2.| Bencana Murid Baru

6K 326 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Senin

Bangun pagi, membersihkan tempat tidur, mandi, siapin buku dll. untuk dibawa ke sekolah adalah rutinitas wajib dari seorang Nauka Shaquira.

Ckleek...

Pintu kamarnya terbuka dan menapakkan sosok pria tampan dengan setelan jas kerjanya, Bagas.

"Abang," Nauka menghampiri Bagas yang ada di pintu kamarnya.

Bagas merentangkan kedua tangannya saat adik kesayangannya itu menghampirinya dengan senyum yang sangat manis.

Hap!

"Morning, Abang." Ucap Nauka saat sudah berada di pelukan hangat Abang pertamanya itu.

"Too, dek."

Bagas melepas pelukannya, dia lalu merapikan sedikit anak rambut Nauka yang masih berantakan. "Selesai!"

"Makasih, bang. Ayo turun, yang lainnya mungkin udah pada nungguin." Nauka menarik lembut tangan abangnya itu untuk turun ke ruang makan.

"Morning ayah, bunda, para Abang!" Seru Nauka sembari membagikan satu ciuman selamat pagi pada orang-orang yang ada di sana.

"Morning too, Nau."

"Pagi juga, dek"

"Too."

Tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mereka memulai sarapan. Tidak ada yang berbicara selagi makan, itu perintah mutlak dari sang kepala keluarga.

"Nau, Ayah harap ini sekolah kamu yang terakhir hingga kamu lulus nantinya. Jika ada masalah kembali, Ayah lepas tangan dan gak segan-segan mindahin kamu ke Jerman!" Kata sang Ayah.

Deg!

Enam orang yang mendengar perkataan Tara diam membeku seketika.

Gak! Nau gak boleh pergi jauh lagi dari mereka. Cukup kejadian beberapa tahun silam yang membuat mereka berlima berpisah dengan princess mereka. Batin para Abang Nauka.

Nauka yang tadinya terkejut kembali menetralkan wajahnya. Ingin sekali dia tertawa terbahak-bahak melihat wajah tegang para abangnya itu.

"Ok, karna udah dapat ancaman yang Nauka gak bisa bantah, apa boleh buat." Gadis itu mengendikkan bahunya.

"Bunda harap selama tiga bulan pertama kamu jadi murid baru di sekolahan Ayah, bunda gak dapat surat dari neraka karena ulah kamu!" Tatapan tajam Ami mengarah pada putrinya yang nakalnya nauzubillah.

Sedangkan Nauka, gadis itu tersenyum manis, "Kalau soal itu sih, Nau gak janji ya, Bun. Bunda tau kan kalo banyak syaiton yang berkeliaran di sekolah Ayah?"

Mereka tau maksud Nauka.

"Jangan macam-macam! Dengerin apa yang dibilang ayah sama bunda!" Peringat Saguna dengan tatapan datarnya.

My Possessive GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang