#14. Jennie

1.1K 132 8
                                    

•⸾ welcome ⸾•
•⸾ remember to vote and comment ⸾•
•⸾ enjoy and happy reading ⸾•



Aku tidak ingat sejak kapan aku terdiam, kueratkan tanganku memeluk lutut. Sungguh.. jika biasanya akulah yang memberi tatapan intimidasi, kini akulah yang diserbu oleh tatapan itu sekarang.

Bagaimana tidak? Irene, Joy, Rose dan Yeri sudah duduk dihadapanku dengan kedua tangan terlipat. Tatapan mereka seolah meminta penjelasan yang dari tadi kugantungkan pada mereka. Kenapa
mereka begitu memaksa?

"kak jen, lebih baik lo cerita sekarang." Yeri bersuara.

"betul kak jen, lo pasti inget kak Jisoo sekarang lagi shok sama lo." Imbuh Rose.

Oh.., Jisoo. Maafkan aku membuatmu seperti itu. Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku mengatakan itu sekarang. Sudah kubilang untuk sabar Jennie kim!

"jen, mending lo cerita. Sapa tau kita bisa bantu karena gue yakin, Jisoo pasti bakal diemin kamu yang entah berapa hari."

Baiklah, ucapan Joy cukup membuat dadaku sakit. Apa itu benar? Jisoo akan mendiamkan ku?

Well, jika dipikir-pikir aku memang pantas mendapatkannya. Mengingat setelah mengucapkan kata.... Huh~... kata "suka" itu... aku langsung menciumnya.



Ya, menciumnya tepat dibibir hatinya.


Sumpah!! Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku saat itu, seketika saja pikiranku menyuruh untuk melakukannya. Oh sialan.. kau pasrah sekarang. Entah mungkin besok Jisoo akan membenciku atau bahkan tidak ingin menatap kearahku, aku.. pantas mendapatkannya. Ini salahku..

"jen, lo cerita dulu." Suara Irene membuatku sedikit mendongak menatapnya.

Ia menatapku dengan tatapan lembut, "sejak kapan?"













Sejak kapan?












Sejak awal aku bertemu dengannya...


| flashback on |

Sudah sebulan sejak Jisoo tinggal diurmah ini, setahuku dia dari busan. Kamarnya serseblahan dengan kamarku, jadi kapanpun aku ingin mengobrol aku hanya perlu beberapa langkah saja. Dan disinilah kami, hanya berdua dan menonton film horror yang baru saja dia minta dari Sowon.

Lampu kamar dimatikan, dihadapan kami sudah ada 2 kaleng soda dan semangkuk besar pop corn yang tinggal setengah.

Disaat hening-heningnya kami menonton, tiba-tiba muncul hantu dilayar tv diikuti dengan teriakan seorang wanita. Tentu saja aku terkejut dan sontak memeluk Jisoo erat, ini bukan kesengajaan melainkan refleks.


"payah jen, gini doang lo teriak."

Mendengar itu aku pun sontak mencubit perut Jisoo. "gue kaget tau!."

Jisoo terkekeh, aku menonton dari sela-sela rambut Jisoo. Mungkin saja hantu itu akan kembali muncul, jadi sekarang aku berjaga-jaga saja. Tapi.. entah kenapa aku merasa nyaman dengan suasana ini.

Kurasakan tubuh Jisoo yang hangat, gerakan dadanya naik-turun teratur, dan wangi sampo miliknya. Aku selalu suka aromanya.

Perlahan kueratkan pelukanku, Jisoo sepertinya tidak keberatan. Ya sudah.. biarkan saja. Lagipula aku juga menikmatinya.

Aku suka ketika Jisoo menaruh perhatian padaku, menatap mata indahnya setiap saat selalu berhasil membuatku berdebar. Senyumnya, juga bibir hati miliknya, aku sangat ingin tahu bagaimana rasanya jika bibirku bertemu dengannya. Iri? Tentu saja.. aku selalu iri padanya. Dia sangat cantik.

FULLHOUSE || BlackVelvet FamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang