5. Panitia Reuni

779 80 7
                                    

"Angkatan 2008 SMADA meminta ijin mengadakan reuni di sekolah kita. Kami sudah mengijinkan mereka menggunakan aula pada minggu 27 Desember 2020 ini. Nah, saya akan meminta bantuan pada Bu Zaza, Bu Yaya, Pak Alan, Bu Tasya, Pak Yudha dan Pak Soni. Kebetulan kalian berenam masih muda dan masih belum ada tanggungan. Jadi, nanti kalian ikut menyemarakkan ya," titah Pak Kepsek kepada kami berenam.

Haish, padahal aku pengen pulang kampung, rindu sama Om dan Tante. Niatnya kalau aku di Purbalingga, minggunya bisa main ke Temanggung ke tempat si kembar. Huft. Menyebalkan, apalagi aku ingat tahun 2008 itu angkatannya siapa.

"Bu Zaza."

"Iya Pak Alan."

"Nanti malam saya mampir ke kostan ya?"

"Waduh jangan Pak! Kost saya kost cewek gak enak. Lagian nanti malam saya ada tahlilan di rumah salah satu jamaah mushola. Maaf ya Pak."

"Ya sudah, lain kali mungkin."

Aku hanya tersenyum canggung apalagi sejak tadi Bu Tasya menatapku dengan tatapan cemburu. Aku tahu Bu Tasya ini berharap dinikahi Pak Alan, gak mungkin Yudha sama Soni karena masing-masing udah punya pacar. Lagian gosip yang beredar mengatakan seperti itu.

"Za," bisik Yaya.

"Iya." Aku pun ikut berbisik.

"Bu Tasya kayaknya benci banget sama kamu."

"Ah masa? Emang orangnya jutek kok. Udah biarin aja."

"Beneran kok. Aku dan beberapa guru senior disini ngerasa gitu. Tahu sendiri kan dia guru honor disini. Matematika lagi. Sejak ada kamu kan posisi dia jadi terancam. Kelas-kelas penting kamu, Pak Hadi, sama Bu Ratna yang pegang."

"Udah ah, jangan bikin gosip."

"Beneran. Terus dia emang ngincer Pak Alan tahu. Bahkan sejak Pak Alan masih sama Bu Fifi. Aku dapat desas desus alasan Bu Fifi kenapa milih suaminya karena Pak Alan selingkuh sama Bu Tasya."

"Benarkah?"

"Benar. Beberapa siswa ada yang memergoki mereka sering ngedate di tempat-tempat tertentu padahal masih pacaran sama Bu Fifi. Tahu sendiri anak SMA jaman sekarang, ngedatenya kan pinter. Makanya kita besok kalau udah punya pacar ngedatenya hati-hati. Ntar ketahuan sama anak didik kita, malu lah. Hihihi."

Aku ikut tertawa. Iya bener guru itu manusia biasa, kita juga bisa jatuh cinta dan pengen ngedate sama pacar cuma karena status kita yang menjadi panutan alias digugu dan ditiru ya kita harus bisa bersikap layaknya seorang contoh atau teladan yang baik.

"Bu Zaza. Bu Yaya," panggil seseorang, Fina rupanya.

"Iya Fin, gimana?" tanyaku.

"Ada salam."

"Hah, buat siapa?"

"Bu gurulah."

"Buat Ibu? Dari siapa?"

"Mr. Kulkas hahaha. Dah dulu ya Bu, Fina mau ke kantin."

Lalu Fina berlari menuju ke teman-temannya dan mereka berjalan menuju arah kantin.

"Jadi beneran, kamu jadi ketemuan sama kakak sulungnya Fina, Za?" tanya Yaya sambil menyeringai jahil.

"Au ah. Aku mau ke koperasi."

"Hahaha. Cie ... cie. Zaza ... cie ... cie. Janur kuning ... janur kuning melengkung."

Aku memilih tak menggubris ledekannya, ah sial ada sesuatu dalam dadaku yang bergemuruh. Ckckck. Gak mungkin perasaan itu datang lagi, kubur Zaza kalau perlu lempar sampai Samudra Hindia.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

9. Mr. Kulkas Itu Suamiku (Novel Dan Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang