laughter | 10

3K 266 28
                                    

Kesedihan melingkupi seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesedihan melingkupi seluruh tubuhnya. Wajah yang terlihat lemas hingga badan yang seolah tidak memiliki energi untuk sekedar bergerak.

Tatapannya kosong, namun seakan menunjukkan kelelahan yang amat mendalam. Tak tahu apa yang ingin ia pikirkan, ia hanya ingin berunding dengan logika dan hatinya. Entah harus memihak kemana, jiwanya hanya ingin terbebas.

Ingin rasanya ia melupakan dan berusaha untuk menyelesaikannya perlahan-lahan, tetapi semua hampir tidak mendukungnya.

Tak apa jika yang ku miliki ini semakin parah. Setidaknya aku hanya ingin mereka datang, mengobatiku untuk waktu yang tersisa.

Namun, jika yang ku harapkan itu terlalu banyak, maka izinkan sedikitnya sekali dalam seumur hidupku untuk bertegur sapa dengannya.

- - -

Gadis itu tidur dengan nyenyaknya. Tak tanggung-tanggung, bantal yang senantiasa menemaninya tidur itu pun sampai basah akibat dari saliva yang keluar dari mulutnya. Iya, selelah itu lah Lisa.

Hanbin yang sejak tadi mengetuk pintu kamar adiknya itu kebingungan. Jarang-jarang Lisa tidak peka dengan lingkungannya, biasanya gadis itu selalu responsif kepada sekitar walaupun ia sedang berada di alam bawah sadar.

Lelaki berbadan kekar itu membuka pintu kamar Lisa perlahan bermaksud agar tidak membangunkan Lisa.

Ah, pose macam apa yang barusan Hanbin lihat? Lelaki itu tak kuasa menahan tawanya ketika melihat adik semata wayangnya itu tidur dengan pose yang terbilang 'aneh' itu, tidak mengherankan jika Lisa tidak merespon ketika kamarnya diketuk.

Mendengar gelak tawa Hanbin yang tidak tertahan, Lisa pun terbangun dari tidur pulasnya. Ia melihat Hanbin bingung dengan matanya yang belum sepenuhnya terbuka itu.

"Loh? Baru pulang jam segini?!" Seru Lisa kepada Hanbin, kaget mengetahui saudaranya terjaga di kantornya.

Hanbin menyengir santai, "Iya. Kemarin banyak banget yang harus diselesaikan, jadi sayang banget kalau ditinggalin hari ini.

"Untuk apa sih kak? Kenapa gak sekaliii aja nikmatin hidup gitu." Cerudik Lisa.

Hanbin yang mendengarnya tersenyum singkat, "Maksud kamu nikmati hidup itu gimana? Dengan hidup yang sekarang perasaan kakak bahagia aja nih. Jadi mau nikmatin gimana lagi?"

Lisa berdecak pasrah, memang begini Hanbin. Tak pernah ingin tahu bagaimana cara menikmati hidup yang sesungguhnya.

"Tau ah, males mau tidur lagi. Kak Hanbin mending pergi."

"Iya, iya. Tapi, nanti ikut kakak kondangan."

"Kemana lagi? Jauh gak? Perlu pake dress lagi ya? Atau senyum-senyum terus gitu? Atau eum... pake high-heels gitu? Ah males, gak mau." Ucap Lisa panjang atas ajakan kakaknya tersebut.

Laughter - LISKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang