[26] Love Me Again

121 4 0
                                    

🌷🌷🌷

Via kembali ke meja kerjanya setelah beberapa saat menenangkan diri di toilet.
Baru saja dia mendaratkan diri di kursinya, terdengar dering telepon yang terletak di samping kanannya.

"Iya Pak?" tanya Via begitu mengangkat telepon dan menempelkannya pada telinga kanannya.

Benar, itu adalah telepon dari ruangan atasannya.

"Kamu bisa tolong kesini sebentar, saya butuh password Wi-Fi kantor sekarang." ujar suara sedikit serak dari sambungan telepon, terdengar sangat seksi.

"Password nya mit22..." belum selesai Via berbicara namun sambungan telepon sudah terputus begitu saja.

Via cukup sebal, bukan karena keberatan dengan tugasnya itu namun karena ia harus masuk kedalam ruangan itu dan pastinya menatap wajah itu lagi.

Tok...tok..tok...

"Permisi Pak!" ucap Via permisi lalu perlahan membuka pintu.

Nampak Abi sedang berdiri disamping mejanya sambil memeriksa dokumen yang dipegangnya.

"Tolong ketikkan password-nya ke laptop saya, sekalian masukkan materi untuk meeting siang ini untuk saya pelajari" ujar Abi sambil melirik kearah laptop yang berada di atas meja kerjanya.

Tanpa berkata-kata, Via pun langsung menuju ke meja kerja atasannya itu. Ia pun segera menancapkan USB miliknya yang selalu standby dia bawa kemana-mana untuk berjaga-jaga.

Karena merasa kurang nyaman jika harus mengetik dengan posisi berdiri ataupun menungging, karena dia menggunakan rok ketat. Akhirnya dia menggeser sebuah bangku yang ada disamping meja kerja bosnya dekat jendela.

Ketika Via fokus meng-copy materi rapat itu, tiba-tiba ia dikagetkan dengan dua buah tangan besar yang ada di kanan dan kiri tubuhnya dengan menumpu pada meja.

"Ini materi rapat siang ini? Bisa kamu jelasin secara singkat?" suara serak itu kini begitu dekat dengan wajah Via, bahkan hembusan nafasnya bisa Via rasakan ditelinga kanannya.

Seketika tubuh Via menegang, sejak kapan dia ada disini.
Pria itu kini dalam posisi mengungkung tubuh Via, begitu dekat hingga nyaris memeluknya.
Aroma ini tercium lagi di Indra penciuman Via, wangi khas yang sudah lama tak ia hirup.

Bohong kalau Via tak grogi, bahkan kini jantungnya sedang berdetak sangat cepat. Bagaimana tidak, wajahnya kini nyaris menempel dengan wajah Abi.

"M-maaf Pak, permisi sebentar. Saya akan jelaskan sambil berdiri," sela Via sambil berusaha menahan nafas saking paniknya.

Abi pun berdiri lalu mundur satu langkah kebelakang.
"Aku sangat merindukan aroma manis ini," batin Abi setelah melancarkan aksi modusnya barusan.

Via bergegas berdiri lalu berjalan memutar menuju depan meja kerja itu.
Abi terkekeh pelan sampai-sampai tak bisa diketahui oleh Via, lalu ia mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya.
Via menjelaskan materi rapat dengan sangat jelas dan terperinci.

Setelah dirasa cukup, Via dengan cepat berpamitan untuk kembali ke meja kerjanya.

"Astagaaa!!!" pekik Via tertahan begitu sesampainya dimeja kerjanya.

My First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang