Chap 7

6 1 0
                                        

Keesokan paginya...
Sabrina bangun dengan kedingan, "huuh, dingin sekali," ucap Sabrina melihat Lucas yang masih tertidur dengan pulas.

"Apa dia tidak merasa kedinginan?" Tanyanya dalam hati. Ia pun bangkit untuk membangunkan Lucas, tapi ia mengingat kejadian kemarin, niatnya pun diurungkan dan berpikir sejenak. Dan dengan senyum jahil ia menggilitik hidung Lucas dengan menggunakan bulu burung yg ia dapatkan ditempat kemarin.

"Haaccchii." Lucas bangun dan bersin. "Hahahaha, sudah pagi Lucas, kamu masih saja tidur pulas." Ucap Sabrina puas mengerjai. "Hmm, lain kali kau harus baik-baik membangunkan orang, tch! Tidak sopan," ucap Lucas datar sambil membereskan selimutnya.

"Maaf Lucas," ucap Sabrina tidak sungguh-sungguh. Lucas berdehem sambil memasukkan kayu bakar ke dalam tungku pemanas. "Kamu tidak kedinginan? Kamu hanya menggunakan baju kulit tipis." Tanya Sabrina.

"Aku tidak kedinginan, manusia serigala memang dapat mengatur suhu tubuh degan baik, walaupun tidak punya bulu," jawabnya. Sabrina hanya ber oh ria. Mereka menghabiskan sarapan dengan berbincang ringan.

Tiba-tiba Lucas merasa sesuatu yang salah, raut mukanya pun berubah menjadi gelisah. "Ada apa Lucas? Apa ada yang salah?" Tanya Sabrina menangkap kegelisahan Lucas. "Sabrina cepat ambil pedangmu dan sembunyi dibalik semak-semak depan," ucap Lucas cepat.

"A..ada apa?" Tanya Sabrina tidak mengerti. "Ada manusia serigala lain tengah menuju kearah kita," ucap lucas. "Ba..baiklah," ucap Sabrina berlari mengambil pedangnya dan keluar dan bersembunyi dibalik semak-semak

Lucas pun keluar berpura-pura menyibukkan diri. "Hei Lucas, serahkan dia kepada kami! Kami tau dia ada padamu," ucap manusia serigala itu langsung pada inti pembicaraan.

"Aku tidak tau apa yang kau maksud Alex," ucap Lucas datar.

"Dimana manusia itu Lucas, kami menginginkannya sekarang juga!" Teriak manusia serigala yg bernama Alex itu.

"Hei! Kalian mau aku bukan? Aku disini, jika kau ingin makan aku, bunuh dulu aku," ucap Sabrina berani, pedangnya yang tajam di terpa sinar matahari terancung kedepan.

"Maka itu yang kami akan lakukan aaarrrgghhh." Manusia-manusia serigala itu membesar dan mengelurkan cakar yg panjang dan runcing, mulut mereka tak henti-hentinya mengeluarkan air liur tanda mereka sangat lapar dan menginginkan Sabrina. Lucas tak tinggal diam ia segera mengambil pedangnya dan maju bersama Sabrina.

"Kau tidak bisa melawan mereka sendirian, mereka kuat dan kita kalah jumlah,"ucap Lucas mengancungkan pedangnya kedepan sama seperti Sabrina.

"Aaaarrghh." Manusia-manusia serigala itu menyerang duluan. Mereka cepat, namun Sabrina segera menghindar. Pertarungan yang begitu sengit, Sabrina sedikit kewalahan dengan lawannya yang besar.

"Aaaaagghh." Erang Sabrina saat cakar manusia serigala itu mengenai lengannya, pakaiannya robek dan darah mengucur deras.

"Sabrina!" Ujar Lucas sambil menahan serangan manusia serigala itu. Ia menendang perut manusia serigala itu, hingga manusia serigala itu terpental beberpa meter. Di sisi lain, Sabrina tidak bisa memegang pedangnya, ia terluka cukup parah. Lucas ingin mendekati Sabrina, namun ia dihadang oleh manusia-manusia serigala.

"Aku...aku harus melakukan sesuatu," gumam Lucas sambil membuka kalungnya, dan segera ia berubah menjadi manusia serigala yg sangat besar, bergigi tajam dan bermata merah. Dan dengan lepas kendali ia menyerang semua manusia serigala itu. Bajunya sobek di mana-mana karena tubuhnya yg membesar. Ia telah membunuh semua manusia serigala itu.

Dengan sisa tenaga ia mengambil kembali kalung yang ia lepaskan dan mendekati Sabrina. Gadis yang dituju ketakutan dan merangkak mundur. Lucas kembali memakai kalungnya berubah menjadi normal, semuanya menjadi buram dan ia pingsan dipangkuan Sabrina.

****

Lucas terbangun,dan mendapati dirinya tidur dengan selimut menyelimuti dirinya. Terlihat Sabrina sedang membersihkan lukanya, dan tidak menyadari Lucas telah bangun. Lucas mendakati Sabrina. "Sini, aku obati lukamu," ucap Lucas sambil membawa kain dan beberapa daun-daun herbal. Lucas pun duduk dihadapan sabrina dan segera mengambil lengan Sabrina, ia dengan cekatan membersihkan darah yang menempel di kulit Sabrina.

"Maafkan aku..." Ucap lucas, "aku tidak bisa menjagamu," lanjutnya lirih.

"seharusnya aku yang minta maaf, aku telah menyusahkanmu," ucap Sabrina.

"aww," rintih Sabrina. "Maaf, ini memang sakit, tahanlah sedikit," ucap Lucas.

"kau mau tau rahasiaku?" Tanya Lucas. "Kalung ini, mempunyai kekuatan," lanjut Lucas seraya mengangkat kalungnya. "Kalung ini menjagaku agar aku tidak lepas kendali, jika ini lepas maka..." Ucapan Lucas terhenti.

"Kau akan lepas kendali seperti tadi?" Tanya Sabrina.

"Ibuku memberikan kalung ini agar aku dapat hidup normal, dan tidak sama seperti manusia serigala lain. Ia sangat ingin kutukan ini lenyap agar manusia serigala dapat berubah kembali menjadi manusia lagi." Ucap Lucas.

"Bagaimana kutukan itu dapat musnah?" Tanya Sabrina penasaran.
"Dengan cinta, jika seorang manusia mencintai seorang manusia serigala, maka kutukan itu akan musnah untuk selama-lamanya." Lucas menjeda ucapannya.

"Tapi para manusia serigala lain yakin bahwa mereka tidak akan pernah dicintai manusia, karena mereka memakan manusia. Mereka adalah makhluk yang putus asa akan sebuah harapan," lanjut Lucas.

"Sabrina dengarkan aku," ucap lucas memegang dagu Sabrina. "Kau harus pulang, manusia serigala lain akan datang kesini jika mereka tau keberadaan mu," ucap Lucas.

"Tidak..aku tidak mau meninggalkanmu, bagaimana jika mereka tau kau menyembunyikan aku?" Tanya Sabrina menangis dan memeluk erat Lucas. Tangannya sudah diperban dari tadi.

"Jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja, pulanglah dan semua akan baik-baik saja." Ucap Lucas melepas pelukan Sabrina.

"Aku takut kamu terluka lagi Sabrina, pulanglah," ucap Lucas menghapus jejak air mata gadis di depannya itu. Sabrina kembali memeluk Lucas erat untuk terakhir kali. Ia mengambil jubah juga pedangnya. Lucas mengantarkan Sabrina hingga halaman 'rumah'nya.

Sabrina menaiki kudanya dan ia melambai kearah Lucas. Gadis itu memacu kudanya diantara lebatnya hutan, ia ingin meminta maaf kepada kedua orang tuanya.

Tbc..

The Curse Of The WerewolvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang