¥1¥

8.3K 556 129
                                    

√Author POV

Kediaman Fushiguro.

Malam hari di bulan purnama.

"Toji-san ahng~"

"Ii koe na~"

Terdapat aktivitas pasutri baru :v

Pengantin baru :v

Yang membuat seorang Fushiguro Megumi tidak bisa belajar karena suara ambigu dari kamar ayahnya.

Padahal headphone sudah terpasang di telinga, suara ambigu itu masih menyelinap masuk.

"Kecilkan suaranya bodoh", keluh Megumi.

Ia jadi tidak bisa fokus belajar.

Tembok kamar antara kamarnya dan ayahnya padahal tidak setipis triplek.

Ia masih bisa mendengar suara gadis seusianya yabg sedang bercumbu dengan ayahnya.

Gadis itu ibu barunya.

Sekaligus teman masa kecilnya yang dia sukai.

Bagaimana ini bisa terjadi pun sangat tiba-tiba menurutnya.

Mari kita mundur sehari sebelumnya :v

Di malam dengan bulan yang sama.

Di meja makan.

"Ayah akan menikah"

Satu kalimat itu sanggup membuat Megumi dan kakak perempuannya Tsumiki menghentikan aktivitas mereka.

"Apa? Sekaget itu kalian", sedang sang ayah santuy :v

"Kapan? Dengan siapa? Kok ayah tidak beritahu kalau dekat dengan perempuan!", Tsumiki mulai cerewet.

"Besok, pernikahan kecil-kecilan aku tidak suka hal ribet. Besok juga kalian akan tahu"

Tepat besoknya jam 9 pagi di gereja dekat rumah mereka.

Tidak ada yang datang kecuali beberapa orang dikenal.

Di situ Megumi terkena mental break dance :v

Kala yang mengucapkan janji suci bersama ayahnya ialah [Full Name].

Gadis yang ia sukai sejak lama.

Ia tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

Harus menanggapi seperti apa.

Ia ingin teriak jika dia keberatan nakun lidahnya serasa kelu.

Kakaknya juga terkejut namun dia tidak seshock Megumi.

Megumi patah hati ditikung bapak sendiri :v

Shocknya masih berlanjut hingga malam pertama bagi ayahnya dan istri barunya.

"Sial..."

Ia benar-benar tidak fokus, hingga ia melihat adik kecilnya sudah sesak di bawah.

Setan apa telah berbisik sesat di diri Megumi.

Ia sedikit menurunkan celananya beserta celana dalam yang dipakainya.

Wajah kenikmatan gadis yang disukainya entah kenapa terlintas dibenaknya.

Megumi menggerakkan tangannya, mengusap adik kecilnya pelan.

Lenguhan lolos dari bibirnya sama seperti suara desahan yang makin liar dari balik tembok.

Ayahnya bermain dengan teman masa kecilnya dan mengambil keperawanannya.

Sedang dirinya bermain sendiri di kamarnya sendiri.

Beberapa lembar tisu diambilnya agar tidak meninggalkan jejak di lantai.

Mukanya memanas.

Desahan ia tahan agar ayahnya tidak dengar.

Ayahnya memiliki pendengaran yang tajam.

Tangannya yang bebas mengepal di tembok penghalang antar kamar.

Desahan panjang dari seberang membuatnya mencapai klimaks juga.

Nafas terengah-engah, ia membuang tisu ke tempat sampah.

Membenarkan celananya dan berbaring di kasur siap untuk tidur.

"Cih, sialan", umpatnya untuk ayahnya.

Apa diseberang juga selesai?

Tentu tidak :v

Mari kita tengok :v

Decitan tempat tidur tidak berhenti.

Gesekan antar kulit semakin liar.

Ruam-ruam merah dan gigitan terlukis di kulit putih yang kini tidak polos.

"Toji-san kan ngh~ baru keluar"

"Masih keluar makanya aku gerakkan"

Suamimu yang tak lain dan tak bukan adalah ayah teman masa kecilmu itu tidak membiarkanmu istirahat.

"Kulum"

Matamu membulat melihat sesuatu yang besar di depan matamu.

Pantas saja kau kewalahan karena adik suamimu sebesar itu mengacak-acak di dalammu.

Lidahmu terjulur menjilat adik suamimu itu.

"Aah~ ii ne~ [y/n]-chan~"

Adik kecilnya mulai melesak masuk ke mulutmu.

Itu saja sudah membuat mulutmu terasa penuh belum cairan yang akan dikeluarkan.

Toji menggerakkan pinggulnya, menabrakkan miliknya di mulutmu.

"Uhuk! Uhuk!", kau tersedak karena cairan melesak masuk memaksamu menelannya.

Lidahmu terjulur, Toji langsung menghujam liar bibirmu sampai membuatku terbaring lagi.

Tiga jari masuk ke intimmu membuat punggungmu melengkung kenikmatan.

Tautan bibir lepas tersisa benang saliva salong terhubung.

Desahmu makin liar karena permainan pria dewasa yang berpengalaman.

Toji memainkan payudaramu dengan bibirnya.

Digigit.

Dipelintir.

Dihisap.

Toji menikmatinya.

Cairan keluar dari intimmu, Toji menjilat jemarinya yang basah dengan sensual.

"Toji-san aku...capek"

Keringat dan cairan lain membasahi sprei kasur tersebut.

Toji menyeringai. "Permainan sesungguhnya baru dimulai sayang"

Otw gak bisa jalan check :v

🐶🐶🐶

Hehe :v

Baru chapter 1 udah panas ya gaes :v

Berbukalah dan sahurlah dengan yg hot :v//sesat

My Step Mother is My loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang