¥2¥

5.2K 497 96
                                    

√Author POV

Surya menyingsing dari timur.

Sinarnya yang hangat menerangi bumi.

Hari yang cerah telah dimulai.

Kelopak matamu mengerjap pelan merasakan cahaya yang menyelinap masuk.

Kamar bercat putih namun perabotannya rata-rata berwarna abu-abu dan hitam menjadi pemandangan matamu.

Kepala menoreh ke samping kiri, terdapat pria dewasa dengan vekas luka di sudut bibir sedang tertidur pulas.

Peluknya erat mendekapmu dari samping setelah malam yang panas.

Tubuhmu serasa sakit semua dan lengket, ingin rasanya berendam.

"Toji-san", panggilmu lembut.

Selembut tepukanmu di pipi pria tersebut.

"Sudah pagi", katamu lembut.

Lelaki yang tak lain ayah teman masa kecilmu sekaligus suamimu itu mengerang dan malah mendusel manja padamu.

"Hm", jawabnya.

"Toji-san tidak kerja?", sekali lagi kau menepuk pipinya.

Manik indah menatapmu.

Dahi, pipi, dan bibirmu dikecupnya.

Muka bantal plus setengah sadarnya membuat jantungmu berdebar.

Pertanyaan yang ada di benak orang-orang adalah:

Kenapa kau mau menikahi duda?

Dia ayah temanmu sendiri, kok mau?

Kau hamil karenanya ya?

Kasih pelet apa dia sampai iau mau menikah pria tua sugar daddy macam dia?

Jawabannya :v

Nanti saja ya gaes :v//run

"Masih mau tidur"

"Dame", kau mencubit pipi pria itu pelan.

"Cium dulu"

Saliva tertelan mendapat permintaan tersebut.

Dengan kaku kau mengecup dahinya.

Namun dibalas lumatan di bibirmu.

"Bocah sih, masih belum pro", komennya.

Mukamu merah padam langsung dan melempar bantal tepat di mukanya.

"Hentai jiji", kesalmu.

"Tapi cinta kan?"

"Mo Toji-san!"

Lelaki tersebut tertawa renyah.

Kau pun duduk di tepi kasur.

Punggung penuh tanda kepemilikkan terlihat.

Membuat Toji tidak tahan menggodamu dengan sentuhan jari.

Kau pun berjingit kaget merasakan jari kasar menelusuri punggungmu.

Bahumu digigitnya meninggalkan bekas.

"Tanda pagi ini", katanya.

Mukamu panas seketika dibuatnya.

T-shirt kebesaran dan celana yang tergeletak sembarangn kau pakai.

TETAPI :V

"Buka bajumu"

"Eh?"

Toji menanggalkan pakaianmu dengan mudah, lalu memakaikan pakaianmu yang lain.

"Di rumah ini prianya tidak cuma aku", Toji membenarkan pakaianmu.

My Step Mother is My loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang