Bab 18

383 81 6
                                    

A/N : Versi PDF When We Kiss (full sampai ending) bisa kalian pesan di WA : ‪+62 858‑6347‑4083‬. Selain itu, bisa dibeli juga di Google Play Books dan dukungan Karya Karsa @iamtillyd

***

Kehlani : Antonieta, aku sudah meminta kandidat kelimamu untuk pulang.
Kehlani : Kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu lagi.
Kehlani : Aku telah menemukan pria yang tepat untukmu.
Kehlani : Pria yang ada di ruangan itu ... dia adalah kandidat keenam.

Antonieta membaca rentetan pesan yang dikirim oleh Kehlani, menatapnya dengan tidak percaya dan menggulirnya berulang kali untuk memastikan sekali lagi. Pesan itu telah dikirim satu jam yang lalu, tapi Annie baru membacanya sekarang.

"Kandidat keenam?" Annie mengulang ucapan Savir.

"Kau ... kandidat keenam?" bisik Annie lagi dengan kedua mata yang kian membulat.

Itu artinya...

Annie menelan ludah dengan susah payah. Lidahnya mendadak kelu untuk kembali berkata. Entah bagaimana Antonieta harus menjabarkan perasaannya. Biasanya, di hadapan Saverio—hanya di hadapan pria itu—Annie seperti sebuah buku yang mudah untuk dibaca. Ia tidak segan-segan menunjukkan seluruh ekspresinya.

Tapi kali ini, Annie menahan perasaan membuncah di dadanya sekuat tenaga. Hati dan otaknya berperang satu sama lain. Benaknya berkecamuk; jangan terlalu percaya diri, ini mungkin mimpi.

Annie memundurkan langkahnya melihat Saverio mendekat. Pinggang Annie menabrak meja dan ia memejamkan mata kala harum parfum Savir memenuhi hidungnya.

Apa pria itu akan menciumnya?

Tidak ada apapun; Annie membuka mata. Bukan menciumnya, Saverio meraih sebuah kotak beludru di dalam laci. Membuka benda itu dan menyimpannya ke atas meja. Antonieta refleks mengalihkan perhatiannya pada benda itu.

"A-apa ini...." Bibir Antonieta terbuka tanpa melanjutkan ucapannya.

"Mari kita menikah," ajak Saverio dengan pandangan lurus pada Antonieta.

"Apa?!" pekik Antonieta dengan suara yang nyaring.

"Kau mendengarku dengan baik." Savir tidak merubah nada suaranya yang tegas, "menikah denganku, Antonieta."

Kandidat keenam—pria yang sangat Antonieta cintai.

Dari ketiga kandidat yang telah berhadapan dengan Annie, Saverio adalah satu-satunya yang tidak bertanya; tampak tidak peduli dan tidak penasaran dengan; "Mungkinkah mereka seharusnya membahas sesuatu terlebih dahulu, meskipun mereka sudah kenal sebelumnya?". Tapi pria itu meminta secara langsung pada Annie—dengan sebuah cincin diiringi ajakkan.

"Apa aku bermimpi?" tanya Antonieta pada dirinya sendiri. "Aku mungkin bermimpi..." ia mencubit pipinya dan meringis karena merasakan nyeri.

"Savir ... kau nyata bukan?" Antonieta menyentuh rahang Savir, lalu senyumannya perlahan terlukis diiringi dengan matanya yang berkaca-kaca. "Aku tidak menyangka mimpiku setiap malam menjadi nyata."

"Ya Tuhan! Kau benar-benar melamarku!" Annie menatap Savir dengan kilat bahagia, "kau tahu ... meskipun ini tidak romantis sama sekali, jawabannya tetaplah sama."

"Tentu saja aku mau!" Tanpa sadar Antonieta memeluk Savir begitu erat hingga Savir sedikit mundur darinya. "Kau tidak perlu bertanya padaku, aku pasti mau menikah denganmu!"

Saverio menghembuskan napas pelan. Pria itu melepaskan pelukan Antonieta dari tubuhnya. Dengan polos Antonieta menengadah untuk menatap Saverio.

"Duduk, Antonieta," perintah Savir datar. "Jauhkan tanganmu dari tubuhku."

Annie meraih cincin berlian dari kotak itu. Ia mengenakannya seraya mengulaskan senyuman lebar. Lalu tanpa sadar, Antonieta menggigit bibir bawahnya dan hal itu diperhatikan oleh Savir.

"Cincinnya pas di jari manisku," kekeh Annie senang. "Kau selalu seperti ini, tidak romantis sama sekali."

"Cincin itu bukan dariku—Kehlani yang membelinya," ujar Savir datar. "Jika aku ingin membeli sebuah cincin, maka aku hanya akan menyematkannya pada jari wanita yang kucintai."

Senyuman di bibir Antonieta berangsur-angsur memudar. Ia membalas tatapan Savir dan menunduk, tapi kemudian kembali melukiskan senyuman samar.

"Kehlani bilang hanya ada lima kandidat yang bersedia, kau adalah kandidat ke enam," ujar Annie tak menyerah untuk mendebat Savir.

Savir menyipitkan matanya, "apa Kehlani tidak memberitahumu bahwa dia meneleponku dan menemuiku tadi pagi?"

"Kehlani memintaku untuk menjadi kandidat, dan aku melamarmu bukan karena tertarik padamu, tapi pernikahan ini akan memberikan keuntungan bagiku," jelas Savir. "Apa sudah cukup jelas?"

"Keuntungan apa?" Annie menggeleng, "aku tidak akan membantumu dalam hal apapun—"

"Aku membutuhkan status pernikahan untuk menghindari perjodohan yang disodorkan oleh para direksi, klien dan juga investor—"

"Tapi ... kenapa harus aku?" Antonieta bertopang dagu seraya melukiskan senyuman manis. "Bukankah ada banyak wanita lain?"

"Aku mengerti, Savir. Akui saja—jika kau tidak mau jujur juga tidak apa-apa. Aku tidak akan mempermalukanmu..." Annie menyimpan tangannya di depan dada, "perasaanmu akan kusimpan di sini tanpa memberitahu kepada siapapun."

"Kenapa kau tidak pernah berubah?" Saverio menatap Annie tanpa ekspresi, lalu melanjutkan ucapannya, "setidaknya ... mulailah untuk tidak selalu berpikir positif dan percaya diri yang berlebihan, kau bukan lagi remaja kemarin sore, Antonieta."

"Apa karena kau mulai menyukaiku? Benar kan?" cerca Annie, mengabaikan ucapan Savir sebelumnya.

"Karena kau bukan wanita yang kuinginkan, Antonieta. Menikah denganmu akan sangat mudah, kau tidak akan membuatku jatuh cinta sama sekali. Mengerti?"

"Ketika waktunya tiba—sampai aku menemukan wanita yang benar-benar aku cintai—melepaskanmu bukanlah hal yang sulit."

TBC

When We KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang