Chapter 18.1 {The Hidden Reason}

626 61 2
                                    

"Kembalikan SEVENTEEN kami!"

"Sampai kapan kami harus terus menunggu?!"

"SEVENTEEN deserve better!"

Kalimat-kalimat yang berisi ungkapan protes dari para penggemar itu terpampang jelas di dinding bagian depan gedung agensi dengan menggunakan kertas berukuran besar. Hal itu mereka lakukan dengan sengaja, mengingat bahwa Pledis Entertainment sendiri tidak memberi kabar apa pun terkait jadwal promosi SEVENTEEN selama hampir 2 bulan.

Rasa penasaran penggemar semakin menjadi usai adanya berbagai rumor yang tersebar, seperti rumor yang menyebutkan bahwa tengah terjadi perselisihan antar member, hingga rumor yang menyatakan bahwa grup tersebut tidak akan bertahan lama. Namun agensi tidak memberikan respon apa pun terkait rumor-rumor tersebut, sehingga membuat penggemar semakin menaruh rasa curiga yang besar terhadap mereka.

Namun satu-satunya kenyataan pahit yang terkadang tidak semua orang sadari,

Industri K-Pop penuh dengan persaingan dan pengorbanan. Banyak hal tersembunyi di dalamnya, bahkan kita tak pernah mengetahui hal yang sepenuhnya terjadi dalam hubungan senior-junior, antar member, maupun dengan agensi itu sendiri.

"Apa ini? Tumben sekali kalian datang ke ruanganku. Haruskah kita minum teh bersama dan berbincang-bincang sedikit?" ujar sang CEO dengan ramah ketika melihat ke-11 pria asuhannya memasuki ruangan, namun ucapannya terkesan dingin dan sarkas.

Seluruh member hanya terdiam, menatap sang CEO yang kini tengah duduk dengan santainya seraya menyilangkan kakinya dengan angkuh di depan mereka.

"Oh, jangan menatapku seperti itu, seolah kalian akan membuatku bertekuk lutut di hadapan kalian," ujar sang CEO, kemudian diikuti oleh tawa remehnya yang menumbuhkan perasaan kesal terhadap ke-11 pria itu.

"Sampai kapan kami harus vakum? Kami sudah merevisi hampir keseluruhan album sesuai dengan keinginan anda, persis seperti yang tertulis dalam pernyataan sepihak yang anda keluarkan hampir 2 bulan yang lalu, yah meskipun sebenarnya kami tidak ingin melakukannya. Dan juga waktu promosi kami sudah hampir habis, jadi ku rasa kami hanya membuang-buang waktu dengan menuruti keinginan anda," ujar Soonyoung tanpa ragu, menampar sang CEO dengan sindiran yang keras dan penekanan di setiap ucapannya.

Senyum sinis terlukis di wajah sang CEO. Dirinya memandangi Soonyoung dengan tatapan tajam. "Oh, ku pikir kalian senang beristirahat?" ujarnya, menimbulkan tanda tanya dalam benak para member.

"Apa maksud anda?" tanya Soonyoung pada sang CEO yang masih terduduk dengan santai tanpa pergerakan apa pun. Dirinya pun berusaha mati-matian untuk menahan amarahnya yang sebenarnya ingin ia keluarkan sehabis-habisnya.

Sang CEO hanya tertawa mendengar pertanyaan yang diajukan Soonyoung, "Bukankah kalian sendiri yang bilang bahwa kalian lelah dengan semua kegiatan yang kalian jalankan? Jangan kira aku tidak mengetahui semua keluhan kalian,"

Mendengar ucapan sang CEO membuat Soonyoung mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Hampir saja ia melayangkan pukulan bertubi-tubi pada wajah pria itu jika Seungcheol tidak segera menahan lengannya.

Pria yang kira-kira berusia kurang dari setengah abad itu mengeluarkan beberapa lembar foto dari laci mejanya, dan kemudian dengan jahatnya ia melemparkan lembaran-lembaran foto tersebut ke arah para member.

Ke-11 pasang mata itu sukses melebar tak percaya usai melihat foto-foto tersebut.

Foto ketika mereka mengantar Seokmin ke rumah sakit, foto ketika mereka diam-diam mengantar Joshua dan Seokmin berobat, dan juga foto ketika Vernon sedang menemani Joshua di ruangan ber-cat hijau yang tak lain merupakan ruangan ketika mereka menjalani masa trainee. Semua hal yang mereka rahasiakan telah terbongkar sejak awal tanpa mereka ketahui. Selama ini mereka telah diawasi.

[✔] Ode to You ; 세븐틴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang