[25] Meet Again

116 7 0
                                    

Autor' note :
Maaf ya para readers, mulai dari sini aku akan ubah sudut pandang ceritanya..
Agar lebih memudahkan untuk kalian menikmati ceritanya serta memudahkan autor' menulis ceritanya..
Semoga kalian suka..
♥️♥️♥️

****

4 Tahun kemudian...

Pagi ini Via sudah disibukkan dengan segala kerjaannya di kantor, terutama untuk menyelesaikan tugasnya yang sempat tertunda selama 3 hari kemarin yang disebabkan dia mengambil jatah cutinya dalam bulan ini untuk sejenak berlibur.

Ya, Via sudah lulus kuliah sekitar 2 tahun yang lalu. Kini ia menetap di Surabaya, ia tinggal disebuah apartemen mewah yang dibelinya dengan hasil jerih payahnya selama ini.
Via bekerja disebuah kantor ternama yang bergerak di bidang IT. Sudah hampir satu tahun ini dia menjabat sebagai sekretaris Direktur, sebelumnya dia hanya karyawan biasa di divisi pemasaran. Karena kinerjanya yang sangat bagus dan juga sangat cekatan, Via pun mendapat kenaikan jabatan dalam waktu yang terbilang singkat.

Kini Via tengah bergelut dengan setumpuk kertas-kertas yang bertengger di meja kerjanya yang berada tepat didepan ruang Direktur.

"Vi, ikut keruangan saya sekarang," suara bariton dari Pak Yohan yang notabene adalah atasannya berhasil membuyarkan konsentrasi Via.

"Iya Pak!" jawab Via singkat sambil membenarkan bajunya sebentar lalu segera berjalan mengikuti atasannya itu menuju ruangan Direktur.

Hari ini Via masih nampak cantik seperti biasanya, dengan mengenakan rok hitam ketat dibawah lutut yang dipadukan dengan blouse berwarna cream dengan aksen tali pita di bagian dada yang menambah kesan elegan namun manis pada penampilannya. Tak lupa dipercantik dengan sepatu heels hitam dengan bagian bawahnya yang berwarna merah, ciri khas dari sepatu bermerk yang pastinya memiliki harga yang cukup fantastis. Rambut coklat panjangnya kini di kuncir kuda dengan ujungnya yang di Curly.

"Permisi Pak!" sapa Via ketika hendak memasuki ruangan Direktur.

"Ya.. masuk Vi," sahut lelaki paruh baya itu sambil berjalan menuju meja kebesarannya.

Via pun perlahan menutup pintu ruangan yang tadi ia masuki beriringan dengan atasannya. Ruang Direktur ini cukup luas dengan meja kerja plus kursi kebesaran yang berada di ujung kanan ruangan serta satu set sofa ditengah-tengah ruangan itu, tak lupa di bagian ujung kiri terdapat semacam mini pantry untuk sekedar membuat kopi atau semacamnya.

Perlahan Via berjalan mendekat kearah meja kerja Sang empunya ruangan itu, ya dialah Pak Yohan pria paruh baya berusia 45 tahun yang meskipun sudah cukup berumur namun tak menghilangkan ketampanan serta kewibawaannya.

"Maaf Pak, saya belum menyelesaikan laporan saya untuk minggu ini.. namun akan segera saya kebut, mungkin.." ucap Via terputus.

Dengan muka sedikit menunduk karena cemas akan mendapat teguran dari atasannya itu.
Memang selama ini Pak Yohan jarang sekali menegur atau memarahinya. Selain karena beliau adalah termasuk atasan yang tidak rewel, beliau termasuk orang yang sangat sabar meskipun tetap tegas dan disiplin.

Selain itu, Via pun termasuk karyawan yang sangat cekatan dan bekerja dengan sangat baik. Jadi jarang sekali dia mendapat teguran dari atasannya, bahkan dia termasuk karyawan yang berprestasi dalam perusahaan itu. Tak heran jika dia menjadi begitu populer di kantor, tak sedikit yang berusaha mendekatinya baik dari kalangan karyawan maupun atasan. Namun tak ada satu pun yang berhasil meluluhkan hatinya.

Memang sejak kuliah dia sudah memutuskan untuk hanya fokus untuk belajar dan merintis karir. Semenjak putus dari  Abi dan Christian , Via sama sekali tak menjalin hubungan asmara dengan pria manapun.
Dia ingin fokus untuk membahagiakan Ibunya, dan hanya ingin menikmati kesendirian serta kebebasannya.

My First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang