"Astaga Jeongyeon, lo sadar nggak sih kalo ditolak?!?" seru Nayeon setelah mendengar pengakuan sahabatnya. "Penilaian gue tentang Doyoung selama ini salah besar, gue nyesel ngedukung lo buat ngedeketin dia."
"Tetep aja, gue suka sama Doyoung tanpa pengecualian, titik."
"Lagian lo aneh-aneh aja, Yeon," imbuh Jihyo. "Naksir kok sama bongkahan batu, ya keras lah!"
Berikutnya Jeongyeon hanya mendengus kesal, bukannya diberi semangat malah mendapatkan berbagai macam bentuk protes dari kedua sahabatnya. Nayeon dan Jihyo memang tidak akrab dengan Doyoung, sekedar tahu nama saja, bukan sifatnya. Lagi pula Doyoung tidak mudah berteman, dengan kata lain pemuda itu agak pemilih. Jeongyeon sendiri pun tidak tahu apa alasannya.
"Kemarin Doyoung bilang dia cuma suka rotinya," kata Jeongyeon. "Berarti gue masih punya kesempatan, kan? Gue bakal bawain rotinya lagi dan kasih ke dia secara langsung."
Nayeon tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu itu. Baru kali ini Jeongyeon menyukai seseorang hingga rela melakukan hal-hal yang sebenarnya hanya akan merepotkan dirinya sendiri.
"Yeon..." panggil Jihyo dengan tatapan nanar.
"Gue bakalan terus berusaha buat ngedapetin hatinya Doyoung, apa pun caranya."
Jika Jeongyeon sudah berkata seyakin itu maka siapapun akan sulit atau bahkan tidak bisa untuk menghentikannya. Nayeon dan Jihyo menatap kepergian Jeongyeon yang sudah menghilang dari balik pintu ruangan klub drama. Mereka sedang menunggu hujan reda sembari membereskan ruangan yang sangat berantakan setelah ditinggal pulang begitu saja oleh anggota yang tidak bertanggung jawab, siapa lagi kalau bukan Jinhyuk.
"Nayeon, gue takut," kata Jihyo tiba-tiba. Mendengarnya membuat bulu kuduk Nayeon berdiri, ditambah lagi dengan keadaan sekolah yang makin sepi.
"Apaan sih lo, kalo hujan gini jangan mikirin yang aneh-aneh!" protes Nayeon.
"Bukan," Jihyo menggeleng. "Gue takut Jeongyeon bakal jadi bintang..."
"Oh," Nayeon sedikit lega. "Ya bagus dong, bintang."
"...Bintang yang kehilangan cahaya terangnya."
Langit belum juga berhenti menerjunkan rintik-rintik air yang membasahi seluruh benda dan makhluk hidup yang dinaunginya. Jeongyeon baru menyadari kalau ia tidak membawa payung. Gadis itu mengulurkan tangan, merasakan dinginnya air yang mengalir dari atas genteng keramik. Sepasang permata coklatnya menengadah menatap langit sambil berharap semoga hujan lekas usai.
Namun sebuah ide jahil terbersit dalam benaknya. "Hujan-hujanan enak nih, apa gue terobos aja ya?"
Gadis itu melangkah meninggalkan lobi tempatnya berteduh, tidak peduli lagi pada ibunya yang nanti akan marah-marah saat melihatnya pulang dengan kondisi seragam basah kuyup. Jeongyeon mulai merasakan sensasi dingin dan segar saat rintik-rintik air mulai menyentuh permukaan kulitnya. Sepatunya pun ikut memercikkan air yang mengalir di permukaan tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Pain ft. kdy & yjy
Fiksi PenggemarKim Doyoung jatuh cinta kepada seorang perempuan yang dulu pernah ia sia-siakan semasa SMA. Akankah mereka dipersatukan atau justru semakin jauh terpisahkan? ft. Kim Doyoung & Yoo Jeongyeon and one second lead as a surprise start : 25th of December...