Chapter 20.1 {Reunite the Missing Piece}

86 7 0
                                    

"Hmm... Aku menyukai kualitas music video yang telah kalian buat. Editingnya juga tidak buruk, malah terlihat profesional. Menurutku ini sudah bagus, tidak ada yang perlu diubah,"

"Ah, begitu ya?"

"Iya...Apakah ada yang kau khawatirkan, Seungcheol?"

"Sebenarnya kami ingin menambahkan beberapa clip saat sedang perform, atau mungkin kompilasi behind the scene ketika sedang melangsungkan schedule. Namun, sayangnya kami kekurangan clip, "

"Itu hal yang mudah. Aku akan mencoba mengumpulkan clip yang kau maksud lalu menambahkannya ke dalam music video kalian. Lalu untuk perilisan, serahkan saja padaku! Aku akan mengurusnya dengan baik,"

"Baiklah. Terima kasih, hyung!"

"Ah! Soal keberangkatan kalian, tetaplah berhati-hati agar tidak diketahui pihak agensi! "

"Tentu saja, Bumzu hyung. Kami sebisa mungkin akan selalu berhati-hati,"

"Aku turut prihatin dengan kondisi kalian sekarang. Mungkin aku tidak bisa berbuat banyak, tetapi jangan sungkan untuk menghubungiku jika ingin meminta bantuan. Aku akan selalu berada di pihak kalian,"

"Terima kasih, hyung! Kami berhutang banyak padamu. Sungguh!"

"Baiklah, kalian ini lucu sekali kkkk. Ya sudah, kalau begitu beristirahatlah! Besok kalian akan berangkat pagi sekali, bukan?"

"Itu betul, hyung. Baiklah, kalau begitu hyung juga harus beristirahat! Akan kututup teleponnya. Annyeong, Bumzu hyung,~"

"Nee. Annyeong, Seungcheol-ie,"

Seungcheol meletakkan ponselnya di nakas samping tempat tidurnya usai mengakhiri panggilannya dengan Bumzu, salah satu produser yang berperan besar dalam pembuatan seluruh lagu SEVENTEEN.

Leader SEVENTEEN tersebut menghela napas panjang. Perlahan matanya mulai terpejam sejenak. Ia cukup lega karena akhir-akhir ini situasinya tampak menenangkan. Terlebih Bumzu selalu berada di pihak mereka dan membantu mereka. Seungcheol berharap seterusnya keadaan akan semakin membaik, meski hanya sebentar saja.

Perlahan, kedua matanya mulai terpejam, tetapi harus kembali terbuka karena mendengar suara tawa dari luar kamarnya.

"Ternyata mereka masih belum tidur," pikir Seungcheol.

Kedua netranya perlahan melirik ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 9 malam. Memang belum memasuki waktu tengah malam, tetapi seharusnya anak-anak itu segera beristirahat.

Tanpa butuh waktu lama, Seungcheol segera bangkit dari kasur dan membuka pintu kamarnya.

"Chan, Soonyoung! Mengapa kalian belum tidur? Besok kita akan berangkat pagi sekali, lho!" jelas Seungcheol pada ketiga member yang sedang bersenda gurau seraya 

"Sebentar lagi, hyung!" rengek Chan dengan mulut yang masih dipenuhi cemilan.

"Setelah ini kami akan segera tidur, kok," tambah Soonyoung yang juga masih asyik mengunyah cemilannya.

Seungcheol hanya tersenyum kecil sebelum ia memutuskan untuk ikut bergabung dan mendudukkan dirinya di antara kedua member tersebut. Ia mengambil sedikit cemilan milik Soonyoung, membuat si empunya langsung melayangkan tatapan harimau kepada si 'pencuri'.

Hening selama beberapa saat, hingga pada akhirnya Chan memecah keheningan tersebut.

"Hyung, apa kalian yakin kalau perjalanan kita akan aman?"

Soonyoung dan Seungcheol hanya bisa saling bertatapan usai mendengar pertanyaan yang dipenuhi oleh kekhawatiran itu. 

Sepandai-pandainya kau menyimpan bangkai, maka suatu saat baunya akan tercium juga. Meskipun telah mempercayai dan melibatkan Bumzu dalam rencana mereka, tetapi mereka yakin bahwa cepat atau lambat agensi akan segera mengetahui semua perbuatan mereka. 

[✔] Ode to You ; 세븐틴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang