Chapter 15 {Be Free}

581 57 2
                                    

Semua kini terasa berbeda,

Tak ada lagi kehangatan. Tak ada lagi rasa kekeluargaan. Tak ada lagi rasa kepercayaan. Semua hal tersebut runtuh begitu saja. Yang ada hanyalah keegoisan. Semuanya berjalan dengan pikirannya masing-masing, terpecah belah.

Peristiwa yang telah terjadi selama seminggu belakangan ini hanya menyisakan sebuah kenangan pedih yang dipenuhi oleh penyesalan dan rasa sakit, dan seharusnya hal itu tidak pernah terjadi. Keadaan benar-benar berubah 180 derajat karenanya.

Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, ketika salah satu kelopak dari sebuah bunga telah pergi, maka sisa kelopak yang lain akan mati seutuhnya bersamaan dengan badan bunga. Begitu pun dengan keadaan yang saat ini tengah berlangsung. Sunyi, tanpa satu pun yang bersuara.

Sudah beberapa hari ini dorm tidak dipenuhi oleh kegaduhan seperti biasanya. Semua member hanya terdiam di ruangan masing-masing tanpa sekalipun melakukan konversasi, hanya melakukan aktivitas secara individu. Penuh dengan rasa canggung, tenggelam dalam pikiran masing-masing, mulai merencanakan tujuan hidup mereka secara pribadi. Memikirkan nasib terburuk yang akan menimpa tim mereka.

Inikah akhir dari segalanya?

[•••••••••••••]

Malam yang indah di kota Seoul. Masih dengan butiran-butiran salju yang menutupi sebagian besar jalanan kota dan lingkungan sekitarnya disertai angin malam yang berhembus dengan kencang, membuat siapa pun menggigil dibuatnya.

Semua orang tengah mengistirahatkan diri mereka dari rutinitas yang telah mereka lakukan dalam sehari penuh. Namun lampu dari salah satu ruangan dalam bangunan bertingkat itu masih bersinar dengan terangnya, mengabaikan waktu yang telah menunjukkan pukul tengah malam.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Soonyoung pada member kelahiran New York yang merupakan teman sekamarnya tersebut seraya menyipitkan pandangannya ke arah layar laptop yang saat ini tengah menampilkan situs pemesanan tiket pesawat.

Pria bersurai cokelat keemasan itu menatap Soonyoung sekilas sebelum melanturkan jawabannya. Pasalnya itu adalah percakapan pertama mereka setelah kejadian di ruang rapat beberapa hari lalu.

"Ah, hyung ingin tidur? Maaf mengganggu waktu istirahatmu. Kau boleh mematikan lampunya jika merasa terganggu," ujar pria blasteran itu.

"Tidak, aku tidak masalah dengan itu. Maksud pertanyaanku, apa yang sedang kau lakukan dengan situs itu?"

Vernon terdiam mendengar pertanyaan Soonyoung.

Haruskah ia menjelaskan semuanya?

"Hyung, sebenarnya aku sudah merencanakan hal ini sejak beberapa hari yang lalu," Vernon beralih memutar kursinya, menghadap Soonyoung yang kini sedang menyandarkan dirinya pada sandaran ranjang.

"Aku ingin kembali ke kampung halamanku dan mengunjungi keluargaku, selain itu aku berniat mengunjungi Los Angeles untuk menemui Joshua hyung," jelas Vernon.

"Apa?!!" kaget Soonyoung, membuatnya secara refleks menegakkan tubuhnya dan merubah posisinya menjadi duduk sila. 

"K-kau sudah memesan tiket? Tapi bukankah kita belum mendapatkan jadwal untuk berlibur?"

[✔] Ode to You ; 세븐틴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang