Happy Reading
.
.
.
.
.
"Kenapa setiap kali kita bertemu, Kakek selalu menceritakan dongeng yang sama?"
Namgil mengusap kepala bocah yang duduk di sebelah ranjangnya, "apa kau bosan mendengar cerita yang sama Tae?"
Taehyung langsung menggeleng-geleng, "aku tidak bosan kok Kek. Aku suka cerita tentang Bunga. Tapi aku cuman penasaran kenapa Kakek tidak pernah menceritakan dongeng lain."
"Karena Kakek mau Taetae tidak akan pernah lupa dengan cerita yang satu ini sampai kapanpun juga."
"Aku tidak akan lupa! Ibu bilang aku ini pandai dalam mengingat."
"Wah. Bagus sekali Tae."
"Dokter dan dua perawat yang merawat Kakek sebulan ini bernama dr. Ok Taecyeon, Lee Seulgi dan Kim Yeri. Mereka semua sama-sama berasal dari Busan, aku ingat mereka pernah bicara memakai logat yang sama seperti Paman Choi, penjual sayur langganan Nenek. Pasien yang sebelumnya sekamar dengan Kakek bernama Yoo Jaesuk dan tiga anaknya bernama Yoo Hana, Yoo Taehee dan Yoo Haechul. Mereka asli dari Sincheon tetapi suka sekali dengan Semangka dari Gwangju, aku ingat setiap kali ke sini mereka selalu mengeluh kenapa Semangka Gwangju sangatlah mahal jika tidak mereka akan membelinya setiap hari bukannya dua kali dalam sebulan. Aku juga tidak pernah lupa dengan semua wajah yang pernah berpapasan denganku dan-
"Tae."
Namgil meremas jemari cucu laki-lakinya seraya menatap lekat.
"Iya Kek?"
"Jadi kau ingat apa yang terjadi dengan kedua orangtuamu?"
Taehyung terdiam. Bocah berumur sembilan tahun itu kemudian menunduk dan mengigiti bibir, "aku... aku sebenarnya ingat Kek. Tapi aku sangat benci dengan kenangan itu. Menyeramkan dan hanya akan membuatku menangis karena itulah setiap ditanyai polisi maupun orang dewasa lain aku selau menjawab benar-benar lupa dan tidak tahu apa-apa."
Mendengar itu wajah Namgil mengeras. Dia meremas jemari Taehyung untuk terakhir kali sebelum melepas kalungnya dan memakaikan itu ke leher Taehyung.
"Jangan pernah melepas kalung ini."
Taehyung berkedip pelan memandangi kalung bermata salib perak yang tampak kebesaran untuk ukuran aksesoris yang dipakai oleh anak-anak seusia dirinya. Dia jadi keheranan namun melihat wajah sang Kakek begitu serius maka Taehyung mengangguk paham.
"Bahkan saat mandi sekalipun."
"Eeeh? Aku akan kesusahan Kek."
"Jauh lebih baik begitu Tae. Apa kau ingin mengalami hal yang sama yang terjadi pada kedua orangtuamu?"
Mendengar itu Taehyung langsung menggeleng cepat.
"Kakek tidak ingin membuatmu bersedih tapi kau lihat sendiri kan kalau sekarang Kakek hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit. Jadi Kakek harap Taetae selalu menuruti kata-kata Kakek oke karena Kakek sudah tidak bisa melindungimu dan juga Nenek."