#28. I wish...

576 77 7
                                    


| welcome back |

| enjoy and happy reading |






Cletek!

"je, minta masker mu dong."





Aku terdiam, memandang pemandangan erotis didepan ku. Ya ampun... apa yang hendak mereka lakukan?! Tunggu—apa aku mengganggu? Sebaiknya aku segera keluar, t-tapi!!! Tunggu—mereka tidak seharusnya melakukan itu!.

Aku mencoba untuk tenang, kutatap kedua insan muda itu dengan datar. Tanganku melipat didepan dada.


"je, minta masker mu. Yang buat muka lebih lembut.", ucapku sembari bersandar diambang pintu.

Rose nampak melihatku, "i-iya kak rene, tunggu bentar.". lihatlah.. ia bahkan tergagap.

"ish, minggir lis!."


Ia memukul lengan Lisa, lalu segera bangkit dari tempat tidur itu. Sementara Rose mencari persediaan maskernya, ku sita sedikit waktuku untuk menatap Lisa. Gadis ini benar-benar..

Lisa hanya menatapku datar tanpa ekspresi, setelah beberapa detik pandangan kami tak putus ia terlihat mengerdikkan bahu.


Apa maksudnya? Kau tidak tahu hah?


Ya tuhan... sepertinya aku beruntung datang diwaktu yang tepat. Jika tidak bisa kupastikan mereka berdua telah... ah-lupakan!

Setelah menerima sebungkus masker dari Rose, aku pun segera pergi. Kuberi Rose tatapan memerhatikan seolah memperingati. Ia hanya membungkam bibirnya dan menunduk.



Awas saja kalian berdua...



Kakiku berjalan meninggalkan kamar itu, ah... malam ini begitu melelahkan bagiku. Beberapa menit lalu, aku baru saja menyelesaikan pekerjaan kantor. Terasa badanku pegal semua karena duduk terlalu lama, leherku kaku, bahkan jari-jari tanganku terasa keram. jadi kuputuskan untuk bersantai sebentar sebelum tidur.


Huffft...

Aku masuk kedalam kamarku, duduk bersila dihadapan cermin dan mulai mengaplikasikan masker ke wajah. Melakukan ini sendiri membuatku sedikit sepi, well... beginilah jadinya. Jika diusia hampir mencapai kepala tiga dan kau masih seorang single yang tragis.

Ingin rasanya aku menangis... jujur, aku memiliki perasaan untuk Seulgi, tetapi aku terlalu takut untuk mengatakannya. Percobaanku beberapa waktu lalu, ketika Yeri masuk rumah sakit, berlibur dipantai, semuanya belum cukup.

"...tapi jangan sampe seperti itu. Gue ngak mau, gue maunya yang seperti ini."



Ingatan itu mendadak muncul dibenakku, segera kugeleng kepalaku berharap kepingan itu menghilang. Ah, apa yang terjadi padaku? Apa aku menginginkan Seulgi sebesar itu?

FULLHOUSE || BlackVelvet FamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang