√Author POV
"Tidak perlu sampai menjual barang kan? Aku ada cukup tabungan"
"Aku memang ingin jual yang sudah tidak dipakai tapi masih bagus"
Kau sedang membereskan beberapa barang untuk dijual.
Apartemenmu penuh sesak dengan kardus-kardus barang.
Megumi ikut membantumu meski dia bilang tidak perlu karena tabungannya cukup.
Dia menyerah lebih menuruti kemauan perempuan yang dicintainya.
Ibu tirinya sendiri :v
Ayahnya sendiri bilang kalau kalian belum cerai resmi.
Megumi pun jadi bingung.
Secara tidak langsung, dia jadi pelakor :v
Tapi setelah itu dia tidak peduli :v
"Aku saja yang bereskan, kau jangan capek-capek"
"Ii wa yo, Megumi"
"Jangan sok mandiri, [y/n]"
"Jangan perlakukan aku seperti wanita lemah"
"[Y/n]", Megumi menatapmu serius. "Setelah ini...ayo pindah ke tempat yang lebih aman"
Kau menatapnya bingung lalu tertawa kecil. "Aman dari apa? Aku tidak mengerti maksudmu"
Dari keluarga ayah, benaknya melayang.
"Megumi", kau melanjutkan memasukkan barang ke kardus. "Aku berniat membesarkan anak ini sendirian di desa tempat nenek"
Megimi terkejut. "Apa? Kenapa? [Y/n] kita besarkan anak ini bersama"
"Aku tidak mau Megumi membuang mimpimu demi wanuta kotor sepertiku", senyummu tampak manis. "Aku sudah merepotkanmu dan keluargamu, aku tidak mau jadi beban"
"[Y/n], aku tidak mau! Kau dan anak itu tanggung jawabku!"
"Megumi", kepalamu tergeleng. "Jika saja aku tidak termakan nafsu...kau jadi terbebani karena kami...karena anak ini", katamu mengelus perutmu.
"Aku bahagia atas kehadiran anak itu"
"Megumi...", kau menghela nafas lelah. "Aku adalah kesalahan di hidup keuargamu"
Megumi ingin membantah nmun kalimatnya tertelan lagi.
Ia tidak bisa setelah melihat matamu.
Kau serius, itu yang membuatnya tak bisa berkata apapun.
"Lakukanlah tidak apa", balas Megumi. "Tapi aku boleh mengunjungimu kan?"
Kepalamu terangguk kecil. "Ee, douzo"
"Aku akan membantumu juga meski tidak seberapa", Megumi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Saat aku pantas menjadi...seorang pria yang bisa bertanggung jawab penuh atas kalian aku akan menikahimu"
"Megumi..."
"Tunggu aku saat itu terjadi aku akan kembali padamu, kau mau?"
"Megumi kau tida--"
"Kau bukan kesalahan ataupun beban bagiku, mengenalmu membuat hidupku indah"
Kau menutupi wajahmu dengan tanganmu, menyembunyikan air mata.
"Hidupku berarti setelah bertemu denganmu, [y/n]", Megumi tersenyum.
Tersenyum menawan tapi lebih menawan bapaknya :v//plak
Ia mendekat dan mengurungmu dalam pelukan hangatnya dari belakang.
"Aishiteru dakara", bisiknya.
Megumi bucin :v
Dia mengecup puncak kepalamu dengan sayang.
Menyandarkan dagunya pada bahumu.
Dia diam, memilih membiarkanmu menangis.
Ketika kau berbalik menatapnya.
Kedua tangannya mengusap lembut pipimu, menghapus jejak air mata.
"Yowamushi dane", komennya sambil terkekeh pelan.
Kau mau menepis tangan Megumi tapi dia malah menekan pipimu.
Megumi tertawa melohat ekspresimu seperti ikan :v
"Naze...", gumammu. "Naze watashi no koto...aishutetta? Watashi wa warui onna deshou? Watashi wa...kimi no...otou-san no okusan deshou yo"
"Dakara nande?", dahinya menempel padamu. "Aku hanya kalah cepat dengan ayah karena aku...pengecut"
"Megumi, kau mengajakku kawin lari?"
"Iya"
Kau langsung spechless.
Nekat amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother is My lover
FanfictionIbu baruku ternyata gebetanku yang diembat ayahku -Fushiguro Megumi