Semenjak saat kejadian itu, seluruh orang merahasiakannya dari sang Putri, begitu pun dengan Raja dan Ratu. Mereka sangat menjaga putrinya dari apapun dan siapun dan mereka selalu mengawasinya dengan bantuan pelayan kepercayaan untuk putrinya yang selalu ada saat putri membutuhkannya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berlalu, kini Putri telah berumur 7 tahun. dengan umur masih kecil, ia telah terbiasa dengan peraturan peraturan yang begitu mengikatnya, tetapi bukan Putri Sabrina namanya jika tidak pandai melanggar peraturan peraturan yang dibuat oleh Raja dan Ratu untuknya. Entah berapa kali Ratu selalu mengingatkannya dan entah berapa kali Sabrina melanggarnya. Ia tumbuh menjadi perempuan berani dan kuat. Hobinya adalah memanah dan menunggangi kuda. Anugerah itu telah diberikan oleh seeorang yg telah menyelamatkannya dulu.
Suatu hari
"Apakah kau akan terus menyembunyikan ini semua darinya?" Tanya Raja kepada Ratu."Tentu saja akan tetap begini, aku tidak ingin dia tahu bahwa ada makhluk menyeramkan pemakan manusia diluar sana." Jawab Ratu.
"Tapi dia mulai besar, kita tidak mungkin menyembunyikan terus hal ini, dia akan tahu pada akhirnya." Ucap Raja.
"Entahlah hanya saja aku ingin dia tidak tahu untuk sementara waktu." Kata Ratu.
"Baiklah, dan bagaimana dengan ulang tahunnya? Apakah kau ingin seperti tahun-tahun sebelumnya tanpa perayaan?" Tanya Raja.
"Aku juga memikirkannya, kurasa kita bisa membuat perayaan, tetapi disiang hari, dan itu membuat semua orang mengenalnya". Jawab ratu.
"Baiklah" Ucap Raja tersenyum.
Keesokan paginya di meja makan saat sedang menyantap sarapan. Hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Hingga Raja membuka suara membuat Ratu dan Putri menghentikan makan mereka sejenak.
"Nak ada hal penting yang harus kami bicarakan padamu" Ucap Raja.
"Ada apa yah katakan saja" Jawab Sabrina santai sambil menghabiskan sarapannya.
"Ayah dan ibu ingin membuat sebuah pesta untuk acara ulang tahunmu yang ke-8 ini" Jawab Ratu dengan harap harap cemas apakah ia mau? Raut wajanya mengekspresikan begitu. Sabrina yang makan telah kehilangan selera makannya
Ia pun mengangkat wajahnya dan menatap wajah ayahnya lamat lamat.
"Ayah dan ibu akan membuat pesta untukku?" Tanya Sabrina sekali lagi.
"Ya nak" Jawab Raja.
"Tapi bukankah kalian tidak mengizinkan aku bertemu orang asing?" Tanya Sabrina bingung.
"Mereka bukan orang asing Sabrina mereka saudaramu, bukankah kau ingin kenal dengan saudara saudaramu?" Kini Ratu yang menjawab.
"Bagaimana Sabrina hm? Kau mau?" Tanya raja.
Sabrina berpikir sejenak lalu mengangguk pelan dan melanjutkan makannya, sebenarnya ia tak terlalu suka keramaian, tapi ia tak mungkin membantah, setelah selesai menyantap sarapannya Sabrina meminta izin untuk kekamar.
Sabrina POV
Aku berjalan menuju kamarku setelah selesai sarapan, menaiki anak tangga dengan perlahan aku pun sampai didepan kamarku dan memasukinya.
"Aku sebenarnya tidak ingin ada pesta untuk perayaan ulang tahun kali ini, hmm..." Aku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa pergi dari acara itu.
Seseorang mengetuk pintu kamarku membuatku sedikit tersentak lalu memberi izin untuk seseorang itu masuk ke kamarku. Orang itu adalah salah satu pelayan disini.
"Permisi Tuan Putri, saya membawa gaun pesta dan sepatu untuk Anda" Ucap pelayan itu.
"Iya makasih" Ucapku datar dan cepat.
"Sama sama Tuan Putri" Pelayan itu berlalu pergi. Aku menatap baju itu lekat lekat sebuah gaun berwana merah marun dengan sepatu hitam mengkilat, sebuah ide terlintas dibenakku, aku tak sabar menjalankannya. Tanpa sadar aku menyerigai.
POV end
Beberapa hari kemudian pesta itu pun digelar dengan meriah, semua sanak saudara dan kerajaan tetangga diundang.
Di kamar Sabrina mulai melancarkan aksinya.
"Pelayan kemarilah" Panggil Sabrina."Iya ada apa Tuan Putri? Bukankah seharusnya Tuan Putri telah siap? Para tamu undangan mulai berdatangan" Tanya pelayan itu.
"Aku memanggilmu karena butuh bantuanmu, aku harus pergi hari ini dan kau harus menggantikan aku" Jawab Sabrina.
"T...tapi itu tidak mungkin Tuan Putri, saya tidak mungkin menjadi Anda" Ucap pelayan itu tergagap.
"Itu bisa pelayan kau hanya perlu memakai pakaianku dan memakai perhiasan sama sepertiku, kau tidak perlu takut, kau tidak akan dipecat kok, bagaimana?" Tanya Sabrina.
"B..ba..baiklah Tu..an Putri" Ucap pelayan itu cemas.
"Bagus" Ucap Sabrina dengan gembira.
Jadinya bukan Sabrina yang dihias tapi seorang pelayan kamar nya, ia memakaikan bajunya, sepatunya, dan bahkan perhiasannya, serta memoleskan bedak dan memperbaiki rambut pelayan itu.
"Nah kau sekarang mirip sepertiku, sangat mirip sampai seperti anak kembar" Ucap Sabrina memuji.
"Terimakasih Tuan Putri, tapi saya tidak merasa layak karena ini adalah pakaian Anda" Ucap pelayan sungkan.
"Tidak perlu berkata begtu, jika kau mau gaun dan sepatu itu bisa untukmu, sekarang pergilah kau harus menyapa tamu kan?" Ucap sabrina dengan sedikit tertawa.
"Ba...baiklah T..Tuan Pu..tri".ucap pelayan dengan gugup dan cemas.
Setelah pelayan itu pergi dan menyapa para tamu, Sabrina memakai jubah berwarna hitam dan keluar dari kamarnya yang terletak di lantai (..) dengan menggunakan tali untuk turun, ia segera pergi keluar istana, ia telah merencanakan semua ini dan sejauh ini berjalan lancar, ia segera menunggangi kuda dan pergi. Ditengah jalan ia mendengar suara seseorang meminta tolong, ia segera menghentikan kudanya dan turun. Dengan rasa penasaran ia masuk ke hutan dan menemukan seseorang
"Tolong...tolong" Ucapnya
"Siapa kau?" Tanya sabrina dengan pedang terhunus kedepan kearah seseorang itu.
"Bisakah kau membantuku, aku terjebak jaring ini dan tidak bisa bergerak" Ucapnya.
"Baiklah" Ucap sabrina sambil membuka jaring itu dengan pedangnya.
"Terimaksih" Ucapnya dengan datar.
"Sama-sama." Jawab Sabrina.
"Sebagai permintaan terimakasih ku aku ingin mengajakmu ke rumahku, apa kau mau?" Tawarnya.
"Baiklah aku ikut" Ucap Sabrina.
Sabrina pun pergi bersama orang itu. Setelah agak lama berjalan, ia sampai disebuah gua yg ia yakini rumah orang itu.
"Masuklah anggap saja rumah sendiri." Ucapnya.
Sabrina pun masuk, ia sedikit takjub dengan isi didalamnya sangat hangat dan nyaman, ia langsung terbiasa.
"Kau mau sesuatu? Teh? Atau apa?" Tawarnya.
"Hmm..mungkin teh" Jawab Sabrina. Ia pun segera menyiapkannya. Setelah itu ia meletakannya di sebuah meja kecil, mereka pun berbincang ringan
"Perkenalkan namaku Sabrina" Ucap Sabrina memperkenalkan diri.
"Aku lucas, aku seorang manusia serigala." Ucap Lucas memperkenalkan diri.
"Ternyata itu bukan cerita ya tentang manusia serigala, kukira mereka tidak nyata" Ucap Sabrina.
"Hmm" Jawab Lucas singkat.
"Dan kau adalah putri kerajaan? Kenapa kau keluar, bukankah sekarang ini pestamu sedang berlangsung?" Tanya Lucas.
"Yaa... Aku hanya tidak suka keramaian". Jawab Sabrina.
"Kau sama sepertiku tak suka keramaian" Ucap Lucas
Setelah pertemuan singkat dan obrolan ringan, tidak terasa telah sore, Sabrina pun memutuskan kembali. Setelah meminta izin pada Lucas, ia segera pulang menaiki kuda dan terus dipacu diantara lebatnya hutan. Kini ia berada di kamarnya, ia sangat senang karena menemukan kawan baru.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse Of The Werewolves
Kurt AdamSabrina Alexadriana seorang Putri dari kerajaan yang terletak di tengah hutan jatuh cinta pada seorang manusia serigala? Apa yang terjadi selanjutnya? Cerita ini ditulis oleh @Nanay_mni29 Cover by : @MeurahNsh27