22.| Pawangnya Nico

1.1K 64 5
                                    

Lima hari setelah twins dan Saguna mendapat hukuman karena adu jotos saat menjalani hukuman dari Nico, ketiganya sudah bisa beraktifitas seperti semula meskipun harus disertai dengan ringisan saat mereka memakai baju. Maklum, luka akibat cambukan dari Nico tidak main-main, sampai sekarang masih ada beberapa bekas cambukan yang belum mengering.

Saat ini, lima orang anak manusia tengah berkumpul di kediaman twins. Bagas, Edwar, Edwin, Saguna, dan Nauka menikmati weekend setelah mereka joging ringan di taman perumahan satu jam yang lalu.

"Si Nico udah ada pawang jadi kayak beda orang gue lihat-lihat." Bagas membuka suara mengimbangi suara TV yang sedari tadi menggema di ruang keluarga.

"Kan, bukan gue doang yang mikirnya kayak gitu." Nauka berbalik menatap Abang pertamanya dengan wajah tidak santai. Dia lagi selonjoran di bawah bersama Saguna.

Mereka tertawa pelan, ternyata Nico yang tempramen bisa menjadi anak ayam selain di depan Nauka.

Ada cerita menggelikan setelah Nico memberikan hukuman pada twins dan Saguna. Azhura, gadis cantik tapi pendek itu, bersama Kinara menjenguk twins dan Saguna setelah Nauka dua hari tidak datang ke sekolah karena kelelahan merawat tiga bayi kucing garongnya yang tidak mau lepas barang sebentar saja.

Mengetahui Azhura datang menjenguk ketiganya, Edward tentu mengadu tentang kondisi mereka pada pawangnya Nico yang saat itu beliau sedang bersantai ngobrol dengan Nauka dan Kinara. Mumpung Nico tidak ada pada saat itu karena harus direcoki dengan masalah perusahaannya.

Edward mengadu dengan penuh drama sambil memperlihatkan bekas luka di punggungnya ulah si Nico kampreto. Tidak hanya dia saja, Edward pun menyeret kloningannya juga Saguna, memperlihatkan ulah Nico pada mereka tempo hari. Azhura yang tidak bisa melihat ataupun mendengar kekerasan dari orang-orang tentu langsung marah pada Nico yang sialnya bertepatan datang dari kantor.

Nico yang tidak tau apa-apa pun langsung dipukul oleh Azhura, selama ini yang Azhura tau Nico adalah pria yang lembut dan penuh kasih sayang walau punya nilai minus karena terlalu posesif dan overprotektif pada orang-orang yang dia sayang. Azhura tidak menyangka jika luka cambuk di punggung twins dan Saguna adalah ulah Nico.

Karena aduan Edward, sampai hari ini Nico masih harus terus membujuk Azhura yang mendiaminya karena telah melakukan kekerasan pada tiga saudaranya. Padahal menurut Nico, yang didapat oleh tiga adiknya itu bukanlah kekerasan, tapi sebuah hukuman ringan karena sudah berani ikut tawuran dan adu jotos saat menjalani hukuman.

"Biarin aja dia pusing, supaya kakunya gak keliatan banget." Ujar Saguna. Cowok itu tetap fokus menonton film animasi si kembar botak tapi telinganya tidak bisa jauh mendengar pergibahan para saudaranya.

Nauka mendelik julid. Ekspresi tidak sukanya itu benar-benar natural. "Butuh Nau beliin cermin gak bang? Sadar diri bor!"

Saudara? Bukan hanya orang yang mempunyai hubungan darah yang bisa dikatakan saudara bukan?

***

Sedangkan manusia yang sedang digibahi tengah duduk di lantai dengan setengah badan di tumpukan pada paha Azhura yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Mereka berada di perusahaan milik Nico, tepatnya di ruangan cowok itu.

Setelah menculik Azhura dari apartemennya, dia langsung membawa gadisnya ke perusahaan miliknya untuk melanjutkan acara meminta maaf dan membujuk Azhura agar tidak mendiaminya lagi. Jujur saja, tiga hari dia seperti hantu tidak dianggap oleh Azhura hanya karena dia memberikan hukuman kecil pada tiga curut koplak yang kini tengah berleha-leha di rumahnya.

Azhura menghela napas pelan, kedua tangannya terulur mengelus surai lebat Nico yang tampak acak-acakan. Tidak baik mendiami Nico seperti ini tapi dia masih kesal dan marah pada perbuatan cowok yang tengah memelas padanya ini. Bukan Nico sekali.

"Ura, maafin ya. Gak baik loh diemin Tama lama-lama." Nico kini menampilkan wajah anak anjing nya berharap Azhura akan luluh kali ini.

Plak!

Satu tepukan pelan mendarat di kening Nico, setelahnya tangan kecil Azhura menutup wajah bak anak anjing Nico dengan segera. "Kalau Nauka liat kamu kayak gini, habis kamu diledek seminggu full sama dia."

"Biarin." Nico menjauhkan tangan Azhura dari wajahnya kemudian dikecup singkat jari mungil yang pas di genggamannya. "Sekarang di maafin kan?" Tampaknya Nico tidak menyerah.

Dengan terpaksa Azhura mengangguk pelan. Lelah juga dia diteror Nico hanya perkara mendiami cowok itu. "Aku maafin, tapi lain kali jangan hukum mereka kayak gitu, kasihan."

Nico mengangguk saja, tapi hati dan kepalanya berisik memaki tiga curut itu. Karena mereka dia harus memelas bak anak anjing di hadapan Azhura agar tidak didiami oleh gadisnya itu.

"Ck, kenapa cepet banget sih kamu maafin, Sayang?" Dari arah pintu, Clara datang dengan satu rantang di tangannya.

Azhura dan Nico menatap wanita yang kini duduk santai di sofa. Clara merentangkan tangannya ke arah dua anak manusia itu sembari tersenyum hangat, "sini Sayang!"

Nico beranjak menghampiri sang mami, tapi baru dua langkah dia dicegat oleh wanita cantik itu. "Bukan kamu, tapi Azhura!" Ujarnya sinis.

Azhura yang terpanggil menghampiri Clara, gadis itu langsung masuk ke dalam pelukan jangan Clara mengabaikan Nico yang misuh-misuh tidak jelas di tempatnya. Azhura mengeratkan pelukannya, ah, rasanya masih sama, pelukan wanita ini benar-benar seperti pelukan seorang ibu.

"Minimal seminggu lah kamu buat bocah itu uring-uringan. Tiga hari mana cukup." Clara menggoda putra satu-satunya itu.

Nico mendengus kesal, "Mi, jangan mulai ya!" Peringat nya.

"Niatnya sih gitu Mi, cuman ya anaknya neror Ura terus buat maafin. Mana tadi aku langsung dibawa ke sini gak bilang-bilang." Adu Azhura pada Clara.

Nico yang mendengar aduan Azhura pada maminya meringis pelan saat tatapan tajam yang tidak dia sukai itu melayang padanya. "Jangan diulangi boy! Disangkanya nanti kamu penguntit ke apart cewek yang tinggal sendiri."

"Ya udah, kalau Nico gak mau disangka penguntit nikahin aja Nico sama Ura sekarang." Lemas sekali bibir cowok itu berucap.

Sedangkan Azhura dan Clara sudah melotot ke arah Nico. "MULUTNYAAA.."

Dikira nikah segampang neguk air seember!

***

28 Juli 2024

Up ya gengs!

Start 20 vote tak lanjut!

My Possessive GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang