#27. *emoji Bulan*

794 83 9
                                    

| welcome back |
| enjoy and happy reading |





Malam hari setelah kedatangan papa Yeri dan si kecil karina dirumah mereka, suasana saat itu berubah. Yeri kini berdiam diri didalam kamarnya, memberanikan diri untuk menelpon sang bunda yang juga merindukannya. Begitu panggilannya diangkat, ia tak henti-henti bercerita mengenai hari-harinya disekolah ataupun kejadian menyenangkan dirumah mereka.

Disisi lain, Lisa berdiam diri didalam kamarnya. Jujur, ia juga merindukan orang tua nya. Ia berfikir… andai orang tuanya juga datang berkunjung. Lisa merantau ke Thailand sejak awal sekolah menengah atas hingga saat ini. Harapannya ke korea adalah untuk bersekolah dengan baik dan memulai hidup yang lebih baik seperti keinginan orang tuanya.

Perlahan Lisa bangkit terduduk, menggaruk lehernya yang terasa gatal lalu memandang pintu kamarnya.

“gue belum ngantuk..”, gumamnya sembari bangun dan berjalan menuju pintu.

Gadis berponi itu memutuskan untuk mengungsi ke kamar tetangga, yang tak lain adalah kamar Rose. Karena tahu pintunya tidak terkunci, langsung saja Lisa membuka pintu dan masuk kedalam.

Disana terdapat Rose yang tengah menyelimuti diri dengan posisi memangku laptopnya. Lisa mendekatinya dengan kening mengerut, apa Rose menangis?

“je.. loe kenapa?.”

Rose menarik ingusnya, ia melirik Lisa sebentar. “gue kesurupan, ya nangis lah!.”, ucapnya dengan nada kesal.

Lisa berdecih, “kesurupan? Ya udah, gue panggil kak Ji-Joy dulu biar loe nya disembur.”

“iiih, loe ganggu banget tau!.”, ucap Rose kasar penuh kepasraan.

Rose merasa kesal karena waktu marathon drakornya di interupsi, malam yang seharusnya adalah quality time-nya malah kedatangan sosok gadis tinggi-kurus berponi anti badai yang tak diundang. Gadis chipmunk itu berdecak, ia menyibak selimutnya.

“sini duduk, ngak usah ngomong dulu. Gue fokus soalnya.”

Jadilah Lisa duduk disebelah Rose, ikut menonton drakor yang tidak ia ketahui judulnya. Kedua gadis itu terdiam menatap layar, pelan-pelan Rose mengambil mangkok cemilan disampingnya dan mulai mengemil.

“genre apaan je?.”

“udah deh lis, loe nonton aja.”

Setelah Rose mengatakan itu, seketika Lisa tidak berkata apa-apa lagi. Ia memilih diam dan menurut, karena sebentar lagi alur ceritanya pasti akan jelas dengan sendirinya bukan?

Adegan drama mulai dengan biasa saja, karena Lisa muncul dipertengahan episode. Nampak karakter utama wanita tengah bersedih karena hubungan percintaannya dengan sang pacar telah berakhir.

“pantas aja nih orang nangis kek babu.”, batin Lisa.

Semuanya berjalan dengan biasa dan sedikit membosankan, gadis berponi sesekali mencuri cemilan Rose, sementara gadis itu sibuk mengelap air matanya dengan tissue.

Hingga mulai muncul sebuah adegan dimana wanita pemeran utama dikejar oleh seorang pria, tangannya ditahan olehnya dan dihempaskan merapat ditembok. Lisa yang menyaksikan itu sudah mulai mewanti-wanti, seolah tahu apa yang akan terjadi.

“Nara, kenapa kau seperti ini? Kau menghindariku.”

“ti-tidak aku hanya--.”

“apa kau membenciku?.” Si pria meraih dagu wanita dengan lembut. Membawanya menghadap kewajahnya.

Wanita itu membuang muka, “jangan seperti ini, aku hanya ingin sendiri.”

“aku tidak akan meninggalkan mu, aku tidak sama dengan pria brengsek itu.”

FULLHOUSE || BlackVelvet FamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang