20. Two Traits

9.9K 963 35
                                    

•|Happy reading|•

Setelah kejadian tersebut Aleta dan Keano ya hanya mereka berdua.

Bagaimana dengan yang lain?

Mereka pulang ke rumah nya masing-masing.

Saat ini Aleta dan Keano berada di ruang penyiksaan, tentu saja bukan hanya mereka tetapi ada satu orang lagi.

Seorang gadis eh ralat wanita yang diikat di kursi yang tak lain dan tak bukan adalah Bebellaq.

"Ini mau diapain beb?" tanya Keano

"Siksa dong," ucap Aleta semangat seolah menemukan mainan baru.

"Ambilin dong obeng yang ada disana." pinta Aleta memelas.

Keano tanpa basa-basi langsung mengambilnya dan menyerah kan obeng itu pada Aleta.

"Nah sekarang nyalain obornya dong." pinta Aleta lagi dan Keano lagi-lagi menurutinya tanpa banyak bertanya.

Ekhem kok kek babu ya? -author

Iya babu gue masbuloh? -aleta a.k.a licia

Babu apa babu:v -goda author

Ekhem bucin(budak cinta) gue itu -bangga aleta

Abaikan

Aleta pov

Gue yang pada dasarnya punya dendam kesumat sama si Bellanjing.

Langsung saja memanaskan obeng yang Keano kasih ke gue dan menempelkannya ke kulit tangan Bella yang membuat si dekil Bella meraung kesakitan, tapi bagi gue itu adalah alunan musik penghibur yang menyenangkan.

Gak berhenti di situ gue juga motong jari kaki dan tangannya si Bellanjing, abis tu gue main sama Bella sampe setengah jam tentunya dengan berbagai siksaan sampe tu si b*tch pingsan.

"Cih lemah," ejekku pada Bella yang telah terbaring tak berdaya di lantai dan saat gue balik badan.

Gue kaget banget gilaak wajahnya Keano pucet banget kek abis dikejar setan, gue pun langsung menuju ke arah si doi dengan panik gue tepuk-tepuk dong pipinya tapi si doi seolah mematung.

'Duh gimana nih?' batin gue khawatir

"Sayang"

"Babee~"

"My prince"

"Ish gimana nih," ucap gue panik sendiri jadinya.

Gue yang panik pun cuma bisa nangis sih soalnya gue gak tau kalok gini dampaknya kalo ngajak si doi, gue guncang terus dong badannya tali dia juga gak berkutik dan akhirnya gue cuma bisa nangis kejer si.

Aleta pov end

Keano yang sayup-sayup mendengar suara tangisan langsung tersadar, dan ketika ia menunduk ke bawah terlihat lah Aleta yang sesegukan sambil berjongkok sembari menarik-narik lengan seragam sekolah yang Keano pakai.

Dan itu keliatan gemoy banget dong soalnya Aleta kalau udah kayak anak kecil yang gak dibeliin es krim, dengan segera Keano berjongkok dan mengusap rambut milik Aleta yang membuat Aleta mendongak dengan mata sembab yang membuat Keano semakin gemas.

"Hiks ma..af," isak Aleta

'Lucu,' batin Keano

Tanpa ba bi bu Keano langsung menggendong Aleta ala koala dan berjalan keluar, lalu memasuki mobil ya mobil, karena tadi Keano dan Aleta kesini menggunakan mobil.

Bukannya menaruh Aleta di kursi sampingnya Keano malah memangku Aleta lalu mulai menjalankan mobilnya.

"Hiks emang Keano bisa nyetir sambil mangku Aleta?" tanya Aleta dan hanya dibalas deheman oleh Keano

Saat ini mobil yang Keano kendarai menuju ke mansion Daffa untuk mengantar pulang Aleta, sedari tadi keduanya hanya diam setelah percakapan singkat tadi.

Tapi karena Aleta tak suka keheningan yang melanda akhirnya dia mulai angkat bicara.

"Buwungnya Keano nggak baperan kan?" tanya Aleta karena sedari tadi dia merasa ada yang mengganjal di bawah sementara Keano hanya diam tak menjawab.

'Ish gue nanya nggak dijawab,' sebal Aleta dan dengan gak ada ahlak nya si Aleta menekan sesuatu yang mengganjal itu membuat Keano memggeram rendah.

"Hhh bisa nggak si lo diem?" ucap Keano dingin, mulai kan sifat dinginnya kumat.

Aleta mencebik kesal, bagaimana tidak? Ia merasa tak nyaman karena ada yang mengganjal di bawahnya dan karena itu juga Aleta bergerak gelisah yang membuat Keano semakin emosi.

"Shh.bisa.nggak.diem?" ucap Keano dengan penuh penekanan tapi seolah tuli Aleta sama sekali tak menghiraukan ucapan Keano.

Tak terasa pun mereka telah sampai di mansion milik Daffa, Meano turun dengan Aleta yang masih ia gendong ala koala dan dengan tak santainya Keano masuk ke mansion Daffa tapi ia tak lupa mengucapkan salam, bagaimana pun ia masih punya sopan santun.

"Eh, Aleta sayang kamu udah pulang?" ucap Raya, tapi ia merasa kikuk mengatakannya karena keberadaan Keano yang menggendong Aleta ala koala.

"Lepaskan anak saya," ucap Daffa kesal ketika anaknya di peluk lelaki lain bagaimanapun walau sekarang tubuh Aleta berjiwa Licia tapi hubungan ayah dan putrinya masih terhubung erat, ia merasa ditinggalkan oleh putrinya sekarang.

Sementara Keano diam tapi ia tak urung menurunkan Aleta dari gendongannya.

"Masuk, tidur" ucap Keano sekilas dan berpamitan pulang pada Raya dan Daffa.

Sedangkan Aleta mengerjap polos menatap kepergian Keano kadang ia berfikir Keano memiliki kepribadian ganda tapi ia tak punya bukti apa-apa.
__________________________________

Don't forget to vote and comment:)

Woke author double up:)

Di publis pada tanggal:
10-05-2021

Oleh: caca720

I'm the queen of bullying (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang