Bab 7

1K 150 1
                                    

A/N : Sedikit informasi, di Wattpad cerita ini masih on-going dan akan terus diupdate, namun aku tidak akan menyertakan adegan dewasa yang eksplisit.

Per bab untuk versi Wattpad dan Karya Karsa berbeda ya. Di Karya Karsa full paragraf, tanpa cut.

Untuk versi yang sudah full (ending-ekstra part) telah tersedia di Google Play dengan pencarian : Tilly D - When We Kiss
Di karya karsa : @iamtillyd

Dan pemesanan versi pdf di admin, whatsapp : 082124089124

Open PO cetak diperpanjang sampai tanggal 23 Mei 2023

***

"Apa kau menyukai kamar barumu?"

Hatinya merasa hampa.

Antonieta menatap sekelilingnya dengan mata yang berkaca-kaca. Air matanya terasa masih belum kering di pipi. Bahkan Annie dapat merasakan desakkan untuk menangis lagi. Tapi, Annie menahannya sekuat tenaga.

Tapi di satu sisi bukannya dia juga harus merasa senang?

"Annie?"

Annie tersentak dan segera menjawab, "Ya-ya, tentu saja!" ujarnya sedikit gugup.

Annie memaksakan sebuah senyuman ketika menatap Megan. Megan mendekati pinggiran ranjang dan mengajaknya untuk duduk di sana seraya melihat-lihat.

"Kau tahu, ini adalah kamar yang tidak pernah dipakai Savir ketika berusia enam tahun." Pandangan Megan menerawang, "aku selalu berdoa bahwa suatu saat anak keduaku adalah perempuan. Tapi Tuhan mentakdirkan kembali dua malaikat pria di hidup kami."

Annie tersenyum kecil. Namun, dia sadar senyuman itu tidak tampak sama sekali. Walaupun dua bulan ke depan ia akan tinggal di kediaman Moretti sampai semester bulan ini berakhir dan Annie mendapatkan nilainya, sebelum pindah ke London, Annie masih dirundung rasa kecewa akibat perbuatan Ibunya.

Ibunya tidak salah; Annie yang berekekspektasi terlalu tinggi bahwa kehidupan mereka yang sederhana baik-baik saja. Dia pikir usaha catering, kedai, dan kue yang Ibunya jalani berjalan lancar. Nyatanya, wanita itu berjuang sendirian dan menimbun hutang di bank demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Kedai milik Ibunya telah disita, usaha catering berantakan karena Ibunya mengeluarkan beberapa pekerja, dan setiap bulannya penjualan kue tidak selaris dulu--kala wanita itu masih memiliki toko kue. Kenyataan itu menampar Annie berkali-kali. Kenapa Ibunya tidak membicarakan hal ini sejak awal?

Wanita itu tiba-tiba saja memberikan kabar mereka harus pindah; kediaman mereka disita dan mereka tidak bisa lagi menempatinya. Padahal Annie selalu mengingat setiap moment yang di lewati sedari kecil di sana. Walaupun kediaman mereka tidak semewah itu, Annie mensyukurinya.

When We KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang