7 bulan lebih 2 minggu kemudian.
Siang ini Ayana sedang berjalan menuju kolam renang dirumahnya. Ayana mengenakan bikini dengan warna senada. Perlahan ia menuruni tiap anak tangga kolam.
Ayana menenggelamkan dirinya agar seluruh tubuhnya basah. Tanpa Ayana sadari ada seseorang yang berjalan sambil membuka satu persatu pakaiannya. Seseorang itu menuruni anak tangga kolam dan langsung memeluk Ayana dari belakang.
Hal itu sontak membuat Ayana kaget sekali. Reflek Ayana langsung menengok untuk mengetahui siapa orang tersebut. Ayana melihat Gamma sedang memeluknya dan menyenderkan kepalanya dibahu Ayana.
"Ga lo tu apa apaan si, mau bikin gua jantungan apa" Keluh Ayana dengan nada kesal.
"Emang lu ga tau gue datang?, Gue buka baju juga lu ga ngerasa?" Gamma justru balik bertanya.
"Engga, sejak kapan lu dateng??" Ayana masih memasang wajah kesal.
Gamma pun memutar tubuh Ayana sehingga saat ini Ayana menghadap Gamma. Gamma tidak memberi jarak sedikit pun antara tubuhnya dan tubuh Ayana. Ayana mulai curiga dan bingung dengan tingkah Gamma.
Detik berikutnya Gamma sudah mendaratkan bibirnya dibibir Ayana. Melumatnya rakus membuat Ayana sedikit kualahan mengimbangi Gamma yang sangat tiba tiba itu.
Selang beberapa menit Gamma melepaskan ciumannya untuk sekedar mengambil nafas. Ayana langsung sibuk mengatur nafas dan detak jantungnya yang sudah tidak karuan.
"Ga lo tu apa apaan si, selalu aja tiba tiba, tar kalo keliatan Bi Ira gimana??" Ayana lagi lagi menatap Gamma kesal.
"Tadi Bi Ira lagi bersih-bersih di daerah dapur, jadi aman" Gamma pun memperlihatkan senyumannya.
"Lagian lu tu kenapa si dua minggu ini dateng-dateng langsung nyerang, abis itu lu pergi gitu aja, kaya gini kita kan cuma temen Ga" Ayana sudah tidak bisa lagi menahan isi hatinya.
Selama 7 bulan Gamma selalu bersikap manis kepadanya. Ayana bahkan hingga lupa bahwa mereka hanya teman. Dan sudah dua minggu ini Ayana seperti ditampar kalau semua perlakuan Gamma padanya hanyalah sebuah ilusi.
Mendengar itu Gamma justru langsung melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Ayana. Gamma langsung beranjak keluar dari kolam tanpa sepatah katapun.
"Ga mau kemana??, Jangan pergi, please" Ayana berusaha menghentikan Gamma dengan menahan tangan Gamma.
Namun Gamma langsung melepaskan tangan Ayana dari tangannya. Gamma kembali memakai bajunya dan pergi meninggalkan Ayana duduk menangis dikursi dekat kolam. Ayana langsung membersihkan tubuhnya dikamar mandi.
Awalnya Ayana ingin berenang sebentar. Namun saat ada kejadian tadi Ayana tidak jadi berenang. Ayana terlalu sakit melihat sikap Gamma sejak 2 minggu ini. Ayana tidak bisa berbuat banyak karena ia sangat tau Gamma seperti apa.
Ayana saat ini hanya bisa menangis dikamarnya yang tadi sudah dibersihkan oleh bi Ira. Ayana mendengar suara pintu kamarnya dibuka. Ayana langsung mengusap kasar air matanya.
Bi Ira masuk menghampiri Ayana dikasur. "Non Ana makan dulu yuk?, Makanannya udah siap dimeja" Bi Ira menatap Ayana lembut.
"Ana ga laper Bi" Ayana mengubah posisinya memunggungi Bi ira.
"Eee, jangan gitu, Bibi tau Non sedih, kan sedih juga butuh tenaga, kalo tenaganya abis trus sakit nanti Bibi dimarahin Papa dan Mama Non" Bi Ira mengusap puncak kepala Ayana.
Mendengar itu Ayana langsung beranjak ke meja makan. Ia terlalu malas jika akan banyak diomelin saat dirinya sudah terlalu sedih karena Gamma. Ayana juga tidak ingin dirinya sendiri sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbawa Suasana
Любовные романы21++, HARAP BIJAK, SUDAH AUTHOR INGATKAN YAA.... Kalau saja aku tidak terbawa suasana pada malam itu. Mungkin aku tidak akan seperti ini. Tidak akan pernah terjebak dengannya dan dengan segala pesona yang dimilikinya. - Ayana Renova Aku tidak perdul...