"Papa, dimana?" tanya Minseo dari seberang sana. "Barusan aku cari di kantor nggak ada."
"Ini lagi di luar, Papa baru aja selesai rapat sama pihak penyelenggara olimpiade. Acaranya molor karena ada pihak sponsor yang ternyata nggak bisa datang, kurang ajar!" tutur Doyoung panjang. "Kamu tumben telepon jam segini, ada apa?"
"Mau minta uang."
"Hadeh," Doyoung menepuk keningnya. "Sekolah itu belajar yang bener, bukan malakin uang Papamu terus."
"Uang sakuku ketinggalan, Pa. Tau sendiri Dongyun sayang banget sama uang, aku tadi mau minjem malah dipukul pake botol minum," curhat Minseo, terdengar menyedihkan.
"Ck, anak itu! Memang mau beli apa, sih kamu?" tanya Doyoung.
"Bayar kas Pa, udah nunggak satu bulan," lalu Minseo tertawa hambar. Ia juga jarang berada di kelas akhir-akhir ini, itu sebabnya si bendahara jadi kesulitan menagih uang. "Lupa soalnya."
"Kim Doyoung, guru paling disiplin di Serim ternyata punya anak yang suka telat bayar uang kas? Mau ditaruh mana muka Papa, Nak?!?!"
"Lebay banget," gumam Minseo namun masih mampu Doyoung dengar. "Nyesel telepon, nggak ngasih solusi!"
Tutttt!
Sambungan telepon diputus secara sepihak oleh Minseo, remaja itu merasa jengkel sendiri. Doyoung hanya bisa geleng-geleng kepala lalu kembali melajukan mobilnya meninggalkan area parkir gedung pertemuan. Jam yang melingkar ditangannya sudah menunjukkan waktu makan siang. Sebuah ide pun terbersit dalam benaknya.
"Semoga Jeongyeon nggak sibuk," gumam Doyoung sambil mencari nomor ponsel milik Jeongyeon disebuah layar yang ada pada mobilnya.
Beberapakali ia mencoba melakukan panggilan namun gagal karena Jeongyeon dari seberang sana tidak mengangkatnya. Tanpa berpikir dua kali, Doyoung langsung menambah kecepatan dan melajukan mobilnya menuju gedung KD Company.
Pelataran kantor ramai oleh orang yang berlalu lalang, sudah waktunya untuk mereka makan siang. Doyoung yang telah selesai memarkirkan mobilnya pun masuk untuk mencari Jeongyeon. Siang ini ia ingin makan di sebuah restoran jepang yang letaknya cukup dekat dari sana.
Kondisi yang masih ramai ditambah dengan Jeongyeon yang tak kunjung mengangkat teleponnya membuat Doyoung mulai merasa cemas. Lalu Doyoung memutuskan untuk tetap menunggu di kafetaria kantor. Cukup lama ia duduk sambil masih menunggu, namun sampai jumlah pengunjung berkurang dan waktu makan siang hampir habis sekalipun Jeongyeon tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Doyoung tidak bisa berlama-lama lagi, ia masih punya jadwal mengajar untuk hari ini. Waktu yang makin sempit membuatnya tak punya kesempatan untuk menikmati makan siang sepertinya. Penglihatan Doyoung masih jelas untuk melihat Jihyo yang sedang berjalan beriringan dengan beberapa orang, anehnya tidak ada Jeongyeon disana.
"Hyo!" panggilnya. Beberapa orang yang tadinya tengah bersama Jihyo memilih berlalu, menyisakan wanita bermata besar yang kini melipat kedua tangannya.
"Astaga, saya nggak yakin kalau pekerjaan kamu beneran guru. Ngapain siang-siang kesini?"
"Tadi habis rapat sengaja mampir, mau ngajak Jeongyeon makan siang tapi telepon saya nggak diangkat," jelas Doyoung. "Kamu nggak pergi bareng dia?"
Jihyo memberi balasan dengan menggelengkan kepala. Ini kantornya dan dia adalah seorang bos, bukan pengawal pribadi Yoo Jeongyeon yang harus tahu kemana saja wanita itu pergi. Manusia kurang kerjaan seperti Doyoung agaknya harus diberikan jadwal lembur supaya tidak melulu datang ke kantor milik Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Pain ft. kdy & yjy
FanficKim Doyoung jatuh cinta kepada seorang perempuan yang dulu pernah ia sia-siakan semasa SMA. Akankah mereka dipersatukan atau justru semakin jauh terpisahkan? ft. Kim Doyoung & Yoo Jeongyeon and one second lead as a surprise start : 25th of December...