[14] Kasmaran

177 9 0
                                    

Author POV

Cerita dibawah ini mengandung unsur dewasa 17++
Jadi mohon kebijakan dari para pembaca untuk menyesuaikan umurnya ya..
Selamat membaca!!!

Via POV

Akhirnya aku menerima ajakan Abi untuk istirahat sejenak dirumahnya sembari menunggu mentari menampakkan sinarnya.
Sekitar 15 menit berkendara, tibalah kami dirumah besar dan megah itu.
"Masuk sayang, kita langsung ke atas aja ya. Sepertinya mbok Ina masih istirahat, kamu istirahat dikamar aku aja biar lebih nyaman." jelas Abi sambil mengunci kembali pintu depan.
"Iya.." aku pun langsung keatas menuju kamarnya karena sudah tau betul letaknya dimana.
"Mandi dulu gih, biar badan kamu segar jadi bisa istirahat lebih nyaman!" ucap Abi ketika memasuki kamar dengan membawa barang bawaannya.
"Emm.. iya juga sih, tapi bajuku kan ada di mobil!" ucapku ragu.
"Pakai baju aku aja nggak apa-apa." jawabnya enteng tanpa memperhatikan ku.
Aku pun bergegas mandi dan memilih salah satu baju Abi, sebuah kaos oblong hitam polos.
Tiba-tiba tercetus ide buat menjahili Abi, karena kurasa dia sangat berbeda dengan Abi yang kukenal di awal. Dulu dia begitu agresif dan sering menggodaku, namun sekarang terlihat begitu menjaga dan hati-hati sekali.

Sengaja aku keluar dari kamar mandi dengan mengendap-endap agar Abi tak mendengarkan langkahku, kulihat dia sedang berdiri didekat meja sambil mengeluarkan beberapa barang bawaannya.
Perlahan kupeluk dia dari belakang, berharap dia terkaget dibuatnya. Dan benar saja,
"Astagaaa Via... Kamu ngagetin aku aja deh!" ucapnya sambil mengelus tanganku singkat lalu melanjutkan kegiatannya.
Aku pun sedikit kecewa dengan responnya yang biasa saja bahkan tak berbalik melihatku, langsung lah insting jahilku semakin meningkat.

Perlahan kumasukkan jemariku kedalam bajunya, kuraba perlahan perut sixpack nya.
"Sayang..." rengek ku manja.
"Vi.. stop please! jangan diterusin dong!" ucapnya lembut memohon.
Ku tengok wajahnya terlihat merah padam sambil nggak lagi fokus dengan apa yang dia kerjakan, sungguh ekspresi yang menggemaskan. Aku pun semakin tertantang,
"Memangnya kenapahh.." bisikku pelan tepat di telinganya.
"Sayang.. please.. selama ini aku udah sekuat tenaga menahan diri, karena aku sayang banget sama kamu. Tapi kalau kamu duluan yang menggodaku, aku nggak tanggung ya kalau... " ucapnya tertahan ketika dia berbalik dan melihatku yang hanya mengenakan atasan bajunya dengan hotpants yang hampir tak terlihat karena tertutup oleh kaos yang kebesaran.
"Kalau apa?" tanya ku menantang sambil berbalik berniat menuju meja nakas untuk megambil ponselku karena kupikir dia nggak akan menanggapi ku.
Namun belum aku sempat melangkah, tiba-tiba Abi menarik tanganku dan seketika tubuhku terhempas dipelukannya.
"Aku nggak tanggung kalau aku nggak tahan buat makan kamu.." ucapnya dengan tatapan penuh hasrat.
Sesaat aku menyesal telah menggodanya dan membangkitkan gairahnya, "Aduh Vi.. apa sih yang gue pikirkan!" batinku.
"E-em.. s-sorry Bi.. aku nggak akan lagi deh.." ucapku gugup.
"Sudah terlambat!" pungkasnya sembari mencium ku yang awalnya lembut namun lama-kelamaan semakin memanas seiring dengan tubuhku yang terdorong hingga terbaring di atas meja. Aku pun terbawa suasana hingga tak tinggal diam, ku balas ciumannya tak kalah kuat karena aku sudah belajar cara berciuman darinya. Tak sadar kuu remas rambutnya karena ciuman ini begitu panas tak seperti biasanya, sekujur tubuhku terasa seperti terbakar gairah yang begitu aneh.

 Tak sadar kuu remas rambutnya karena ciuman ini begitu panas tak seperti biasanya, sekujur tubuhku terasa seperti terbakar gairah yang begitu aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang