"Karena kalau enggak, gue lenyap."
"Hah?"
"Sumpah kalimat lo sekarang kadang rancu banget."
Lisa bergerutu, tak memahami hampir setiap kata yang Jungkook keluarkan pada hari ini.Lelaki itu berdengus pasrah seolah ialah yang mempunyai masalah terberat saat ini. Pandangannya layu bahkan Lisa sampai turut prihatin kepadanya sekarang. "Lo... ada masalah atau gimana sih. Ya maaf kalau kata-kata gue tadi lugas banget. Gue cuma mau ngeluapin uneg-uneg gue selama ini, dan sekarang gue rasa udah cukup. Maaf sekali lagi."
Lisa terdekap antara rasa tidak tegaannya. Jika ditanya, rasa kemanusiaan apa yang ingin hilangkan di dalam dirinya, maka dengan senang hati Lisa akan menjawab rasa tidak tega. Dengan begitu, ia tak perlu menjadi tameng untuk dijadikan orang-orang bak orang pintar yang bisa segalanya.
"Lo kayaknya lagi ada masalah, gue mau cabut aja."
Belum sempat Lisa beranjak dari tempat duduknya, Jungkook yang tadinya termenung kembali bercerita mengenai dirinya.
"Gue dulu ngga normal."
Gadis itu seketika tersontak dengan kalimat yang baru saja Jungkook katakan. "Lo sekarang juga ngga normal," cibir Lisa menanggapinya santai.
"Iya."
"Dan sekarang gue perlu berlagak normal untuk kembali jadi diri gue seutuhnya. Maaf, jadinya lo terlibat. Gue janji untuk ke depannya ngga akan narik lo lagi ke tiap masalah. Lo bisa ngejauh dari sekarang... kalo lo mau.""Udah dari saban hari gue mau." Lisa kembali mengambil tasnya, seolah bersiap untuk pulang.
"Tapi tetap aja, date hari ini masih harus dilakuin."--
Lisa dengan lahap menyantap permen kapasnya. Dengan Jungkook di sisi kirinya yang sedang menikmati suasana ramainya bazar malam yang baru dibuka. Keduanya masih mengenakan seragam sekolah, walaupun sudah tidak begitu rapi.
Telah berseling banyak sekali petasan pada malam ini. Baik dari ujung hilir maupun ulu, setiap pengunjung tertawa bahagia bersama keluarga, teman, maupun pasangannya. Lain hal nya dengan pasangan kebanyakan pada bazar malam ini, Lisa dan Jungkook bahkan berjalan seolah keduanya adalah bodyguard dan majikan.
Langkah Jungkook sesaat menjadi lebih cepat, mengejar seseorang untuk disamakan dengan langkah miliknya.
"Kak, lo ngga laper?" Tanya Lisa dengan permen kapas yang masih terpatri di genggaman tangannya.
"Nggak."
"Seriusan?"
"Mau jajan ngga? Kayaknya outlet jajanan udah pada buka tuh."Jungkook melihat ke arah yang ditunjuk Lisa. Memang terasa agak sedikit lapar bagi Jungkook, namun rasa lapar itu tidak begitu mengganggunya untuknya makan sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter - LISKOOK
Fanfiction❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞ (Beberapa bab akan direvisi menurut alur)