Chapter 19 {Never Break Our Promise}

133 15 1
                                    

Mulai detik ini juga, tak ada lagi kesedihan. Tak ada lagi rasa takut. Tak ada lagi rasa khawatir yang berlebihan. Yang dirasakan hanyalah kebahagiaan. Mulai terbentuk kembali lembaran baru dimana hanya akan ada sebuah senyuman yang selalu terukir pada wajah-wajah itu, dimulai dari fajar hingga ke penghujung hari.

Seperti pada malam ini. Bulan bersinar lebih terang dari biasanya. Menyinari kesebelas berlian yang saat ini tengah duduk di atas luasnya hamparan pasir pantai seraya menikmati keindahan lukisan Tuhan yang Maha Agung.

Bintang-bintang bersinar dengan terang, saling berkumpul dan menyebar di segala sisi, mengisi kekosongan dari hamparan kanvas biru gelap tersebut. Awan-awan berhimpitan hingga menciptakan sebuah gumpalan kapas besar dengan warna yang menyatu dengan langit malam.

Sahutan dari burung camar yang terdengar merdu ditambah dengan suara deburan ombak yang dapat memanjakan telinga, seolah menghipnotis siapa pun yang mendengarnya.

Nyiur yang tertiup oleh angin, melambai-lambai dengan eloknya, seolah menyambut kedatangan siapa pun yang memijakkan kakinya di pantai tersebut.

Ya. Usai memesan tiket menuju Amerika secara mendadak, seluruh member memutuskan untuk 'melarikan diri' saat malam tiba dengan menggunakan tiga buah kendaraan pribadi milik manager mereka yang sudah tak tersentuh sedikit pun sejak mereka dinyatakan vakum. 

Oh! Berterimakasihlah pada Seungcheol, Jeonghan, dan Minghao yang sudah berbaik hati mengajukan diri mereka untuk mengemudi, sehingga mereka dapat tiba di pantai dan menikmati hembusan angin malam yang hangat seraya melayangkan tawa dan candaan.

Seperti saat ini. Seluruh member terlihat berkumpul dengan jumlah yang lengkap seraya berbincang-bincang santai. Ya, dengan jumlah yang lengkap.

"Kalian benar-benar akan mengunjungi kami?!!" Jerit Vernon dan Joshua melalui dua layar ponsel yang berbeda. Tidak ada yang salah bukan, saat aku mengatakan bahwa jumlah mereka lengkap? Ya, meskipun hanya melalui virtual.

"Benar, kami bahkan sudah memesan tiketnya!" sahut Jihoon yang kini sedang menggenggam ponsel miliknya, yang panggilannya terhubung dengan Joshua.

"T-tunggu sebentar, kapan kalian akan berangkat?" tanya Vernon lewat layar ponsel. Ia masih bingung lantaran keputusan yang diambil oleh teman-temannya itu sangatlah di luar dugaannya.

"Kami akan berangkat dua hari lagi. Kami juga sudah memikirkan soal penginapan dan keperluan lainnya, jadi kalian hanya tinggal menunggu kedatangan kami dengan santai," jawab Jeonghan sehingga membuat Vernon hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan heran.

"Ini semua adalah ideku," ujar Minghao seraya menyeruput kopi hangat di gelas yang ia genggam.

"Bukan! Ini ideku tahu!" protes Seokmin, dan selanjutnya kedua member kelahiran '97 tersebut terlibat perkelahian kecil yang sukses membuat para member termasuk Joshua dan Vernon tertawa. Inilah momen-momen yang mereka rindukan.

"Dia bohong, ini sebenarnya adalah ideku,"

"Ish, tapi kan aku yang menyarankan untuk memesan tiket,"

"Tapi kau kan tidak akan kepikiran hal seperti itu jika aku tidak mengutarakan ideku!"

"Ideku, bukan idemu!"

"Ideku!!"

"Ideku!!"

"Hei, sudahlah! Burung-burung jadi kabur karena mendengar suara berisik kalian. Bintang-bintang juga jadi tidak terlihat!" lerai sang maknae yang sedari tadi duduk diantara kedua member kelahiran '97 tersebut, sedangkan yang dilerai hanya bisa ber-'hehe' ria.

Yaa, kira-kira seperti inilah keadaan para member saat ini. Seperti biasa, mereka tidak pernah jauh dari kata berisik. Namun, di sisi lain mereka terlihat bahagia dapat berkumpul bersama untuk yang kesekian kalinya, meskipun hanya mengandalkan jaringan virtual.

[✔] Ode to You ; 세븐틴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang