Prolog

5K 565 27
                                    

Aku lupa memberikan informasi, untuk cerita ini sudah aku publikasikan di Karya Karsa (@iamtillyd) dan sudah memasukki pertengahan cerita. Saat ini di admin juga sedang open PO untuk versi pdf untuk versi cetak silakan di follow up. Untuk PO silakan pastikan bahwa slot dengan harga diskon masih tersedia.
Untuk ikut PO :
Admin : 082124089124

Semisal mau baca di Wattpad juga tidak apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semisal mau baca di Wattpad juga tidak apa-apa. Aku pastikan bahwa cerita ini tetap dipublikasikan di sini walaupun lebih cepat di Karya Karsa dan dalam versi ebook sudah ada (+extra part khusus pdf/ebook/cetak/karyakarsa). Pembaca lama pasti paham, ceritanya tetap ada di Wattpad walaupun setelah ending pasti cepat2 dihapus.

***

"Berikan boneka itu padaku, Lorette!"

"Tidak! Mama memberikannya untukku."

"Lorette!"

Suara gemerisik itu terdengar dari lantai dua. Antonieta Damiano dan adiknya yang berusia enam tahun, Lorette Damiano, memperebutkan sebuah boneka barbie pemberian Ibu mereka. Keduanya tampak enggan untuk mengalah dan saling berkejaran di dalam kamar Lorette. Suasana yang tadinya ceria kini menjadi cukup berisik apalagi ketika Lorette terjatuh dari tangga ke lantai satu.

Antonieta yang memegang boneka di tangannya menatap terkejut pada Lorette di lantai. Anak itu terjatuh dengan posisi telungkup. Kening Lorette di bagian kanan tampak lebam. Tangis terdengar memenuhi tiap sudut rumah dan Ibunya, Pertessa Damiano, meraih Lorette ke pangkuannya sebelum memberikan tatapan tajam ke arahnya.

"Mama, aku tidak berniat membuat Lorette—"

"Bonekaku," racau Lorette dengan suara tangis yang membuat Antonieta menyesal.

"Annie, mama sedang berusaha menyelesaikan pesanan kue hari ini."

Antonieta mengekori langkah Ibunya menuju dapur dan melihat beberapa orang pelayan yang sedang sibuk di sana. Tidak hanya itu, ia juga menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan besar dengan membuat keributan. Lantai tampak dipenuhi dengan box berisi kue-kue. Ada lebih dari seratus box—perkiraannya. Belum di dalam oven dan kotak yang belum dibentuk.

Ibunya mendudukan Lorette di kursi bar. Dibantu oleh seorang pelayan, wanita itu kembali memasukan kue-kue ke dalam kotak. "Mama memintamu untuk menjaga Lorette, kenapa kau tidak memberikan bonekanya?"

Antonieta menghembuskan napas. "Aku hanya ingin meminjam boneka itu sebentar, Ma. Aku mau memperbaiki—"

"Dia merebutnya dariku, Mama," ujar Lorette kesal. "Annie mendorongku!"

Tadinya Antonieta ingin mengalah dan menyesal. Tapi mendengar ucapan Lorette, Antonieta dengan sengaja menarik rambut anak itu hingga kepalanya ke belakang. Rasakan!

Tangis Lorette terdengar kencang. Mulutnya terbuka dan ketika Ibunya lengah, Antonieta memasukan sesuap kue hingga Lorette terpaksa mengunyahnya.

"Enak? Sekarang makan saja kuenya—jangan mengadu!" ancam Antonieta kesal.

When We KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang