Nauka layangkan pada Eza.
"Hahaha..." beberapa orang yang berada disana kompak menertawai Eza. Mereka hampir lupa jika Queen mereka itu polos tapi gak polos polos amat.
"Baru ae gua ingat kalo si queen itu poyosnya nauzubillah." celutuk Heza, cowok iti menepuk sedikit keras bahu Eza untuk memberi semangat pada temannya itu.
"WOII MAKAN! PERUT GUA UDAH DEMO INI !!!" teriak Gangga, cowok yang bertugas sebagai koki dadakan malam ini.
Lantas mereka berkumpul di satu meja besar dimana makanan sudah tersaji disana. Nauka dan para abangnya berjalan ke dekat kolam renang yang ada disana diikuti oleh beberapa anggota Venus yang lainnya.
"Besok udah masuk sekolah ya?" tanya Nico memecah kehidmatan makan mereka.
Nauka mengangguk semangat. "Iya dong."
"Kalian jaga baik-baik Nauka, jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi, atau hukuman kalian lebih dari kemarin!" ancam Bagas sembari menatap twins dan Saguna secara bergantian.
Ketiganya serempak mengangguk. Nauka menatap sendu ketiga abangnya yang harus mendapat siksaan dari Bagas karena keteledoran mereka saat menjaganya. Beberapa hari yang lalu, Bagas memanggil twins dan Saguna ke rumahnya untuk mendapatkan siksaan manis dari si abang tertua.
Jangan berpikir hukuman yang Bagas berikan sebatas menyita hampir segala fasilitas ketiganya, tetapi juga hukuman fisik yang tidak main main menyenangkannya bagi Bagas.
Bagas itu gila, itu menurut Nico, twins dan Saguna. Tapi menurut Nauka, Bagas adalah orang yang sangat sangat berhati-hati dalam menjaganya. Disamping itu, Bagas adalah pribadi yang diam diam menghanyutkan, sangat tenang dalam menghadapi masalah namun kejam diwaktu yang berbeda. Ada sisi lain yang hanya Nauka tau dari Bagas yang tidak diketahui oleh empat abangnya yang lain dan orang-orang.
~~~
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Guardians
HumorDikelilingi cowok-cowok posesif, ganteng, tajir, banyak bacot, selalu ngatur? Udah biasa gue mah terselip diantara mereka. Mungkin para abang-abang atau sepupu kalian pasti punya sifat kek gitu juga. Tapi kalo mereka bukan bagian dari keluarga lo? S...