chapter 25: Seorina

299 65 47
                                    

Sebuket bunga berwarna kuning berada dalam genggamannya, bunga matahari merupakan salah satu yang menjadi kesukaan mendiang Seorina. Pagi itu mentari tersenyum cerah, secerah warna bunga yang dibawanya dengan hati teduh. Doyoung berjalan menyusuri komplek pemakaman yang menjadi tempat sang istri tercinta beristirahat.

Empat tahun sudah Seorina berpulang. Tak pernah Doyoung melewatkan rutinitas wajibnya untuk menjenguk Seorina pada tanggal dua setiap bulan ke lima. Batu nisan yang tertanam kokoh menjadi tanda bahwa Seorina beristirahat tenang dibawahnya. Tetesan air mata tak luput setiap kali Doyoung menyentuh gundukan tanah dan permukaan marmer yang dingin itu.

Doyoung selalu merindukan wangi cyclamen yang erat dengan sosok Seorina. Meskipun wanita yang telah pergi itu tak membalas cintanya dengan perasaan tulus, Doyoung bahkan tidak pernah mengutarakan kalimat kebencian walaupun hanya sekali.

Mungkin semua yang terjadi merupakan konsekuensi dari perbuatannya dimasa lalu, tapi kenapa harus sampai ditinggal pergi untuk selama-lamanya? Terkadang Doyoung mengutuk dirinya sendiri, harusnya ia bisa berlaku lebih baik alih-alih menjadi manusia tinggi hati nan tidak tahu diri.

"Selamat pagi sayang, aku datang," disapanya gundukan tanah yang bersih dari dedaunan kering itu. "Apa kabar? Sudah tahun ke empat aku merayakan hari jadi pernikahan kita seorang diri."

Tentu tak ada balasan sebab tanah memang memendam raga Seorina dalam-dalam. Akan tetapi jiwanya membalas sapaan itu melalui terpaan angin pagi yang membelai lembut surai hitam milik Doyoung.

"Aku, ayah, ibu dan si kembar merindukanmu dari sini," ujung bibir Doyoung terangkat.

"Sesuai perkataanmu dulu, aku sudah berusaha mencari Jeongyeon dan berhasil bertemu dia. Semuanya serba nggak sengaja. Ternyata kita dekat."

Lagi-lagi angin lembut membelai rambut Doyoung hingga terbang dan menutupi sebagian wajahnya. Doyoung duduk bersimpuh seorang diri namun seperti ada orang lain disampingnya.

"Rina," Doyoung kembali menjeda kalimatnya selama beberapa saat untuk mengambil nafas. "Apa aku beneran boleh mencintai dia?"



























Jauh sebelum Seorina tiada, semasa muda ia adalah seorang gadis berhati lembut dan berlaku anggun. Tumbuh dari keluarga yang tak miskin kasih sayang membuatnya menjadi seorang yang berkepribadian baik. Tak hanya paras yang rupawan, kecerdasannya pun berhasil memikat hati para bujangan diluar sana.

Sebagai putri tunggal, hanya dirinyalah yang menjadi harta karun keluarga Seol. Dia Seorina, si gadis penurut yang tak pernah mengecewakan kedua orang tuanya. Sampai akhirnya takdir mempertemukannya dengan pemuda bernama Kim Doyoung, mereka terlibat sebuah perjodohan. Tanpa cinta sebagai pondasinya, Seorina terpaksa menikah dengan Doyoung.

Sekali lagi, Seorina adalah gadis penurut yang tak pernah membantah. Ia tidak suka melukis gurat kekecewaan diwajah ayah dan ibunya. Namun disisi lain, Doyoung bukanlah cinta sejatinya. Gadis yang kerap disapa Rina itu berkeinginan untuk tidak punya komitmen apa-apa dalam hidupnya. Apalah daya, orang tuanya pasti tidak senang dengan keputusannya.

Seiring waktu usia pernikahan mereka terus bertambah. Doyoung mulai menyadari bahwa hanya dirinya seorang yang mencintai. Bertahun-tahun Seorina hidup dalam tekanan, ia bahkan sempat tak ingin berada di bilik yang sama dengan Doyoung. Kata perpisahan selalu ia panjatkan, tapi lagi-lagi ia merasa bersalah dan berdosa jika membuat orang tuanya kecewa nanti.

Lama-kelamaan, tentu orang tua mereka mengharapkan kehadiran cucu. Singkat cerita Seorina resmi mengandung dan melahirkan sepasang bayi laki-laki, kembar. Dirinya semakin tak terkendali. Tidak mau menyentuh bayinya, bahkan sampai mencoba menghilangkan nyawanya sendiri. Semua itu tanpa sepengetahuan orang tuanya karena Doyoung selalu berhasil menutupi.

Love and Pain ft. kdy & yjyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang