Chapter 10 : Penyerangan

4 1 0
                                    

Sabrina POV
Sedari pagi tadi, perasaanku tidak enak, memangnya apa yang telah terjadi?.
Aku  jadi tidak yakin, firasatku selalu tertuju pada Lucas, sedang apa dia saat ini?, aku jadi sangat khawatir kepadanya, kuharap dia baik² saja
POV end

Pada saat tengah melamun, tiba-tiba kalung yang pernah diberikan oleh Lucas mengeluarkan cahaya kebiruan. Sabrina yang mengetahuinya segera mengangkat kalung tersebut agar sejajar dengan wajahnya.


Sabrina POV
Ada apa dengan kalung ini?, tidak biasanya mengeluarkan cahaya kebiruan. Apa ini ada hubungannya dengan firasat burukku tentang Lucas
Tidak mungkin.. Lucas pasti baik-baik saja aku yakin itu.
POV end

Di tengah lamunannya, seorang pelayan masuk ke kamarnya. "Permisi, tuan putri," ucap pelayan, namun tak ada tanda-tanda sabrina akan menjawab

Pelayan tersebut mendekatinya dan menepuk pelan pundak Sabrina. "Tuan putri," panggilnya sekali lagi.
"Ee-eeh iy-iya," ucap Sabrina kaget.

"Anda dimintai untuk menemui Raja dan Ratu, tuan putri" ucap pelayan tersebut sopan.


"Menemui mereka?, ada apa gerangan?" tanya Sabrina dengan wajah bertanya-tanya.

"Saya juga kurang tau tuan putri, sebaiknya Anda turun sekarang," jawab pelayan dan diangguki oleh Sabrina.

Sabrina pun menemui ayah dan ibunya dengan diikuti oleh pelayan tersebut.

"Ayah.. ibu," panggil Sabrina

"Sabrina, duduklah nak" ucap ratu mempersilahkannya duduk. Sabrina pun duduk di samping ibunya.

"Kenapa kalian memanggilku?" tanya sabrina menatap wajah ayah dan ibunya.

"Ah.. soal itu.. kami ingin mengadakan pesta ulang tahun untukmu malam ini," ucap Raja hati-hati. Raut muka sabrina berubah datar, ia sangat tidak suka dengan kerumunan.

"Tapi kami tidak akan mengundang tamu, hanya kita dan seluruh pelayan yang akan merayakannya," ucap Raja menambahi.

"Ayah tau kan, malam ini bulan purnama pertama, para manusia serigala akan keluar ayah," ucap Sabrina dengan raut khawatir.

Ayahnya tersenyum. "Malam ini, gerbang istana akan ditutup dan tidak akan dibuka, hingga menjelang pagi, kau tidak perlu khawatir."

Sabrina hanya mengangguk, namun hatinya sedang gelisah.


••••••••••••••••••••••••••••••••


Di lain tempat
"Bagus sekali Lucas, kau memang cocok menjadi senjata balas dendamku," ucap Alex menepuk-nepuk pundak Lucas.

Alex POV
(Flashback on)
Aku merintih kesakitan karena kakiku mengalami luka yang cukup besar. Aku masih ingat kejadian itu, di mana ada banyak manusia dengan baju besi yang melindungi tubuhnya dengan pedang dan perisai yang berkilauan, yang paling menonjol adalah seseorang dengan baju besi dan bulu merah yang terdapat di helm besinya.

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana orang tuaku mati-matian menyembunyikanku dan berakhir mati di depan mataku. Darah ada di mana-mana, bercipratan di tanah dan di batang-batang pohon.
'Crekk'...suara itu, suara pedang yang menembus daging.

Saat mereka pergi, hanya terdapat manusia-manusia serigala yang sudah terkapar tak bernyawa. Beberapa anak seusiaku juga ikut keluar dari persembunyian, aku mendengar mereka menangis pilu, sungguh menyayat hati. Mereka memeluk orang tuanya yang bersimbah darah dan sudah kaku itu. Beberapa kali mereka meneriaki orang tua mereka untuk bangun, namun selamanya mereka takkan pernah bangun lagi.

Aku menatap sedih kedua tuaku yang sudah terbujur kaku, ku genggam tangan mereka yang sudah dingin itu dan mengiklaskan mereka untuk pergi selamanya. Semua anak seusiaku pun menggali liang untuk orang tuanya, termasuk aku, dengan hati yang kacau aku mengubur kedua orang tuaku.

Tanganku terkepal, mataku memerah, tapi aku tak menangis, dalam dadaku sudah tumbuh kebencian terdalam kepada umat manusia.
(Flashback off)
POV end

'Kami juga akan memusnahkan kalian umat manusia, lihat saja pembalasan kami,' batin Alex.


 ••••••••••••••••••••


Malam ulang tahun Sabrina pun tiba, Ia memilih baju yang cocok untuk ia pakai malam ini. Pilihannya pun jatuh kepada Dress selutut berwarna navy dan sepasang sepatu putih

Sabrina mematut dirinya di depan cermin. Hatinya sedang begitu gelisah, ketika bulan purnama mulai bersinar. Ia sudah bersiap-siap jika sesuatu terjadi pada malam ini, ia meminta kepada pelayan  kamarnya untuk menyembunyikan pedangnya bersama pelayan tersebut.

Dengan langkah berat, ia menuruni tangga. Di bawah sana para pelayan sedang berlalu lalang menyiapkan pesta untuknya. Tampak ibunya juga yang sedang membantu mereka.


"Ibu," panggil Sabrina pelan.


"Cantik sekali gadis ibu," ucap Ratu sambil memegang kedua tangannya.

Sabrina tersenyum simpul. Tak bisa dipungkiri ia tampak terlihat anggun dengan rambut yang diikat asal dengan pita dan kalung pemberian Lucas yang selalu terpasang di lehernya.

Acara pun dimulai, raja dan ratu tampak bahagia begitu pula dengan semua pelayan.

Tiba-tiba
'BRUUUKK'


Suara keras yang berasal dari arah gerbang istana.

'AWWUUUUU' lolongan manusia serigala seakan-akan sangat dekat dengan istana.
Sabrina segera mengode pelayan yang memegang pedangnya untuk memberikan kepadanya.

Tiba-tiba, gerbang istana yang berdiri kokoh jatuh membuat tanah sedikit bergetar.
Dari luar tampaklah para manusia serigala yang sudah berubah wujud menjadi sangat menyeramkan dan dengan brutal segera menyerang istana.

Seisi istana pun menjadi riuh, mereka berlari kalang kabut untuk menyelamatkan diri.
Sabrina yang saat itu sedang memegang pedang pun berlari ke arah para manusia serigala dan mengeluarkan pedang dari sarungnya.

"SABRINAA!!!" teriak Raja. Namun sabrina telah jauh pergi.
Raja pun segera mengambil pedang milik pengawal dan mengejar Sabrina.

TBC

The Curse Of The WerewolvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang