Sabrina bangun ketika matahari sudah mau kembali ke peraduannnya, meninggalkan semburat orange yang terlihat jelas di langit, bak lukisan tangan tuhan yang tiada tara.
Lucas sedang menikmati langit senja dari atas atap 'rumah'nya, ia tak menjadi kehadiran sabrina.
'DORR'
Sabrina mengejutkannya, membuatnya sedikit terkaget dengan kehadirannya."S-sabrina kau sudah bangun," ucap Lucas gelagapan. Sabrina mengangguk dan duduk di sebelahnya, keheningan menyapa mereka, hanya terdengar suara angin yang menggesek daun, dan menerbangkan daun yang sudah kering.
Salah satu daun jatuh dan mendarat tepat di atas kepala Sabrina, Lucas yang melihat itu langsung mengambil daun tersebut.
"Ehhh," ucap Sabrina menatapnya.
"Sabrina, tolong jadilah seperti daun ini," ucap Lucas.
"Apa maksudmu?" Tanya nya tidak mengerti.
"Tolong jadilah seperti daun Sabrina, yang tidak marah dan benci ketika ia di terbangkan angin membuatnya terlepas dari pohon, walaupun ia kering ia tetap memiliki keindahan tersendiri, membuat yang melihatnya akan berpikiran ia akan sama seperti bunga." Ucap Lucas memandang Sabrina dengan sorot mata penuh arti.
Sabrina hanya mengangguk, sebagian dari kata-kata Lucas sulit untuk dipahami. Lucas tersenyum, ia tau kalau Sabrina tidak mengerti.
"Tolong jangan benci dan marah kepada orang tuamu Sabrina, mereka adalah orang tuamu yang telah melahirkan dan merawatmu, mau bagaimanapun keadaanmu yang seperti ini, aku jamin mereka masih merindukanmu Sabrina, mereka takkan membencimu.
'Tess'
Sebulir air mata meluncur deras di pipi Sabrina, perkataan Lucas sangat halus dan menusuk membuatnya tak bisa berkutik. Dadanya begitu sakit, dia merasa sangat bersalah kepada kedua orang tuanya."Maafkan aku...ayah..ibu," ucap Sabrina lirih. Lucas memegang kedua pundak Sabrina. "Belum terlambat untuk berubah Sabrina," ucap Lucas lembut.
Sabrina hanya menunduk, perasaan bersalah kian menyelimuti hatinya.
"Ayo masuk, hari sudah mulai gelap," ucap Lucas menarik lengan sabrina.Mereka pun masuk, karena matahari sudah tak terlihat lagi karena telah di gantikan dengan bulan dan bintang-bintang.
"Sabrina, malam ini setelah makan malam, ikut aku sebentar yuk!" ajak Lucas sambil menghidangkan dua potong daging kelinci diatas meja.
"Kemana?" Tanya Sabrina
"Kau akan tau." Ucap Lucas sambil memakan daging yang berada di depannya. Sabrina hanya mengangguk dan makan dalam keheningan, tidak ada yang mau membuka percakapan.Selesai makan malam, Lucas dan Sabrina segera bersiap-siap untuk keluar.
"Kau yakin aman?" Tanya Sabrina memastikan. Lucas mengangguk."Tenang saja kita tidak menggunakan rute biasa kok, kita akan melewati jalur lorong bawah tanah."
Ucap Lucas sambil menyelimuti Sabrina dengan jaket bulu tebal.
Membuat jantung Sabrina berdetak tak karuan saat Lucas begitu dekat dengan dirinya."Jangan lupa membawa pedang mu, kita tidak tau bahaya di sepanjang perjalanan." Ucap Lucas dan diangguki oleh Sabrina.
Mereka pun keluar dan berjalan menuju lorong bawah tanah yang dikatakan oleh Lucas. Didalam lorong tersebut hanya terdapat banyak akar dari pohon-pohon besar yang tumbuh diatasnya.
"Perhatian langkahmu," ucap lucas sambil terus berjalan."Apakah ini, kamu membuatnya?" Tanya Sabrina.
"Lebih tepatnya aku menemukan lorong ini, saat itu sangat gelap, sehingga aku memasang beberapa lentera sebagai penerang dan ternyata ini juga adalah sarang bagi kunang-kunang," ucap Lucas sambil menunjuk kunang-kunang yang terbang diatas mereka.
"Indah sekali." Ucap Sabrina dengan mata berbinar.
"Akan ada yang lebih indah lagi, ayo." Lucas memegang erat tangan sabrina.
Hingga sampailah mereka di depan tanaman rambat yang menjulur hingga ke tanah."Lucas ini jalan buntu," Ucap Sabrina.
Lucas tersenyum tipis. "Kau yakin?" Tanya Lucas menyingkapi tanaman yang menjulur itu hingga terlihat sebuah pintu kayu yang tampak sengaja di buat.
Sabrina tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya ketika Lucas membukakan pintu itu, kini yang di depannya adalah pemandangan yang begitu indah.
Sebuah air terjun kecil, yang airnya mengalir melalui celah-celah batu, bunga-bunga yang indah, sebuah pohon yang rindang dan kunang-kunang yang terbang kesana kemari.
"Kamu suka?" Tanya Lucas menatapnya.
"Suka banget, makasih," ucap Sabrina sambil tersenyum.Ia pun masuk ke dalam taman itu dan duduk tepat dibawah pohon rindang.
Lucas juga mengikutinya dan duduk disampingnya."Terimakasih Lucas untuk hari ini." Ucap Sabrina dengan mata berbinar dan tersenyum.
Lucas mengangguk dan membalas seyaumannya, dia bahagia bila melihat Sabrina bahagia, ia berharap senyuman itu tak akan pernah hilang dari wajah Sabrina.
Mereka berbincang hangat dengan ditemani para kunang-kunang yang sedang berlalu lalang, tak terasa malam semakin larut, mereka pun memutuskan untuk pulang.
Lucas pov
Kamu telah memporak porandakan hatiku Sabrina, sikapmu sungguh membuatku selalu ingin berada di sampingmu, semoga hatimu juga sama denganku Sabrina, aku sangat berharap..
Pov end
Di sepanjang perjalanan pulang, pegangan tangan mereka tak pernah terlepas dan semakin erat.
TBC
Hai reader...
Kembali lagi dengan author
Maaf keun author yang kebanyakan buat cerita tentang keuwuan Lucas-SabrinaSemoga kalian gak pernah bosen baca ceritakuuu... Author sayang kalian^^
-see you readers-

KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse Of The Werewolves
WerewolfSabrina Alexadriana seorang Putri dari kerajaan yang terletak di tengah hutan jatuh cinta pada seorang manusia serigala? Apa yang terjadi selanjutnya? Cerita ini ditulis oleh @Nanay_mni29 Cover by : @MeurahNsh27