Chapter 11-senyuman terakhir

205 31 8
                                    

~Happy Reading~

Namun, ada satu channel TV yang berhasil menarik perhatiannya, Asahi sampai membesarkan volume suaranya.

Sebuah berita dari salah satu aktris Jepang yang mengaku bila dirinya memiliki dua anak lelaki, lucunya terdapat foto dirinya dan sang kakak saat masih kecil.

Hal ini membuat dirinya heran sekaligus terkejut, bagaimana bisa foto dia dan kakaknya saat masih kecil masuk ke dalam TV? Ia rasa dirinya atau kakaknya bukanlah orang terkenal, keluarganya hanyalah orang biasa.

Cepat-cepat Asahi mengambil remote dan mematikan televisi.

Mengatur dirinya untuk tidak gegabah.

Ia berani untuk beralih kepada ponselnya guna melihat berita terkini bahkan telah menduduki papan berita terpanas. Ya, berita itu sama dengan yang ditampilkan di TV tadi. Asahi membaca salah satu artikel yang dimana disana terdapat foto semasa kecilnya. Bola matanya bergerak cepat kala membacanya.

'aktris papan atas di Jepang mengaku bahwa dirinya bukanlah seorang wanita lajang, melainkan dia adalah ibu beranak dua. Park Bommie yang selama ini kalian kenal juga mengaku bila ia mempunyai nama asli, Hamada Bommie.

"Aku mengganti nama karena tak ingin mantan suami ku melupakanku"

Mengenaskan beliau juga mengalami penceraian dengan suaminya yang bernama Kanemoto Seung-hyun, lelaki berdarah campuran Korea-Jepang. Bommie mengaku pada acara wawancara mengenai film-nya yang kebetulan berkisah tentang perceraian.

"Sudah lama aku bercerai dengan suamiku. Dia Kanemoto Seung-hyun. Sekarang kedua putra ku berada di Korea Selatan, sedangkan aku di Kobe Jepang" tuturnya'

Asahi menutup artikel tersebut dan mencoba untuk mencerna semuanya. Jadi dia ... Sudah mengetahui siapa orangtuanya, bukan?

"Jika ada ayah marga ku adalah Kanemoto, berhubung mereka mengalami penceraian dan sepertinya hak asuh jatuh ke tangan ibu? Ibu mengganti marga ku dan kakak dengan 'Hamada'?" Gumamnya.

Ia segera pergi ke tempat uang-uang darurat nya yang tersimpan. Membuka suatu wadah yang terasa sangat berat itu.

"Ini cukup"

Asahi kembali membuka ponselnya untuk memesan tiket pesawat menuju kota yang ditinggali oleh sang ibu—Kobe, Jepang juga mencari penginapan yang sekiranya murah. Setelah ia memesan sekaligus mengurus seluruh keperluannya, benaknya langsung terlintas tentang Yedam.

Dia mengusapkan wajahnya kasar. Asahi bimbang, disaat-saat seperti ini dirinya harus merelakan satu hal.

Haruskah ia meninggalkan Yedam dan pergi ke Jepang?

Atau, menetap di negeri ginseng ini dan hanya memandangi wajah sang ibu dari layar?

Yedam

Yedam|

Beri tahu aku dimana rumahmu|

|Tiba-tiba saja?

|Aku bisa kerumah mu

|Kau menginginkan apa?

Cepatlah!|

Send a location

Tunggu, aku akan ke rumah mu|

Alexithymia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang