¥22¥

1.3K 132 34
                                    

√Author POV

Kalau pulang larut.

Mending nginep di rumah teman.

Kalau nekat, hati-hati.

Tapi apakah bahaya itu hanya ada di luar rumah?

"Hmph!"

Tidak, bahaya itu ada di mana pun dan kapan pun.

"Ssh~"

Apalagi di rumah, jika keluar rumah pastikan semua sudah terkunci rapat.

Namun penjahat lebih banyak akal kan?

Tapi bagaimana jika kalau penjahat itu orang yang kau kenal?

"To-Toji-san!? Ahh~"

"Mitsuketa~"

Nah lho :v

Kalau penjahatnya macam Toji apa yang akan kau lakukan :v?

Pasrah?

Lawanlah :v

Kau pun mendorong pria ho-EHEM!

Kau pun mendorong pria yang telah mencampakkanmu dengan kuat.

Toji mundur sedikit.

Iya sedikit, sampai sesuatu tercabut darimu.

"Jangan, jangan panggil polisi", cegahnya.

"Se-sedang apa kau di sini?! Apa maumu!?"

"Sst, pelankan suaramu, aku di sini hanya mau bicara padamu"

"Bicara? Dengan cara memperkosaku!?"

Kau melempar barang yang ada di sekitarmu namun sayang Toji dapat menghindarinya.

Toji menghela nafas dan merapikan dirinya. "Aku pikir ini berhasil"

"Mana mungkin bodoh!"

"Maafkan aku...aku kehilangan kendali"

Kau hanya menatapnya geram sambil merapikan dirimu yang baru saja pulang kerja.

Lampu kau nyalakan agar lebih terang tapi dimatikan Toji.

Toji hanya menggelengkan kepalanya dan memilih memyalakan lampu belajarmu.

Kau tidak menanyakan hal itu padanya.

Kalian terdiam duduk bersila di lantai berkarpet.

Sesekali Toji melirikmu yang tampak berbeda sekarang.

"Aku buatkan minum", kau berdiri karena merasa tidak nyaman.

"Aku beli minuman sebelum kemari", Toji mengeluarkan 2 kaleng minum dari tas plastiknya dan memberikannya padamu satu kaleng.

Saat ini rasanya kurang nyaman bagi kalian.

Cerai saja tidak tapi kau hamil anak sahabatmu semasa kecil yang notabene anak pria di depanmu.

Pisah ranjang? Hm, mungkin?

Inikah namanya ntr :v?

"Aku langsung intinya", Toji membuka suara. "Pertama, maaf aku meninggalkanmu begitu saja"

Kau menggenggam erat kaleng minumanmu.

Sebuah kertas tersodor padamu. "Kau bisa simpan ini dan serahkan padaku"

Surat cerai.

Dia memberimu surat cerai yang masih kosong.

Kau hanya diam.

"Kita begini karena aku sedang diawasi"

Matamu melebar. "Diawasi?"

"Itu kenapa aku meninggalkanmu...meninggalkan kalian, aku di sini tidak bisa lama"

"Wakarimasen..."

"Ini masalah rumit di keluargaku...keluarga utama, padahal aku sudah membuang diriku dari sana"

Kau memegang pipinya. "Daijoubu?"

Toji membelalakkan matanya namun setelahnya memejamkan matanya dan tersenyum. "Untuk sekarang iya"

Dia mengecup punggung tanganmu. "Aku lega kau baik-baik saja, mencarimu susah sekali"

Kau membuang muka karena membenci debarannyang masih kau rasakan terhadapnya.

Toji menarik dagumu.

"Kalau kau mau dan lebih memilih Megumi, tidak apa..."

Jantungmu serasa dirusuk belati. "Kau sendiri...apa begitu maumu?"

Toji terdiam sejenak. "Tidak"

Sedetik kemudian dia mengecup bibirmu.

Kau ingin melawan tapi tidak bisa.

Kau malah membalas ciumannya.

Duh, dasar lo-UHUK!

Benang saliva menyatu membentuk jembatan setelah kalian ciuman.

Sesaat mengambil nafas kalian berciuman lagi.

Tanganmu menekan belakang kepala Toji untuk lebih dalam menciummu.

Toji meyeringai kecil. "Hisashiburi da ne", bisiknya di sela ciuman.

Tangan besarnya merayap di dalam bajumu.

Menanggalkan bra bikini model tali ikat yang kau pakai.

Menurunkan reseleting baju terusan yang kau pakai.

Kau mendorongnya dan berdiri dari dudukmu.

Menanggalkan semua kain yang menempel padamu.

Toji terkesiap, mengelus perutmu yang mulai terlihat menonjol.

Dia tertawa getir. "Aku juga ingin anak"

"Gomen...watashi wa yappari...warui onna desu yone"

"[Y/n]...", Toji membelai pipimu. "Jangan berkata begitu, kau akan punya nanti"

Toji menanggalkan semua kain yang menempel padanya dan memelukmu.

Mengangkat satu kakimu dan memposisikan miliknya padamu.

Kau mengalung padanya dan makin erat merasakan miliknya masuk lagi ke milikmu.

Perlahan Toji mulai menggerakkan pinggulnya.

"Sudah berapa lama aku tidak melihat wajah itu", godanya. "Apa dia akan pulang?"

"Tidak ngh~ dia sedang menginap di tempat lain~"

"Bagus kalau begitu, perdengarkan lagi suaramubitu padaku dan sebut namaku"

"To-Tojiihh~"

Waduh :v

Dahlah bertiga nikah aja dah :v

Ehem! Ehem!

Toji menggiringmu ke kasurmu.

Suara derit dan sepertinya patah memenuhi ruangan.

Untung unitmu paling pojok dan sebelahmu sedang tidak di tempat.

"Kau makin jago ya"

Kau tak menanggapi sama sekali karena kenikmatan yang kau rasakan membuatmu hilang akal.

Rasanya miliknya mengenai puncak kepala kehidupan di dalammu.

Ok, gila, ngeri sendiri author :'v

Toji pergi sebelum Megumi pulang ke tempatmu.

Dan dia telah membersihkan hasil kenakalannya denganmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Step Mother is My loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang