6. Bunda Zaza

755 78 6
                                    

Aku tengah meladeni Royya dan Rael, duh mereka lucu sekali. Semoga besok aku punya anak kembar cowok sama cewek ya Allah. Amin.

"Udah pantes."

"Iya."

"Udah pantes."

"Apanya?"

"Kamu."

"Iya aku kenapa?"

Dih apaan coba dia cuma mengangkat bahunya. Dasar Kulkas.

Karena dia gak ngajak aku ngomong ya aku fokus sama duo krucil yang ngegemesin.

"Kemana?"

"Kemana apanya?" tanyaku bingung.

"Kamu."

"Maksudnya?" Aku bingung ini orang nanya apa sih?

"Habis dari sini."

"Hah?" Aku makin bingung.

"Kamu dari sini mau kemana?"

Owalah Gusti paringono pangapuro, jadi itu tho maksudnya. Kayaknya ni kulkas gak lulus ujian Bahasa Indonesia deh terutama pada bagian penyusunan kalimat berpola SPOK. Jangankan SPOK, SPO aja kayaknya gak bisa bikin dianya.

"Pulang ke kost," jawabku.

"Oh."

Cuma oh doang, kirain mau ngajak kencan. Gubrakkk. Halumu ketinggian Za.

Hening.

Kebisuan kami terpecah saat ketiga sahabatku yang tadi habis menyumbangkan lagu datang menghampiri meja kami.

"Za, siapa mereka?" tanya Yudha yang datang ke arahku bersama Yaya dan Soni. Mereka mengambil kursi lain dari meja di sisi kanan kiri meja kami.

"Owh ... peserta reuni," jawabku.

"Loh kayaknya tadi aku lihat Masnya disana deh, kok sekarang udah disini." Heran Soni.

"Kamu bener Bro, terus bajunya juga kok ganti sih?" sambung Yudha.

"Jangan-jangan kamu .... "

"Rei." Perkataan Yudha terpotong oleh kehadiran dua orang.

"Daddy."

"Papi."

Teriak duo bocil gembira melihat para bapaknya.

Yudha, Soni dan Yaya melotot tak percaya. Aku menahan tawaku melihat ekspresi kaget mereka yang lucu sekali. Mata mereka melirik kiri kanan dengan mulut masih melongo. Mana lirikan matanya barengan lagi. Kiri kanan kiri kanan mirip alat pembersih kaca mobil yang lagi dipakai. Kan lucu jadinya. Hahaha.

"Kalian kembar." Kompak ketiga sahabatku.

"Hahaha. Kalian guru muda di sini ya. Kenalin aku Royyan, kembaranku Reihan dan ini adik iparku, Elang."

"Ck ... kamu adik iparku juga kali. Ingat yang kamu nikahi itu adik sepupuku."

"Tapi usiaku sebulan lebih tua dari kamu tahu."

"Cuma sebulan doang."

"Tetep saja aku lahir duluan."

Astaga emang penting harus bahas masalah itu ya. Ckckck udah bapak-bapak tapi masih childish. Hadeh.

Ketiga sahabatku akhirnya sibuk ngobrol dengan tiga idola pada masanya. Bahkan sesekali mereka tertawa. Tapi dasar kulkas, ekpresinya tetap saja datar paling cuma tersenyum tipis. Ck.

Aku mengedarkan pandangan mataku, aku melihat Bu Tasya tengah ngobrol dengan beberapa alumni. Mungkin kenalannya karena setahuku Bu Tasya juga alumni SMADA tapi angkatan 2006. Sedangkan Pak Alan katanya dari Cilacap. Cuma karakternya yang mudah akrab dan supel makanya mudah membaur dimana pun dia berada.

"Tante."

"Ya." Perhatianku teralihkan kepada si cantik Royya.

"Tante suka di panggil Ibu?"

"Tante biasa di panggil Ibu sama murid-murid Tante. Kenapa memangnya?"

"Kalau sama anak Tante nanti pengin di panggil apa? Kalau ibunya Royya suka di panggil Mami kalau ibunya Rael M.o.m.m.y Mommy." Terangnya lucu sekali.

"Apa ya? Mungkin Bunda," jawabku.

"Bunda Zaza. Boleh Royya panggil Bunda Zaza."

"Boleh. Tante seneng malah di panggil bBunda."

"Ye ... ye ... ye ... ye ... ye ... yeyeyeye ... ye ... ye ... ye."

Aku kaget guys ni anak malah joget-joget sambil teriak yeyeye pake nada nyanyian lagi. Mana suaranya melengking jadi semua orang fokus ke kami kan jadinya.

Refleks aku menarik Royya agar duduk kembali. Kemudian tersenyum kikuk ke arah semuanya, sampai para alumni yang lain sibuk kembali dengan urusan masing-masing. Pun dengan trio sahabatku dan trio idola kembali larut dalam obrolan.

"Royya teriak apaain sih," ketus Rael.

"Kepo."

"Dih. Gak ada. Brisik tahu!" ucap Rael dengan muka datar.

"Ah Rael gak asik, ya udah Royya gak mau berbagi lagi sama Rael."

"Emangnya Royya niatnya mau berbagi apa sama Rael hem?" Tiba-tiba Mr. Eksotik udah nimbrung percakapan duo krucil.

"Berbagi Bunda, Daddy."

"Hah? Bunda siapa?"

"Bunda Zaza."

"Ngapain Bunda Zaza dibagi-bagi Sayang? Memangnya dia siapa?" Kali ini kembaran si Kulkas yang tanya.

"Bunda ya istrinya Ayah Reihan, Papi gimana sih. Kalau Papi sama Mami, Daddy sama Mommy, Ayah ya sama Bunda masa sama Grandma."

Krik ... krik ... krik.

9. Mr. Kulkas Itu Suamiku (Novel Dan Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang