"Van gue perhatiin lo tambah lama tambah beg* ya?" ucap Aleta sarkas
"LO GAK USAH NGOMONG KASAR M
SAMA BOKAP GUE!" Bentak Keano"Sstt anak kecil diem aja deh!" ucap Aleta sinis
"Apa lo bilang?" ucap Keano mendelikkan matanya.
"Sudahlah," lerai Revan
"Apa maksud lo-- akh maksudku Aleta?" tanya Revan, sementara Keano mengerutkan keningnya kesal, kenapa bokapnya ini tak marah dengan sikap yang Aleta tunjukkan, justru malah selalu mencibir Bella yang kalem? Pikirnya.
"Lo tau? bisa-bisa leher gue digorok ama sahabat lo si Daffa, Daffa itu." ucap Aleta
"Dan lagi gue gamau buat Raya sedih." lanjutnya dengan tatapan sendu.
Sebenarnya Keano tak paham apa yang sedari tadi keduanya bicarakan, bahkan ia mulai merasa dirinya ini adalah anak tk dan mereka berdua adalah orang dewasa.
Dan apa itu hei! Aleta memanggil kedua orang tuanya dengan nama saja, sungguh tak sopan pikir Keano.
"Gue ngerti," ucap Revan
"Terus gimana sama gue?" tanya Revan
Aleta menaikkan sebelah alisnya pertanda 'apa?'
"Huh maksud gue, gue mau cucu." ucap Revan
"Lo kalo mau cucu itu minta aja sama anak lo, ngapain ngeliat ke gua bege!" umpat Aleta lagi.
"Khem mungkin lo lupa lo tunangan anak gue Keano." ucap Revan dengan watados nya.
"..."
Sungguh Aleta saat ini mati-matian untuk tidak menendang wajah Revan sekarang, sementara Keano mendelik tak terima.
"Dad!" bantah Keano
"Kenapa? Emang bener kan?" ucap Revan lagi
"Tapi--"
"Ga ada bantahan Keano!" tegas Revan
"Cih gue ga sudi ya!" ucap Aleta jengkel
"Emang gue mau sama lo?" ucap Keano
"Dih maap ye selera gue tinggi." ucap Aleta mengalihkan wajahnya dari Keano, sementara Keano juga menggerutu kesal.
"Pokoknya kalian harus kasih daddy cucu!" ucap Revan
"TIDAK AKAN!" serentak keduanya
"Van rasanya penyakit gue yang dulu kambuh lagi deh lo bantuin gue ya." ucap Aleta dengan seringaiannya, sementara Revan yang mengingat itu hanya memasang wajah datarnya.
"Lo sakit?" tanya Keano yang merasa khawatir, Keano sendiri tak tau mengapa ia merasakan khawatir terhadap Aleta.
"Ck, ga usah ngerusak suasana deh lo." ucap Aleta
"Kan gue kha-- ekhem" ceplos Keano yang membuat Aleta menaikkan sebelah alisnya, karena Keano menghentikan ucapannya.
Tapi untuk sekarang Aleta akan menghiraukan keano, ia segera merogoh sakunya dan mengeluarkan cutter.
"Ma..u apa lo Let?" bingung Keano karena Aleta mengeluarkan cutternya.
"Gue udah bilang kan penyakit gue kambuh gara-gara bokap lo si Revanj*ng" ucap Aleta
"L..lo Mau apain bokap gue let?" tanya Keano memegang tangan Aleta yang memegang cutter.
"Keano biarkan," ucap Revan
"Tapi..."
"Lepaskan dia Keano," perintah Revan, Keano pun melepas cengkramannya, sementara Aleta tersenyum puas.
"Keknya lagi pengen ya." ucap Aleta, Revan memutar bola matanya malas.
"Setidaknya dengan ini rasa bersalah gue ilang Cici." ucap Revan memelankan kata terakhir yang masih bisa didengar oleh Aleta dan Keano.
"Oh lo ternyata masih inget nama kecil gue ternyata?" ujar Aleta
'Nama kecil Aleta, Cici?' batin Keano bingung gimana ya, menurutnya nama itu ga nyambung.
Tanpa babibu Aleta langsung menyayat lengan Revan dengan cutternya.
"Gimana hmm?" bisik Aleta
Revan hanya bisa tersenyum manis
"Walau setidaknya kita gak bisa bersama, lo bisa sama anak gue Ci, dengan begitu rasa bersalah gue ke lo sedikit berkurang, begitu juga dengan penyesalan gue, kalo boleh jujur lo itu cinta pertama gue." ucap Revan mendongakkan wajahnya menatap mata Aleta dalam, sementara Aleta menatap mata Revan dingin ia sudah mati rasa.
"Lo tau gue udah mati rasa?" bisik Aleta di sebelah telinga Revan.
Dan itu semua tak luput dari pandangan dan pendengaran Keano.
'Apakah bokapnya menyelingkuhi nyokapnya dan itu dengan tunangannya sendiri?' sungguh hati Keano berdesir sakit dan alasannya adalah pure karena Aleta bukan bokapnya.
Sementara Revan yang paham akan gelagat Keano hanya bisa menatap Aleta sendu, ia harus rela mengikhlaskan Aleta untuk Keano walaupun jiwanya yang lain harus terluka.
'Di kehidupan lain berjanjilah untuk menjadi milikku.' batin Revan sambil menatap Aleta dalam.
Aleta yang juga mengerti gelagat Keano hanya diam, bagaimana ia bisa tau? Ya karena ia pernah dalam posisi itu, dimana ia melihat kedekatan Revan dan Ana yang membuat hatinya sakit.
'Entah kenapa gue lihat diri gue yang dulu saat Keano natap gue gitu.' batin Aleta
Aleta menoleh ke arah Revan yang seperti mengucapkan sesuatu tanpa suara, tapi karena Aleta fokus membaca gerakan bibirnya Aleta dapat memahami ucapan Revan dengan baik.
'Jodoh ga ada yang tau Van.' Aleta hanya mengucapkan apa yang ada dalam hati kecilnya, lalu menoleh ke arah Keano.
"Tenang aja gue ga bakal nikung nyokap lo kok!" ucap Aleta tiba-tiba, ya memang perasaannya pada Revan sudah hilang sepenuhnya walaupun mungkin masih ada sebagian jiwanya yang menangis, namun tidak dengan Revan yang selalu dihantui oleh penyesalannya dulu, bukan hanya penyesalan melainkan perasaan yang semakin lama semakin menggebu di balik raga nya.
"Keano, Aleta milikmu." cap Revan tiba-tiba.
Plak
Aleta langsung menggeplak kepala Revan.
"Emang gue barang hah!" sentaknya
"Lo kan calon mantu gue." ucap Revan yang memegangi kepalanya, mengecek apakah ada yang benjol atau tidak.
Tapi itu tetap tidak membuat Keano tenang, bagaimana jika bokapnya ini sudah menyentuh Aleta, membayangkannya saja Keano rasanya tak sanggup, Revan yang mengerti pun langsung menjelaskan.
"Tenang, dia masih segel kok, first kiss juga masih ada, ditambah belum pernah di grepe-grepe, apalagi disentuh sama om-om." ucap Revan frontal yang membuat Aleta melototkan matanya tak percaya.
"Lo lo pikir gue jalang gitu kayak Ana?" ucap Aleta tak percaya.
"Gue cuma jelasin ke anak gue kalo seluruh tubuh lo tuh masih suci, bahkan dari ujung rambut sampe ujung kaki harusnya lo berterimakasih sama gue." ucap Revan
"Lo kira lo lagi promosi apa?" sarkas Aleta
Disisi lain entah mengapa Keano merasa senang, tapi kalau benar ia suka dengan Aleta lalu bagaimana dengan Bella?
"Noh liat keturunan lo sama aja kek lo, plin plan dan gue gak like!" ucap Aleta
"Keano buang si Bella, Bella and the bear itu, pokoknya kamu harus kasih daddy cucu!" tegas Revan pada anaknya.
"Ck, sialan lo Van gue butuhnya kepastian bukan paksaan!" ucap Aleta sinis
_______________________________
don't forget to vote and comment:)
Di publis pada tanggal:
23-04-2021Oleh: caca720
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the queen of bullying (Segera Terbit)
Teen Fiction_Series kedua dari I'M (not) LICIA_ Licia celyn lexa aldebaran seorang queen dari segala queen bullying sekaligus leader mafia terkuat ke 3, harus meregang nyawa karena kecelakaan dan setelah beberapa tahun menjadi arwah, dia akhirnya bertransmig...