~Happy Reading~
"Kanemoto Seunghyun!" Wanita berparas cantik bak boneka menghampiri suaminya dengan tangan yang membawa sebuah amplop. Sang suami yang sedang sibuk menonton televisi teralihkan.
Satu buah amplop berwarna putih dilemparkan kearahnya, Seunghyun seketika membelalak.
'darimana dia mendapatkannya?!' batin Seunghyun sembari melirik Bommie yang berkacak pinggang dihadapannya.
"Sejak kapan kita memiliki hutang? Jawab!" Nada suara Bommie sedikit naik.
Seunghyun hanya meremas kedua ujung pada amplop tersebut, sembari menggigit bibir bawahnya lantaran dia bingung haruskah mengatakannya atau tidak.
"A-aku melakukannya demi anak-anak" jawabnya ragu.
"Bukankah saat itu kita sepakat untuk menghindari hutang? Hutang hanya membuat kita miskin, kau tahu!"
"Kanemoto Bommie! Aku melakukannya karena ingin anak-anakku hidup dengan enak"
"Tapi bukan seperti ini caranya yang ada kau malah membawa mereka berdua ke dalam lubang yang gelap" sang istri menatap tajam kearahnya, "aku tahu kau melakukan ini semua bukan demi anak-anak, itu hanya demi dirimu sendiri. Aku melihatmu berjudi Seunghyun"
"Jangan melantur!!"
"Apa harus ku panggil teman-temanku yang juga tidak sengaja melihatmu berjudi. Jika kau melakukannya demi anak-anak .... Aku tidak sudi mereka berdua makan dengan uang haram" setelah Bommie menekankan katanya, ia berlalu dari hadapan pria jangkung ini.
"Kanemoto Bommie!!"
Blam!
Bommie masuk kedalam kamar. Sang suami hanya bisa pasrah, sebab ini juga kesalahan dirinya. Dia sangat menyesali perbuatannya, andai jika dia tak terseret oleh hal-hal bejat dari keempat temannya.
Tanpa mereka berdua sadari, putra sulung mereka yang baru berusia 9 tahun sedari awal telah menyimak pertengkaran, tak lain adalah orang tuanya sendiri. Kanemoto Yoshinori yang kerap dipanggil Yoshi. Bocah ini menyimak semuanya dari celah pintu kamarnya.
Yoshi menyimak pertengkaran ini dengan menggendong sang adik—Kanemoto Asahi—Yoshi terpaksa menenangkan Asahi yang masih berumur 1 tahun ini karena terbangun dari tidur nyenyak nya akan suara teriakan sampai bentakan itu.
Sesempurna mungkin Yoshi membuat Asahi untuk tidak menangis.
Yoshi menutup pintu kamarnya kembali ketika pertengkaran itu telah reda. Berbalik badan untuk mengembalikan Asahi yang berhasil terlelap kembali, secara hati-hati meletakkannya diatas kasur. Dirinya juga ikut naik dan berbaring menyamping menatap wajah damai Asahi.
Yoshi memikirkan banyak hal.
'apakah ibu dan ayah akan berpisah? Bagaimana dengan nasibku dan Asahi nanti?'
Seluruh pikiran negatif Yoshi terhapus begitu mendengar suara roda dari koper. Yoshi memejamkan matanya, ia tak mau lagi mengintip apa yang terjadi di luar.
Sangat mengerikan.
Sementara itu, Seunghyun menahannya untuk tidak pergi dari rumah.
"Minggir" dingin Bommie.
Seunghyun menggeleng cepat, "sayang, ayo kita bicarakan ini baik-baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia✓
Novela Juvenil[END] Pernahkan anda mendengar penyakit yang bernama alexithymia? Penyakit yang sulit merasakan emosi dan susah mengekpresikan emosinya kepada orang lain selain itu dia juga kesulitan membuat wajahnya untuk berekspresi. Perjuangan seorang lelaki yan...