|| Bab 7 : 1714 Words ||
Sebelum membaca terlalu jauh dipart ini, alangkah baiknya tekan bintang di pojok kiri bawah.
•
•
•
🌼Terimakasih dan Happy Reading🌻Carlin mulai meyiapkan dirinya dengan dibantu para pelayan.
Sesuai permintaan majikannya, gaun sederhana; riasan tipis; dan penataan rambut yang dikuncir kuda. Carlin tidak mau mengenakan aksesoris berat, maka Ran--pelayan pribadi baru, memakaikannya bros di gaunnya dan anting kecil dengan manik batu merah menyala.
Untuk seukuran Putri Duke tersohor, penampilan Carlin sangatlah sederhana. Tapi paras rupawan dan keanggunannya menutupi semua itu.
"Wahh, apa ini Nona Carlin yang tadi pagi kami temui? Cantik sekaliii."
"Benar, benar! Nona Carlin jauh berbeda dari tadi pagi!"
"Hei! Kalian tidak sopan! Mau cari mati?"
Para pelayan heboh setelah mempersiapkan Carlin. Gaun berwarna ungu agak gelap dengan panjang selutut dan renda di bawahnya. Sepatu hak yang tingginya lima centimeter.
Carlin berdiri di depan kac full body. Memutar tubuhnya, kagum akan hasil kerja kelima pelayannya.
"Kerja kalian sangat bagus! Tidak salah jika ibu menyuruh kalian menjadi maid pribadiku."
Kelima pelayan di belakangnya tersenyum puas. Walau diantara mereka tidak bisa melukis, tapi rasanya mereka menciptakan mahakarya yang tak ternilai harganya. Mereka berhasil merubah Carlin si jorok seperti tadi pagi menjadi Nona Carlin si peri.
Yang dimaksud 'jorok' adalah, muka bantal; rambut acak-acakan; dan bekas air liur yang menempel di salah satu sudut bibirnya.
"Fyuh ... kita sudah berjaya," lega Ran sambil mengusap keningnya dengan punggung tangan kanan. Begitu juga dengan lainnya.
"Oh iya, nona. Kami sudah menyiapkan apa yang nona minta kemarin. Semua sudah ada di kereta kuda."
"Benarkah, Rin? Bagus kalau begitu." Matanya melirik ke arah jam, "Sudah waktunya berangkat, ayo," lanjutnya dan segera pergi dari sana.
Ketiga pelayan kembar mengikutinya, sedangkan lainnya bergabung dengan pelayan Carlin lainnya--membantu pekerjaan pelayan lain.
Mereka berjalan sampai halaman rumah, tepat di depan mereka terdapat sebuah kereta kuda yang di kedua sisinya tergambar lambamg Keluarga Belora. Perisai dengan kepala serigala putih juga singa.
Ketika mereka akan naik, Senion dan Jack tiba-tiba datang dari arah belakang.
"Apa perlu kami menemanimu? Kau tidak perlu sampai dtang ke sana, biarkan mereka yang ke sini. Atau para pelayanmu kau perintahkan untuk mengambilnya."
"Kak Jack, aku sudah bilang, 'kan, kalau aku pergi ke sana juga karena ingin jalan-jalan. Menghirup udara segar--." Belum sempat dia menyelesaikan perkatannya, kakak tertuanya malah memotong pembicaraannya.
"Apa di sini udaranya keruh?"
"Tidak sih, tapi--," lagi-lagi ucapannya terpotong.
"Kalau begitu tidak perlu pergi."
Dengan gampangnya Senion membatalkan acara keluar Carlin. Namun bukan Carlin namanya kalau lamgsung menyerah begitu saja. Dia mengeluarkan jurus yang kemarin dia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am (Not) Antagonist
Fantasy"Begitu berat untukku lalui sendiri," lirihnya. Mella merupakan seorang gadis tak biasa di sekolahnya. Keluar-masuk ruang BK bersama ketiga temannya sudah menjadi rutinitas ketika masuk sekolah. Menggunakan nama ayah dan ibunya untuk segala hal, kek...