KOMEN APA AJA DIPERSILAHKAN!
TANDAIN KALO ADA YANG TYPO!!!
***
Pukul 12.20
Nauka menutup pintu kamar Bagas dengan pelan setelah bersusah payah lepas dari pelukan erat abangnya itu. Biasa, Bagas lagi manja-manjanya padahal umurnya sudah tua.
Mengurus Bagas yang sedang sakit memang membutuhkan kesabaran setinggi Burj Khalifa dan tentunya menyiksanya secara perlahan.
Seperti saat ini, dia baru makan siang saat jam dua belas malam dan pelakunya tentu saja adalah Abang sulungnya itu. Melihat persediaan makanan di kulkas mulai menipis, mungkin dia akan pergi belanja bulanan besok.
Nauka mengambil sebungkus mi instan dan dua butir telur, makanan yang bisa dibilang kurang sehat tapi cepat untuk dimasak berhubung perutnya sudah demo sejak tadi.
Sepuluh menit menyiapkan mi nya, Nauka membawa semangkok mi dan sepiring nasi ke meja makan. Ingat, belum makan nasi sama halnya belum makan untuk ukuran perut orang Indonesia.
Baru saja empat suap makanan yang masuk di mulutnya, lagi-lagi acara makannya mendapat gangguan membuatnya berdecak kesal.
"Siapa sih yang nelpon malam-malam? Mabok kali ya?" Monolognya.
"Halo? Ngapain sih ganggu Nauka malam-malam, Ma?" Tanyanya kesal bercampur merajuk pada seseorang di seberang sana.
"Eh, sorry Sayang, Mama mau nanya, twins ada di rumah kamu gak, soalnya kunci rumah diambil mereka, Mama lupa bawa kunci cadangan soalnya." Ujar wanita diseberang sana, namanya Amara Rajzan, Mama Abang twinsnya.
"Mereka gak nginap disini, Ma. Nau kira mereka ada di rumah." Sekarang Nauka yang bingung, kemana lagi dua Abang gilanya itu keluyuran. "Mama ke rumah Nau aja dulu, nanti Nau telpon mereka."
"Ok, makasih cantik. Mama otw."
"Sama-sama, Ma." Balas Nauka lalu memutus sambungan teleponnya.
Sambil menelpon dua Abang kembarnya, sesekali dia menyuapkan makanan ke mulutnya. "Anjir, mereka ke mana sih?" Nauka mulai kesal sendiri, setelah dia menelpon dua abangnya kembarnya tapi tidak terjawab.
"Awas aja kalo kali ini gak di angkat." Gerutunya kemudian menelpon nomor Edwin kembali.
"Abangasu!" Kali ini bukannya dijawab, tapi panggilannya di reject begitu saja. Pasti ada apa-apa ini.
"Nauka?" Suara itu berasal dari seorang wanita masih mengenakan seragam pilotnya berjalan dengan wajah lesu ke arah Nauka. Di belakang wanita itu seorang cowok dengan setelan kantornya berjalan mengekori Amara.
"Eh, Abang kok ada juga?" Nauka menarik mundur kursi di sampingnya untuk Amara duduk kemudian menatap heran Nico yang mengambil tempat duduk di samping kirinya kemudian memeluknya dari samping.
"Gak sengaja papasan tadi." Jawab Nico. Perlahan mata cowok itu mulai terpejam menikmati elusan di kepalanya.
"Gimana, mereka jawab gak?" Tanya Amara.
"Enggak di jawab, tapi di reject." Jawab Nauka. "Palingan masih di jalan."
"Siapa?" Tanya Nico. Walau matanya terpejam tapi telinganya masih mendengar percakapan mereka.
"Biasa, si Abang twins gak pulang malam ini, keluyuran pasti." Nico mengangguk.
"Mama istirahat aj di kamar Abang twins, soal mereka biar Nau yang urus." Ujar Nauka saat melihat Amara yang tampak sangat kelelahan
"Sisain hukumannya buat Abang." Sekarang yang Nauka mengangguk, mengerti akan maksud dari perkataan abangnya.
Tanpa protes, Amara mengangguk kemudian berjalan menuju lantai atas dimana kamar twins berada. Nauka terus mengawasi langkah sempoyongan Mama Abang twinsnya itu sampai menghilang di balik pintu kamar Edward.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Guardians
HumorDikelilingi cowok-cowok posesif, ganteng, tajir, banyak bacot, selalu ngatur? Udah biasa gue mah terselip diantara mereka. Mungkin para abang-abang atau sepupu kalian pasti punya sifat kek gitu juga. Tapi kalo mereka bukan bagian dari keluarga lo? S...