8.| Bandana dan murid baru 2

3.1K 233 8
                                    

Tidak terasa, Nauka sudah hampir seminggu di sekolah barunya. Semua berjalan dengan lancar, teman-temannya pun semakin terbuka padanya. Bahkan dalam seminggu ini, Nauka sudah mendatangi rumah Kinara, Laskar, Ahes, Ghaizan dan Yezkiel.

Oh iya, selain itu, nama Nauka Shaquira semakin terkenal seantero SMARA (SMA Megantara). Bahkan mulut cabe kiloan para Tante julid penghuni sekolah masih terus saja menghampiri pendengarannya. Dia mah santai aja, toh selama tidak mengganggu kenyamanannya, semua masih bisa berjalan lancar.

Kedekatan dan keposesifan para Abang dan teman sekelasnya semakin menjadi-jadi saja. Ditambah Atlanta yang aslinya posesif tingkat dewa sampai membuat kepalanya hampir pecah karena omelan cowok itu yang melarangnya ini itu.

Belum lagi Azhura dan Kinara yang akan berubah menjadi cerewet sama seperti Atlanta dan para abangnya. Dia benar-benar tidak menyangka, dibalik kebarbaran teman sekelasnya, dia malah terperangkap cyrcle orang-orang posesifnya berlebihan.

Namun Nauka bersyukur masih banyak orang yang peduli dan sayang padanya yaa walaupun berlebihan sih sebenarnya.

Saat ini Nauka tengah berjalan santai sendirian ditengah padatnya warga SMARA yang berlalu lalang di koridor utama. Tujuannya sekarang adalah ke lapangan timur, dimana lapangan basket berada.

"Bang Una!" Teriaknya saat mendapati sosok yang tengah melempar bola basket ke dalam ring.

Disana, Saguna menoleh saat mendengar suara yang sangat dikenalnya. Langsung saja dia berlari kecil ke pinggir lapangan menghampiri adik nakalnya itu. Semua kejadian barusan tak luput dari pandangan cctv teman sekelas Saguna.

"Kenapa kesini, dek?" Tanya Saguna to the point.

Nauka menggaruk pelipisnya yang sedikit gatal. Bukannya menjawab pertanyaan abangnya, Nauka malah melambaikan tangan pada tiga sosok senior yang sangat dia kenali.

"Hai temannya bang Una!" Sapanya riang.

"Hai juga dek! Mau join gak?" Tawar salah satu dari mereka, namanya Arya.

"Lain kali aja, kak. Ada problem soalnya." Setelah menjawab pertanyaan Arya, Nauka kembali fokus pada Saguna.

"Pertanyaan Abang belum di jawab dek."

"Ehe, ini baru juga mau dijawab." Nauka mengeluarkan sesuatu dari kantong roknya. "Bantuin Nau cari orangnya, bang. Headband orang yang Nauka pinjam waktu pertama masuk sekolah." Jelasnya.

Saguna mengambil benda berwarna hitam dari tangan adiknya. Meneliti sesaat sebelum Nauka kembali berbicara. "Cuman ada inisial dipinggir jahitannya. Siapa tau Abang kenal yang punya."

"Kayaknya Abang tau siapa yang.."

"Punya gue." Sebelum Saguna menyelesaikan kalimatnya, seseorang dari arah belakang Nauka bersuara dan merebut headband ditangan Saguna.

Nauka seketika menoleh dan terpaksa mendongak menatap wajah pemilik headband itu karena tingginya hanya sebatas dada cowok didepannya ini. "Ooh punya kakak? Makasih btw udah minjamin." Ujarnya tulus.

Cowok itu mengangguk dan tersenyum tipis. "Kepala lo udah baikan kan? Makasih juga udah ngembaliin."

Nauka mengangguk. "Udah sembuh, kak." Kemudian Nauka beralih pada Saguna yang tengah menatap datar cowok disampingnya. "Abang kenapa?"

Saguna menggeleng. "Udah, kan ngembaliin nya? Sekarang kamu kembali ke kelas gih. Lima menit lagi istirahat selesai."

"Iya bang. Kalo gitu Nau balik ya. Sekali lagi makasih headband nya kak." Setelah itu Nauka berbalik meninggalkan lapangan.

Selepas kepergian Nauka, Saguna menatap cowok disampingnya. "Makasih udah minjamin bandana lo ke Nauka."

Sedangkan cowok itu hanya mengangguk dengan tampang datar sebagai respon. Saguna memaklumi, sahabatnya yang satu itu sangat dingin dan irit bicara.

My Possessive GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang