Bab 11

1K 126 6
                                    

A/N : Maaf aku terlambat update. Semoga masih ada yang setia menunggu ya.

Btw, PDF When We Kiss, When We Kiss dan Perfect Chemistry sedang diskon. Per PDF hanya 40k saja. Slot pembelian terbatas ya hanya untuk 20 pembeli tercepat untuk masing-masing judul.

Pemesanan hubungi WA : 0858‑6347‑4083

Selain itu, ada juga diskon PDF judul lain hanya 30k per PDF

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain itu, ada juga diskon PDF judul lain hanya 30k per PDF. Kapan lagi kita bertemu dengan diskon besar di setiap akhir tahun :D

 Kapan lagi kita bertemu dengan diskon besar di setiap akhir tahun :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

"Apa pekerjaanmu di luar sangat mendesak hingga kau tidak dapat hadir hari ini untuk rapat Savir?"

"Maafkan aku, Angel. Apakah kita bisa menentukan jadwal di lain waktu?"

"Aku sudah menjelaskannya padamu kemarin––Ayahku hadir. Kau tahu bagaimana Ayahku sangat kecewa karena kau membatalkan jadwal sepihak disaat kita sudah sepakat dan empat puluh menit waktu tersisa...."

Saverio menyelipkan ponsel ke telinga dengan bantuan pundaknya. Ia mendengarkan apa yang Angelita ucapkan, namun perhatiannya terpaku pada setumpuk berkas yang ada di atas meja ruang tamu. Beberapa telah dia kerjakan kemarin dan beberapa bagian yang lebih banyak daripada yang sudah Savir buka––masih membutuhkan perhatiannya hari ini.

Ayahnya memutuskan untuk menemani Ibunya terbang ke Jerman dan Ayahnya meninggalkan tanggung jawab pekerjaannya pada Savir. Tidak sepenuhnya pria itu menyerahkannya, namun tanggung jawab yang besar dalam mengambil keputusan harus Saverio emban.

Sebagai pebisnis yang terkenal di Italia, bagi seorang Romero Moretti, tidak semudah itu baginya mempercayai CEO di perusahaan mereka tanpa adanya campur tangan Savir dalam menelaah keputusan itu terlebih dahulu.

"....aku mengirim pesan dan kau tak membalas sama sekali. Sekarang kau meminta mengganti jadwal? Savir, kau sudah membuat kami dan dewan direksi menunggu satu jam tanpa kepastian kemarin...."

"Tuan Savir, kopi Anda," ujar seorang pelayan seraya menyimpan segelas kopi ke atas meja.

Savir mengangguk singkat. "Terima kasih," ujarnya.

When We KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang