~Happy reading~
Keduanya saling menatap dengan tatapan seakan ingin mengatakan sesuatu, seperti, 'kenapa kita bisa bertemu disini?!'
Guru yang berada di sampingnya hanya memandangi mereka berdua secara bergantian, "ah! Sepertinya kalian saling mengenal. Asahi duduklah di belakang Yedam"
Asahi hanya menurut dan berjalan yang kebetulan terdapat bangku kosong di belakang siswa bernama Yedam itu.
"T-terimakasih, kau sudah menolongku hari itu" ucap Yedam malu-malu dengan menengok kearah Asahi, sedikit.
"Hmm" balas Asahi tanpa melihatnya dan sibuk mengeluarkan beberapa buku.
"Baiklah kita lanjutkan bab berikutnya. Asahi kau bisa ikuti bab yang saat ini"
•
•
•Bel istirahat telah berbunyi semua murid dari kelas manapun berhamburan keluar dan berebut menuju kantin.
Yedam membalik tubuhnya kearah pemuda dingin itu dan mengulurkan tangannya, "namaku Bang Yedam"
Asahi hanya menatapnya datar dan tidak menerima uluran tangan itu. Yedam paham akan Asahi yang tidak mau menerima uluran tangannya dan ia menarik tangannya kembali. Asahi bangkit dari duduk setelah membereskan semuanya, berniat menuju kantin.
"Hei pecundang!"
Baru saja diambang pintu ia menghentikan langkahnya dan menoleh kearah belakang mendapati Yedam yang seketika menciut kala dua lelaki badung menghadang pemuda itu. Asahi tak mau ikut campur, ia meninggalkan kelas tak peduli apa yang dilakukan anak-anak Badung itu kepada Yedam.
Rambut cokelat Yedam ditarik oleh salah satu lelaki yang duduk di bangku belakang, "ayo ke atap sayang" bisiknya sembari mengiring Yedam menuju tempat yang baru saja terucap tadi.
Bruk
Wajah Yedam hampir bersentuhan dengan lantai. Ia mengangkat kepalanya dan terkejut dengan seseorang tepat di hadapannya.
Perundung yang paling ditakuti pada sekolah ini serta dia adalah senior.
"Ku dengar kau murid kesayangan para guru? Semua olimpiade kau ikuti berarti kau sangat pintar, bukan?" Sang senior sekaligus perundung tersebut mengambil beberapa buku yang cukup tebal lalu di lemparkan kearah pemuda yang berlutut ketakutan ini hingga ujung buku menggores pipi kanannya.
"Kerjakan PR ku yang sudah aku tandai, besok harus sudah selesai"
"T-t-tapi itu PR mu—"
Bugh
Kepalanya mendapat tendangan oleh sang senior hingga tersungkur.
Ia mendekatinya dan menjambak rambutnya agar menatap kearahnya, "selagi aku masih baik, maka ikuti saja perintahku"
Yedam merangkak menuju buku-buku tebal milik seniornya itu, mengambil semuanya lalu pergi dari tempat ini secepatnya. Ia masuk kedalam kelas menemukan bangku Asahi yang penuh dengan bunga, cokelat, hadiah, dan beberapa surat. Entah itu dari kelas mana.
"Dia pantas mendapatkannya, dia juga tampan" gumamnya sambil duduk pada tempatnya dan terpaksa mengerjakan tugas seniornya itu.
Asahi datang dengan dahi yang mengernyit bingung, begitu banyak hadiah di bangkunya. Yang dia pikirkan hanyalah...
'bagaimana cara ku pulang nanti?!' batin Asahi.
Asahi duduk di kursinya tak lupa menata semua hadiah yang ada diatas mejanya sampai tertata rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia✓
Teen Fiction[END] Pernahkan anda mendengar penyakit yang bernama alexithymia? Penyakit yang sulit merasakan emosi dan susah mengekpresikan emosinya kepada orang lain selain itu dia juga kesulitan membuat wajahnya untuk berekspresi. Perjuangan seorang lelaki yan...