Chapter 6-membuatmu nyaman

278 52 6
                                    

~Happy Reading~

Yedam hanya berjalan tanpa arah tujuan. Dia benar-benar tak sadar bahwasannya kedua kakinya berjalan dan berhenti di depan rumah Asahi. Tangannya terangkat guna mengetuk pintu rumah itu.

Tok tok

Klek

Pintu rumah dibuka.

"Yedam?"

"Bolehkah aku bermalam dirumah mu?"

"Apa?!"



Angin malam menerpa wajah keduanya yang tengah duduk diatas balkon memandangi langit malam dengan segelas cokelat hangat di tangan.

"Mengapa kau ke rumah ku?" Tanya Asahi.

"Aku hanya muak berada di rumah ... Uang yang sudah lama ku kumpulkan hilang begitu saja karena ulah ibuku. Hahhh~ uang itu sangat penting untuk kabur dari rumah bersama adikku"

"Kenapa kau kabur? Bukankah menyenangkan mempunyai ibu? Kenapa kau marah jika uang mu dicuri oleh ibumu sendiri? Bisa saja ibumu mencuri uangmu untuk biaya makan kalian. Kau bisa membicarakannya baik-baik dengannya, bukan?" Balas Asahi panjang lebar dan terdengar seperi mengomeli Yedam.

Yedam tersenyum tipis, "dia mencuri uang ku untuk membeli alkohol bukan untuk makan"

"Dunia sangat kejam" tambah Asahi.

"Aku berharap tak pernah dilahirkan" ucap Yedam dan Asahi yang tak sengaja bersamaan dan Yedam tertawa merutuki nasibnya sementara Asahi menyeruput cokelat hangat itu.

Yedam menatap kearah langit yang sedikit mendung, "disaat aku masih anak-anak selalu bermain dengan hujan untuk bersenang-senang tanpa memikirkan segala hal. Tapi saat  beranjak dewasa ... Aku berjalan di bawah hujan hanya untuk menyamarkan air mataku, mungkin ini alasanku sangat menyukai hujan"

Asahi menoleh kearah Yedam yang duduk disampingnya, "ketika masih anak-anak ingin cepat tumbuh menjadi orang dewasa dan ketika dewasa ingin kembali menjadi anak-anak, seperti itulah manusia banyak maunya"

Seketika keadaan menjadi hening hanya ada suara seruputan. Mereka kehabisan topik pembicaraan.

"Omong-omong, kau masih menggenakan seragam sekolah, apa kau tidak ganti baju?" Asahi mencoba untuk memecah keheningan.

"Astaga aku lupa!" Yedam menatap Asahi dengan tatapan penuh harap, "aku tidak membawa baju hehe"

"Ambil saja di lemari ku dan lebih baik kau mandi"

Yedam hanya mengeluarkan cengiran khasnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu ia menegakkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar Asahi lalu mandi. Sedangkan Asahi masih duduk di balkon menghabiskan sisa cokelat hangatnya, ia menatap kearah langit malam yang telah mendung.

"Kau menyukai hujan dan aku  membenci hujan" monolog Asahi.



Asahi melemparkan selimut tebal dan bantal kearah Yedam, "Tidurlah di sofa"

"Asahi, bolehkah aku tidur disini?"

"A-apa maksud mu?"

"Tidak masalah aku tidur di lantai, bolehkah?"

"B-baiklah" Asahi naik keatas ranjang dan Yedam tidur di bawah lantai yang hanya beralaskan selimut tebal pemberian Asahi.

"Apa kau sendirian? Saat aku masuk kedalam rumah mu sama sekali tidak ada foto keluarga, hanya ada pigura besar, dirimu dan disebelah mu sepertinya kak—" Yedam mencoba untuk mencari topik pembicaraan.

Alexithymia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang