Seketika kedua sudut bibir Gamma tertarik keatas membentuk lengkungan tanda ia sedsng bahagia. Setelah itu Gamma langsung membuka baju atasan Ayana.
Terlihatlah dua gunung kembar yang menjadi salah satu spot favorit Gamma ditubuh perempuan. Gamma menatap cukup lama dua gunung yang masih terbalut kain penyangga.
"Kenapa?, Ga suka ya?" Tanya Ayana karena bingung melihat respon Gamma terhadap dadanya. Ayana tau betul Gamma sudah dipastikan banyak bertemu dengan dada yang ukurannya bermacam macam. Sudah pasti ada kemungkinnan Gamma pernah menikmati yang dadanya lebih indah dari dada Ayana.
"Jangan ngerendahin diri kaya gitu Na, gua ga suka, kalo dada lo biasa aja dimata gua, ga bakalan waktu itu gua kebayang bayang trus cuma gara gara ga sengaja ngeliat belahan dada lo" Ucap Gamma sambil mencubit pengait bra Ayana. Dan seketika pengaitnya pun langsung terbuka.
"Hah?, Kapan Ga?" Tanya Ayana kaget. Gamma langsung membuka bra milik Ayana dan terpampang lah dua gunung kembar yang belahannya selalu terbayang bayang dibenak Gamma.
Bukannya menjawab Gamma malah melahap dada Ayana yang sebelah kanan seperti bayi yang haus susu. Sedangkan tangan kirinya meremas dada Ayana yang sebelah kiri.
"Ahh..Ga..kho..tiba..tiba..sih" Ucap Ayana disela desahannya yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Gamma Beranr benar gemas dengan dada Ayana yang dirasanya kenyal sekali.
"Ghaammaa..mmhh" Desahan terus keluar dari bibir Ayana ketika seluruh tubuhnya seperti disengat listrik skibst sentuhan yang Gamma lakukan. Desahan yang keluar dari bibir Ayana membuat kejantannan Gamma semakin mengeras dibawah sana.
Gamma merubah posisinya menjadi seperti orang merangkak dan Ayana tepat berada dalam kurungannya. Satu tangan Gamma digunakan untuk menyangga tubuhnya agar tidak menindihi Ayana dan sedangkan yang satunya lagi ia gunakan untuk melepas celana dan cd Ayana.
"Ga, Ga, ga disini kan masukinnya?" Tanya Ayana panik sambil menahan celananya. Bagaimana tidak, ini adalah ruang tamu dan siapa saja bisa tiba tiba lewat.
"Gua ambil selimut bentar" Ucap Gamma lalu berjalan ke kamarnya. Ayana malah semakin bingung dengan kemauan Gamma yang baginya aneh sekali.
Anjir. Gila kali disini. Ini kan ruang tv. Kalo ada yang lewat gimana. Gammmaaaaaa. Pekik Ayana dalam hati.
Selang beberapa menit Gamma kembali sambil membawa selimut kain berwarna putih. "Sini" Gamma mengulurkan tangannya sambil berdiri untuk membantu Ayana berdiri. Ayana pun langsung meraih tangan Gamma sambil satu tangannya ia gunakan memegang baju untuk menutupi dadanya.
Gamma berjalan ke sofa sambil menggandeng tangan Ayana. Setelah itu Gamma berdiri diantara Ayana dan sofa yang berada diruang tamu. "Nih buka, tutupin bagian belakang lo pake ini dan buka celana lo" Gamma menyodorkan selimut tadi.
Ayana sedikit kaget mendengar instruksi Gamma namun tetap melakukannya dengan membuka selimut memakai satu tangan karena yang satunya lagi masih memegang baju untuk menutupi dadanya. Sedangkan Gamma membuka kaos, celana pendek dan cdnya.
Setelah Ayana membuka seluruh bajunya. Ia menutupinya dengan kain selimut yang Gamma berikan tadi. Posisi mereka sama sama masih berdiri.
"Ga, kalo ada yang lewat nanti gimana?" Tanya Ayana dengan wajah khawatir. Gamma membuka tangan Ayana yang sedang memegang kedua sudut selimut. Gamma melingkarkan kedua tangan Ayana dilehernya. Sehingga mereka seperti dibalut selitmut.
"Satu, ga akan ada yang lewat, dua, nanti lo juga paham ko pengalaman barunya" Setelah itu Gamma langsung melumat kembali bibir Ayana sambil kedua tangannya memeluk pinggang Ayana dan mengikis jarak antara tubuhnya dan Ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbawa Suasana
Romance21++, HARAP BIJAK, SUDAH AUTHOR INGATKAN YAA.... Kalau saja aku tidak terbawa suasana pada malam itu. Mungkin aku tidak akan seperti ini. Tidak akan pernah terjebak dengannya dan dengan segala pesona yang dimilikinya. - Ayana Renova Aku tidak perdul...