"Baiklah, aku terima nasib bahwa tubuh asliku sudah menjadi mayat jika memang ini yang terbaik. Tapi aku tidak akan rela kalau aku menjadi Carlin yang berumur sangat pendek! Jika tidak mau memberiku peran protagonis, setidaknya berikan aku seorang karakter dengan umur yang panjang! Di dunia asli aku mati dan sekarang di dunia komik pun juga begitu?!"
Mella atau Carlin memijit keningnya, merasakan pusing di daerah itu. Dia duduk di kursi meja rias, meletakkan sikut kirinya di atas sana sambil memandangi wajah barunya.
"Sial, apa tidak ada pemeran lain? Kenapa harus bocah ini sih?! Argh!" ujarnya frustasi.
Beberapa kali dia mengumpat dan tak segan menunjuk-nunjuk pantulan wajahnya di cermin. Seakan pantulan itu adalah Carlin yang asli.
"Kenapa kau tak menjawab?! Aku butuh penjelasan!"
Tak butuh waktu lama, doa Carlin terkabul. Kini pantulan itu sedang menyapanya.
"Eh astaga!" Mella terlonjat kaget sampai terjungkal ke belakang. Bokongnya merasakan sakit.
Kini pantulan cermin itu benar-benar bicara, padahal Mella tak mengucapkan kata itu.
"Aku Carlin, pemilik tubuh asli yang kazu diami sekarang," ungkapnya.
"K-kok bisa?! Ba-bagaimana kau ada di situ? Apa kau adalah arwah gentayangan?! Kalau begitu maafkan aku!" ujarnya terbata-bata. Dia masih tetap di posisi sebelumnya. Tidak ada pemikiran untuk berdiri.
"Jangan takut ... aku hanya ingin meminta bantuanmu saja."
"B-bantuan?!"
Mella tersadar dan dengan cepat bangkit. Membuatnya berhadapan langsung dengan pemilik tubuh yang sedang dia diami.
Entah kenapa Mella yang melihatnya merasa horor. Jika di tempat aslinya terjadi hal seperti ini, mungkin dunia sosmed akan gempar dibuatnya. Apalagi hampir semua orang selalu updet berita terbaru, mulai dari hal kecil hingga terbesar. Jadi tak heran kalau di kotanya serba digital.
"Apa kau gila?! Aku saja terjebak di dalam tubuh seorang penjahat sepertimu! Belum lagi musuh-musuhmu yang bertebaran mengincar nyawa tubuh ini! Sekarang kau ingin meminta bantuanku?! Jangan mimpi! Nyawaku saja dalam bahaya, untuk apa aku membantumu yang bukan siapa-siapa! Toh tak ada untungnya!"
Dapat keberanian dari mana dia membentak arwah Carlin asli? Padahal di dalam hatinya, dia sedang merapalkan berbagai doa.
"Tapi sekarang kau berada di dalam tubuhku! Secara tidak langsung semua orang akan mengenalmu sebagai Carlin Frestion The Belora! Seorang Putri dari Keluarga Belora! Apa kau ingat itu, hah?!" Tatapan Carlin menajam, alisnya seakan menyatu, suaranya juga menjadi lantang, berbeda dari yang tadi. Apalagi wajahnya seakan ingin menembus kaca itu.
Mella hanya terdiam, terpaku atas penuturan bayangan di hadapannya, juga merasa ngeri. Mengepal kedua tangannya kuat. Tak mampu membantah perkataan bayangan di hadapannya saat ini. Kenyataan pahit itu seperti bongkahan batu besar yang menghantam dirinya.
Benar yang dikatakan Carlin, sekarang Mella berada di dalam tubuh gadis itu, otomatis semua orang mengenalnya sebagai Putri Carlin dari Keluarga Belora. Entah seberapa keras dia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya bukanlah Carlin, semuanya akan sia-sia. Malah Mella akan dianggap orang gila dan mempermalukan diri sendiri. Tak terkecuali musuh-musuh Carlin di luar sana, memburu nyawa di dalam tubuh itu. Entah Carlin asli atau bukan, yang jelas tubuh Carlin harus menjadi mayat. Tidak dapat dipungkiri bahwa dirinya benar-benar masuk ke dalam komik digital. Lalu ditakdirkan mati tepat jam dua belas malam, di mana Carlin asli berulang tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am (Not) Antagonist
Fantasy"Begitu berat untukku lalui sendiri," lirihnya. Mella merupakan seorang gadis tak biasa di sekolahnya. Keluar-masuk ruang BK bersama ketiga temannya sudah menjadi rutinitas ketika masuk sekolah. Menggunakan nama ayah dan ibunya untuk segala hal, kek...