¥12¥

1.3K 201 18
                                    

√Megumi POV

"Tsumiki!"

"Kya! Megumi! Biasa saja kalau buka pintu!"

Bagaimana aku bisa biasa saja kalau tahu [y/n] terluka!?

Aku tidak sengaja tahu hal ini dari Nanami-sensei.

Aku ke rumah sakit karena menemani Itadori yang mau jenguk temannya, di sana ada ayah yang bicara pada Nanami-sensei.

[Y/n] dirawat di rumah, itulah kenapa aku langsung lari pulang ke rumah.

"Di mana [y/n]? Di kamar ayah?"

"Megumi tenang dulu, ini minum"

"Nanti saja! Beritahu aku!"

"Dasar tidak sabaran, ada di kamarku mau ke sana harus tenang. Dia lagi tidur lalu bawa ini, dia belum makan"

Aku membawa nampan, isinya ada semangkuk bubur, air putih, dan obat.

Hah, sekarang aku harus menenangkan diriku.

Biar dia tidak kaget atau tiba-tiba terbangun.

Nanti kepalanya pusing.

Vertigonya yang dulu apa sudah sembuh?

Aku cuma dengar kalau dia terluka, aku kurang dekat mengupingnya.

Kalau dekat nanti ketahuan si tua itu, cih.

"[Y/n], kau sudah bangun?", aku ketuk dulu pintunya.

Tidak ada jawaban, apa masih tidur?

"Aku masuk ya"

Kamar Tsumiki tidak terlalu banyak barang.

Dan di atas ranjangnya ada [y/n] masih tidur.

Aku letakkan nampannya di meja belajar Tsumiki saja.

"Apa yang terjadi padamu?"

Kulitmu jadi pucat begini.

Pipimu lecet.

Makin kurus, apa ayah sialan itu menelantarkanmu?

"[Y/n]?"

Dia mulai membuka matanya.

"Megumi..."

Maniknya melihat ke sekitar, "kamar Tsumikinee..."

"Kau masih ingat ya"

"Hilang..."

"Hilang?"

Dia mengusap-usap perutjya dengan gelisah, lalu dia menangis.

Ah, begitu ya...

Dia keguguran...

Ini bukan saatnya senang Megumi, ingat itu.

"Hei, [y/n] tenanglah"

"Aku gagal Megumi!"

"Tidak [y/n], kau tidak gagal"

"Lebih baik a--"

Aku memeluknya, aku tidak suka lihat dia begini.

"Jangan berpikir untuk mati [y/n], aku tidak suka. Kau kehilangannya bukan berarti kau gagal jadi seorang ibu, ini juga bukan kesalahanmu. Aku di sini jadi tenanglah"

"Lepas Megumi...ini--"

"Tidak boleh aku memeluk perempuan yang kucintai?", kesal rasanya. "Sekalipun ayah menikahimu, aku tidak akan menyerah merebutmu darinya. Ini memang bukan waktu yang tepat tapi...[y/n], kau menyakiti hatiku tapi sekarang aku melupakan rasa itu untuk sementara. Keadaanmu lebih penting"

Maaf aku mengatakan ini tapi memang benar.

Dan kurasa kurang tepat.

"Kowaii..."

"Sekaramg sudah tidak apa, kau bisa cerita padaku nanti tentang apa yang terjadi [y/n]"

"Terlalu cepat sampai membuatku bingung..."

Tubuhnya gemetar.

Apa yang terjadi padanya selama ini?

Ayah menyiksanya?

Apa ada yang menyerangnya?

Dibalik pertanyaan banyak itu.

Aku bersyukur bisa melihatnya lagi.

Aku pikir tidak akan pernah melihatnya lagi.

Aku pikir tidak akan pernah bisa menyentuhnya lagi.

"I-ittai Megumi"

"Gomen [y/n]", rasanya air mataku akan keluar. "Aku hanya merasa senang bisa melihatmu lagi..."

"Nande?"

"Aishiteru dakara yo, wakaten noka?", meski aku ungkapkan sekalipun kau tetap akan milih ayah kan? "Tapi kau lebih memilih ayahku sialnya"

"Toji-san...meninggalkanku"

"Hah!?"

Sangking kagetnya aku mendorongnya menjauh.

Ayah meninggalkanmu? Aoa maksudnya?

Jangan tersenyum dnegan mata sedih itu!

"Dia membuangku..."

"[Y/n] tidak apa jika kau tidak mau cerita dulu", itu akan membuatku marah besar. "Hora tabe yo"

"Iranai..."

"Makanlah, Tsumiki yang membuatkannya untukmu. Kau kan suka masakannya ketimbang masakanku"

"Kau masih ingat saja Megumi", semua tentangmu aku ingat bodoh. "Untuk sekarang aku tidak mau makan dulu"

"Kau harus makan! Tsumiki nanti sedih lho"

"Hah, ya sudah"

"Aku suapi"

"Aku bisa sendiri"

"Tanganmu di gips lho"

Keras kepalanya sama sekali tidak berubah.

Sekalipun aku marah dan merasa tidak adil dengan semua yang terjadi.

Aku tidak bisa tidak peduli padanya.

Sejak dulu, aku melihatnya sebagai wanita bukan sebagai adik ataupun kakak sekalipun.

Apalagi sebagai ibu, yang benar saja.

Ayah meninggalkannya?

Membuangnya?

Setelah dia memperkosa [y/n] hingga hamil sekarang ditinggalkan begitu saja?

Memang ayah bajingan//author: he, dujana kamu Megumin :v

Biarin! Kan fakta!

"Merasa lebih baik [y/n]?"

"Uhn"

"Aku tidak akan memaksamu cerita, tapi aku menemanimu di sini tidak apa kan?"

"Uhn, ii yo"

Aku akan selalu menemanimu.

My Step Mother is My loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang